Axel Prince Nicholas. Pangeran dari Negeri Vender ini semakin usia nya bertambah kelakuannya semakin seenaknya dengan sikap dingin yang menyertainya. Menjadi Pangeran yang selalu dimanjakan oleh Kenzo membuatnya bersikap begitu. Padahal ia masih berumur tiga belas tahun tapi kelakuannya sangat bisa membuat yang melihat bergidik. Berbeda dengan Masha yang sudah berubah. Itu karena bimbingan dari Nayna."Ecel! Kamu liat Tresa Kucing aku gak?" Masha Rodly Nicholas bertanya dengan menyandarkan tubuhnya di daun pintu kamar Axel.
"Tuh" Axel menunjuk ke sudut kamarnya. Mata Masha terbelalak. Astaga! Axel benar-benar gila!
"Tresa! Ecel gila! Kucing aku mati! Ini udah kucing ke dua puluh enam yang kamu bunuh! Kamu gak boleh gitu!" Axel menatap datar ke arah Masha.
"Ck. Jangan salahin gue. Kucing Acha yang kurang ajar masuk ke kamar gue" Mata Masha bulai berkaca-kaca.
"Huaaa! Ecel jahat! Acha gak suka. Kemarin teman Acha di jahatin sampai masuk rumah sakit. Serang kucing Acha dibunuh sampe isi perutnya keluar!" Masih ingat sama kekuatan Masha kan? Yaps Ia bisa mengendlikan cuaca. Seperti sekarang saat ia menangis di luar hujan deras disertai angin kencang.
"Ada apa ini?" Kenzo datang dengan wajah lelah. Bagaimana tidak? Ia baru saja pulang dari Istana Vender. Niatnya ingin bermesraan dengan Istri malah terganggu karena suara tangisan si sulung.
"Ecel bunuh Tresa Pippoy... Hiks!" Kenzo menghela nafas lelah. Ia menatap bangkai kucing itu sebentar. Lalu melapalkan mantra untuk menghilangkan bangkai kucing itu dari kamar sang putra.
"Axel! Kenapa kamu bunuh kucing Masha?"
"Pippoy Kucing itu yang ganggu Axel. Kan kata Pippoy pengganggu harus dilenyapkan?"
"Tapi ini sudah keterlaluan. Sudah banyak kucing yang kamu bunuh belum lagi yang lain. Teman Masha masuk UGD, Ikan di kolam kamu racun semua, Bahkan Novel kesayangan Mimmoy kamu bakar. Apa ada alasan dari semua hal yang kamu lakukan?"
"Ada. Kucing itu memasuki kamar aku. Ikan di kolam itu tidak menuruti titah aku untuk datang saat aku memanggil. Lalu... Teman Acha? Dia pantas untuk masuk UGD untung tidak langsung ke liang lahat. Dia sudah memiliki perasaan kepada Masha. Itu gak boleh. Kata Mimmoy anak kecil gak boleh pacaran. Novel Mimmoy? Ya... Axel sangat ingat Novel itu udah bikin Axel dicuekin Sama Mimmoy. Jadi dibakar lebih baik" Kenzo berdecak. Ini anak dapat sifat siapa sih? Kok jago sekali menjawab.
"Hiks... Liat Pippoy Ecel udah gak waras!" Masha dengan wajah bertekuk menunjuk Axel dengan kesal.
"Huss... Kok sama adik ngomongnya gitu? Masha tolong maafkan Axel. Pippoy akan berikan kucing baru untukmu tapi kamu harus memastikan ia tidak memasuki wilayah Axel seperti kucing yang lain"
Masha mengusap air matanya. Hujan pun ikut berhenti. Masha menatap Kenzo dengan senyum nya.
"Tapi Acha gak mau kucing lagi Pippoy"
"Lalu apa yang kamu mau?"
"Aku mau Kuda Putih dengan rambut panjang. Milik ku sendiri! Apa boleh?"Kenzo mengangguk sembari tersenyum hangat.
"Tentu. Akan Pippoy berikan besok. Kamu ingin yang warna apa?" Tanya Kenzo. Masha yang begitu senang bergelayut di lengan Kenzo.
"Aku ingin yang warna putih. Hm.. Tapi apa boleh di pelihara di samping rumah ini?" Kenzo berfikir sebentar.
"Di istana saja ya? Kasihan Mimmoy harus membersihkan halaman karena kuda putihmu" Masha mengangguk. Lalu ia melepaskan Pippoy-nya dan melirik tajam ke arah Axel.
"Awas saja kalo sampai Ecel bunuh kuda Acha!" Axel hanya menatap Masha datar. Tidak ada ekspresi sedikitpun.
"PIPPOY!" Suara cempereng anak usia sepuluh tahun terdengar keras membuat Kenzo terkejut. Huh. Satu lagi. Kenzo menghela nafas lagi.
"Ada apa sayang?" Anak perempuan kecil itu memajukan bibirnya.
"Kerayon Langi patah semua" Kenzo menyerngit.
"Kok bisa?" Anak kecil yang bernama Pelangi itu menunjuk ke arah Axel.
"Bang Xela yang patahin" Xela yang dimaksud Pelangi adalah Axel.
"Jangan nuduh sembarangan!" Protes Axel.
"Olivia yang bilang"
"Olivia burung hantu kamu dek?" Pelangi mengangguk. Oh hampir lupa. Jadi kalo Masha kekuatannya mengendalikan cuaca dan Axel melihat masa depan. Maka Pelangi juga memiliki kekuatan yaitu bisa mengerti bahasa hewan.
"Ck. Burung sialan!" Umpat Axel.
"Axel!" Seru Kenzo.
"Maaf Pippoy"Axel menunduk.
"Kali ini apa alasan mu?"
"Pelangi mewarnai tas sekolah ku Pippoy. Itu memang salah nya"
"Pelangi kenapa kamu mewarnai tas Abang kamu?" Pelangi menunduk ia takut dengan Kenzo yang marah. Padahal Kenzo tidak marah ia hanya meninggikan sedikit suaranya.
"M-maaf Pippoy... Langi hanya ingin menggambar"
"Anak-anak kenapa sayang?" Nayna datang dengan daster kesukaannya.
"Mimmoy" Pelangi langsung berhambur ke dalam pelukan Nayna.
"Pelangi mewarnai Tas Axel. Lalu Axel mematahkan kerayon milik Pelangi" Jelas Kenzo.
"Jadi, Pelangi karena itu? Sudah sayang besok kita beli yang baru yang lebih keren"
"Iya"
"Axel. Berhenti menbuat keributan. Pelangi dan Masha kembali ke kamar kalian. Dan Honey... Kita juga harus kembali ke kamar" Kenzo menutup keributan hari ini. Ia menyeret Nayna ke kamarnya.
*Happy Reading*
Udah siap untuk baca Sequel dari My Handse Monster?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Handsome Monster(End)
FantasiPart Masih Lengkap:) Jangan baca,Entar Nagih😂 Follow dulu author! "Aaaaaa!Mama!" Gadis berambut coklat itu berteriak histeris saat menyadari ada sepasang tangan kekar yang sedang memeluk tubuh kecilnya. "Stt. Jangan berisik" ~ "Lo siapa hah?! Kenap...