Sisir [Crossover]

129 2 0
                                    

Blanca X Sinbad

.

.

.

Pria bertubuh tegap dan tinggi serta berjas hitam ini sedang asik duduk dipinggiran taman, tangannya yang memegang sebuah novel perlahan menyentuh helai demi helai lembaran buku.

"Jadi... Ash menolak untuk ikut denganku bersantai ya... baiklah aku akan kembali kesana lagi." Pria itu bernama Blanca, tentu saja itu hanya nama samarannya hanya beberapa orang yang tahu nama aslinya, bahkan bisa dihitung dengan satu tangan.

¤¤¤¤¤

"Sin, kau mau kemana?" Tanya pemuda bersuraikan putih dengan memakai sorban kepala yang memiliki beberapa unsur elemen tumbuhan yang bisa dikatakan hijau.

"Oh jafar, aku sedang ingin ke pinggir pulau untuk mengecek sesuatu saja kok." Sinbad yang dipanggil hanya menoleh dengan senyuman diwajahnya, rambut bersurai ungu sepinggangnya terbang dibawa angin melambai-lambai.

"Kau belum merapikan dirimu?" Jafar -pemuda itu- memandang setengah kesal melihat kelakuan rajanya yang tampak sangat santai dipagi hari, melupakan fakta bahwa banyak hal yang perlu diurus.

"Oh aku lupa, lagian sebaiknya kau saja yang membantuku untuk mengikat rambut ini, aku tidak suka orang lain menyentuhnya." Ucap Sinbad sambil memegangi beberapa helai surai ungunya.

"Baik baik, duduklah didepan cermin aku akan menyisirnya." Jafar yang paham segera memerintah Sinbad untuk duduk diam.

"Terimakasih Jafar." Sinbad tersenyum tipis.

"Tidak masalah." Ucap Jafar sekenanya saja karena mulai fokus menyisir.

¤¤¤¤¤

"..." Blanca terduduk ditanah dengan linglung, sebelumnya dia berada ditaxi untuk pergi ke bandara namun pandangannya gelap dan tahu-tahu dirinya berada ditempat asing.

"Sepertinya ini ditempat yang memiliki musim panas secara ekstrim ya... apa ini dimesir? Afrika? Atau madagaskar? Oh abaikan saja opsi terakhir." Blanca bergumam sendiri sambil membersihkan celananya yang terkena debu tanah.

Pandangannya melirik sekitarnya, sepertinya dia berada ditempat yang salah karena tiba-tiba saja orang yang berpakaian tampak seperti ksatria itu menodongkan bilah tombak padanya.

Tangan Blanca terangkat sejajar dengan dadanya tanda menyerah, setidaknya dia ingin tau berada dimana dirinya berada serta informasi apa yang bisa dia miliki atau barang kali teknik mereka juga dia pelajari -itupun kalau dia bisa-.

"A-anoo... maaf dimana ini?" Dengan wajah yang sedikit bersalah Blanca bertanya untuk memastikan mereka memakai bahasa apa.

¤¤¤¤¤

Di tengah kegiatan menyisir itu yang hampir selesai mereka dikejutkan oleh orang pria asing yang bertubuh tinggi dan besar lumayan diatas rata-rata orang sedang berada dihalaman istana.

"... apa kita memiliki tamu khusus?" Sinbad memakai sorban kepalanya.

"Tentu saja tidak bodoh." Jafar menyahuti dengan senyuman mengejek dan lalu pergi mengikuti Sinbad yang keluar terlebih dulu.

¤¤¤¤¤

"Siapa kau bisa masuk ke pulau ini dengan bebas?" Jafar yang tiba langsung menanyakan pertanyaan interogasi, sedangkan Sinbad hanya terdiam sejenak menilai situasinya.

"Ma... ma... Jafar sebaiknya kita berbicara didalam, dan semua penjaga kembali ke pos kalian." Sinbad menengahi dulu karena melihat orang didepannya ini sangat asing, apalagi pakaian itu terlihat aneh.

Blanca yang merasa terbebas dari suasana tercekik segera kembali tenang, dengan gaya terimakasihnya dia menekuk tangan kanan ke dadanya serta tangan kirinya berada dipunggungnya lalu menunduk sekali.

"Kepada tuan penguasa tempat ini, saya merasa berterimakasih terhadap anda telah memberi kehormatan kepada saya untuk berbicara dengan damai." Ucap Blanca dengan hormat.

"Perkenalkan saya Blanca, sebenarnya bisa dibilang saya tersesat bisa berada disini." Lanjutnya dengan menggaruk tengkuknya malu.

Mendengar itu Sinbad dan Jafar tidak bisa saling berpandang diri dengan terkejut, "Bagaimana bisa?" Gumam keduanya.

¤¤¤¤¤

Hm... ini sudah kesekian kalinya dia menceritakan dunia asalnya, justru dia terkejut bahwa disini ada semacam sihir dan bahkan jin serta wadah jin, bisa jadi dia mundur ke peradaban lampau?

Kini Blanca dan Sinbad saling menunjukkan rasa tertarik dan untuk terakhir kalinya mereka bisa melepaskan beban atas nama 'musuh' disekelilingnya.

Jafar? Dia hanya memandangi kedua pria itu dengan tatapan yang sulit dimengerti bagaikan, 'Oh ayolah itu hanya angan-angan kalian saja!' Sayangnya itu hanya bisa dikatakan oleh pemikirannya sendiri. Jafar tidak mengeluarkan suaranya dan hanya bisa tersenyum menanggapi.

¤¤¤¤¤

Blanca kini berada dikamar pribadi Sinbad, entah karena dorongan apa mereka bisa menjadi sangat dekat, bagaikan pepatah yang mengatakan, 'bahkan jika itu pertemuan mereka kesekian kalinya dan tetap membuat mereka asing, itu akan mengalahkan orang yang baru pertama kali mengenal namun terasa sudah saling lama kenal.'.

"Baru pertama kalinya aku melihat kamar seorang Raja dan rasanya sungguh menakjubkan melihatnya langsung." Blanca memandang takjub kamar itu dengan senyum sopan.

"Kau terlalu berlebihan Blanca, bahkan ini masih lebih sederhana dari pada ruang pribadi milik kekaisaran kou." Sinbad balas tersenyum, tangannya mengangkat sorban kepala dan menaruhnya dikotak khusus, jarinya perlahan melepas simpul ikatan rambutnya.

"Jika berkenan maukah kau menerima bantuanku untuk menyisir rambutmu, Sinbad?" Blanca memberi penawaran tetapi masih mempertahankan kesopanannya.

"Tentu saja jika kau tidak keberatan." Sinbad mengangguk setuju, Blanca segera mengambil sisir yang berada dimeja dan mulai helai demi helai secara perlahan.

"Kau memiliki rambut yang halus ya... aku tidak menyangkanya." Blanca masih fokus sambil sesekali terkekeh pelan dengan melirik Sinbad.

"Mungkin saja ini mewarisi gen ibuku." Sinbad membalas dengan kekehan pelan juga, kawannya ini sangat menarik.

"Baru kali ini aku melihat seorang pria yang memuji rambutku, aku merasa tersanjung Blanca." Sinbad tersenyum menatapi dari cermin mejanya.

"Aku juga, ini pertama kalinya tertarik dengan seseorang selain orang terdekatku, apalagi kita baru bertemu seminggu lalu bukan?" Blanca balas menatap dari arah cermin dan tersenyum simpul.

"Kau benar hahahaa..." Sinbad mengangguk sambil tertawa ringan.

.

.

.

Hm... bagiku ini sangat gagal- ga ada feellnya sama sekali--- /kuburin diri

Hah budu amat-
Mumpung masih belum lewat hari-

Jaa ne

Nov 18, 2020

[SHORT] Pair Ship Crack YaoiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang