Seulgi menatap irene yang tengah tertidur lelap di sampingnya. Ia melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 7 pagi dan dia masih berbaring di brankar menunggu hasil x-ray.
Seulgi mengambil ponselnya dan mengirimkan pesan kepada wendy.
Wendy Bahenol
Wen...
Y
Yaelah jutek amat, gue izin hari ini. Tolong bilangin ke bu sana
Kenapa lagi lo?
Mama sakit, gue dirumah sakit
Hah? Seriusan? Yaudah gue bolos aja deh
Gak ada ya! Pulang sekolah aja kesini
Yyyy, lu mau gue bawain apa? Celana dalem?
Sialan. Beliin rokok sama pringles, gue ganti uangnya
Ngokeyyy
Setelah bertukar pesan dengan wendy ia meletakkan ponselnya di meja dan melihat irene yang masih tertidur. Seulgi lekas mengambil selimut dan meletakkannya ke tubuh irene.
Seulgi menatap irene dan tersenyum "Beruntung banget ya ren orang yang bakalan dapetin lu"
Tak lama kemudian irene terbangun dari tidurnya dan menatap seulgi yang tengah menatapnya.
"Kamu udah bangun?" tanya irene setengah sadar
"Masih tidur bu"
Irene tertawa melihat kebodohannya. Ia beranjak dari kursi dan pergi membasuh mukanya. Setelah selesai ia duduk di sofa dan mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang.
'Hallo?'
'Iya bu ada apa?'
'Saya tidak masuk kantor hari ini, suruh haechan untuk handle kantor'
'Tapi bu.. hari ini ada rapat penting'
'Batalkan saja'
'Tapi bu...'
'Kamu bantah saya?'
'Tidak bu. Nanti saya bilangin ke pak haechan'
Irene menatap ponselnya kesal, seulgi yang melihatnya hanya tertawa.
"Ibu yakin nggak makan manusia?"
"Gila kamu? Nggak lah"
Seulgi hanya mengangguk menahan tawanya "Ibu kerja aja, saya nggak papa kok"
"Saya nggak kerja bukan karena kamu, saya bosan di kantor" alih irene
"Ibu kerja apa? Banyak banget kerjaan ibu. Mulai dari cafe, guru, kantor. Sesuka itu kerja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Eyes Tell | [END]
FanfictionTentang wanita tegar yang berkali-kali patah. [gxg] [SEULRENE] END✔️