29. Extra Chapter 2

5K 476 123
                                    

Seulgi menatap irene yang tengah mengupas jeruk untuknya, ia tersenyum dan segera tidur di paha irene sembari menatap langit yang cerah. Hari ini ia dan irene berada di halaman belakang rumah irene, seulgi sebenarnya ingin pergi ke tempat lain tetapi irene menolak karena kepalanya sangat sakit.

Tentu saja irene tidak mengatakan jika kepalanya sakit, ia mengatakan kepada seulgi jika ia tidak ingin pergi karena cuacanya sangat panas.

"Ren" panggil seulgi

"Apa?"

"Masa langitnya kalah cantik sama kamu" goda seulgi yang berhasil membuat pipi irene memerah

Irene mengambil satu jeruk dan memasukkannya ke dalam mulut seulgi "Aneh banget kamu hari ini"

"Gapapa, biar kamu senyum. Aku capek diomelin mulu sama kamu"

Irene menatap seulgi tajam "Salah kamu ya gi! Aku suruh belajar tapi kamu nongkrong sama temen kamu, mana ada si jisoo. Kenapa? Dia cantik banget ya sampai kamu rela pergi nongkrong daripada belajar?"

"Hah? Apaan sih, cantikan juga kamu"

"Mulut kamu doang, hati kamu nggak"

Seulgi tersenyum melihat wajah irene yang tengah kesal "Kalo aku suka sama dia ngapain aku milih kamu? Jangan aneh-aneh, aku kesini buat ngilangin stres bukan berantem"

"Yayaya" kesal irene

Seulgi kembali duduk dan mencium pipi irene sekilas "Kamu tau? Kamu makin cantik kalo gini"

"Yah~ bedak aku luntur" kesal irene

"Tapi kamu suka kan?" 

"Gak" jawab irene sembari menyembunyikan senyumnya

Irene menatap seulgi yang tersenyum lebar kepadanya, irene tertawa dan tersenyum simpul. Ia sadar ia tidak bisa selamanya di samping seulgi, bahkan belakangan ini ia sering sakit tetapi ia tidak pernah memberitahu seulgi.

Irene menyenderkan kepalanya di pundak seulgi dan menutup matanya.

"Gi..."

"Iya?"

"Kalo aku minta ke Tuhan buat sama kamu terus, aku egois nggak?" tanya irene yang membuat seulgi heran

"Nggak, aku ada disamping kamu tanpa kamu minta ren"

"Aku mau kamu cerita"

Seulgi menoleh "Cerita apa?"

"Apa aja, selagi aku masih ada disini" ucap irene sembari menahan tangisnya

"Apaan sih ren, kamu mau kemana emangnya?"

"....."

"Ren?" panggil seulgi

"Ke rumah"

"Hah? Ini kan dirumah kamu" 

"Bukan"

Seulgi menatap irene heran, sedari tadi irene terus mengatakan hal yang aneh.

"Gi"

"Iya sayang?" jawab seulgi yang membuat irene tersenyum malu

"Belajar masak sama aku yuk?" tanya irene

"Gak, susah. Kamu aja yang masak buat aku"

Irene berdiri dan menarik seulgi menuju dapur "Aku laper, bikinin aku makanan"

"Tante, aku nggak bisa masak"

Irene menoleh dan memukul bahu seulgi "Aku bukan tante-tante ya gi!"

Your Eyes Tell | [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang