19. You Deserve Better

3.1K 525 160
                                    

Semenjak irene berbicara seperti itu, tidak ada lagi telepon atau sekedar pesan singkat dari seulgi. Tidak ada sapaan atau bahkan sekedar mengunjungi irene di apartemennya.

Jika seulgi kira irene baik-baik saja, tentu saja seulgi salah besar. Irene ingin melawan ego nya tetapi jika ia seperti ini terus, seulgi tidak akan pernah belajar dari kesalahannya.

Irene pikir setelah ia berbicara seperti itu seulgi akan datang menemuinya lagi, tetapi tidak. Dia terlalu banyak berandai-andai sampai ia tidak sadar bahwa keadaannya selama tiga hari ini benar-benar berantakan.

Drttt...drttt

Irene segera mengambil ponselnya dan melihat di layar ponselnya jika wendy meneleponnya. Ia segera mengangkatnya dan mencoba menyembunyikan kesedihannya.

'Kenapa wen?'

'Ss-seulgi ren'

'Kenapa?'

'Gue share loc'

Titt......

Irene melihat lokasi yang dikirimkan wendy, jaraknya tidak jauh dari apartemennya. Ia melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 10 malam, irene sebenarnya tidak ingin pergi tetapi lagi-lagi ia mengkhawatirkan seulgi.

Irene mengambil kunci mobilnya dan sedikit merapikan rambutnya. Ia segera turun dan melajukan mobilnya menuju tempat yang wendy kirimkan.

Tak lama kemudian ia melihat kerumunan di tempat yang wendy kirimkan. Tanpa banyak berpikir, ia segera turun dan mencari keberadaan seulgi dan wendy.

Irene berlari setelah melihat seulgi sedang berkelahi. Orang-orang hanya melihat mereka sebagai tontonan, sedangkan wendy gemetar ketakutan.

Irene menarik tangan seulgi dan menatapnya tajam "Kamu apa-apaan sih gi!"

Seulgi terdiam, menatap irene yang tengah membentaknya. Tak menghiraukan ucapan irene, ia kembali melayangkan pukulan kepada laki-laki yang berada di hadapannya.

Irene menatap seulgi tidak percaya, seulgi bahkan tidak menghiraukan ucapannya. Ia bisa mencium aroma alkohol dan rokok di tubuh seulgi. Irene kembali menarik seulgi dan menatapnya.

"Gi berhenti!" kesal irene

Seulgi menoleh dan menatap irene tajam "Pergi dari sini. Kamu ngapain?"

"Berhenti" ucap irene sekali lagi

"Gak, wen lo yang manggil dia? Cepu banget sih lo!" bentak seulgi kepada wendy yang masih terdiam

"KAMU GILA GI? PULANG SEKARANG!" Teriak irene yang sudah kehabisan kesabarannya

"Nggak usah maksa aku, dia duluan yang bikin masalah"

"GI KAMU BISA NG-"

Plakk.....

"Lo bisa diam nggak?" tanya seulgi kepada irene

Suara tamparan terdengar jelas di telinga wendy. Wendy menutup mulutnya tidak percaya ketika melihat seulgi menampar irene. Ia kemudian menatap seulgi tajam.

"LO GILA?!" Kesal wendy

Seulgi tidak menghiraukan ucapan wendy, sekarang ia melihat irene yang tengah menangis di hadapannya.

"Segininya ya gi? HARUS BANGET KAMU NAMPAR AKU?!" Bentak irene

Seulgi terdiam, ia bisa melihat bekas merah di pipi irene. Seulgi tersadar akan kesalahannya, ia kemudian mengulurkan tangannya untuk mengusap pipi irene tetapi irene lekas menangkisnya.

"A-aku minta maaf ren, aku kebawa emosi" lirih seulgi

Irene tertawa melihat seulgi yang bahkan sekarang meminta maaf kepadanya.

"Papa aku bahkan nggak pernah nampar aku gi....."

Seulgi memperhatikan irene yang menangis di hadapannya. Ia merasa sangat bersalah setelah menampar irene. Seharusnya ia mengontrol emosinya, tetapi semuanya sudah terlambat.

"Sekarang terserah kamu gi" ucap irene

"Ren aku nggak mau kehilangan kamu"

"Aku udah nggak bisa. Aku minta maaf"

Irene lekas pergi meninggalkan seulgi yang masih mematung di tempat. Sementara itu wendy menarik seulgi untuk masuk ke dalam mobilnya.

Wendy menatap seulgi yang masih terdiam, ia kemudian tertawa melihat keadaan seulgi saat ini. Sudut bibirnya sobek, pipinya membiru dan aroma alkohol tercium jelas di tubuhnya.

"Dia pacar lo gi!" bentak wendy

Seulgi menoleh menatap wendy yang emosi kepadanya "Gue salah wen. Gue seharusnya nggak nampar dia. Kasihan dia wen, gue harus gimana"

"Lo tau nggak gi? Lo gila gi, lo gila! Gue malu temenan sama lo. Dia pacar lo gi dan semudah itu lo nampar dia? Hebat banget lo"

Seulgi menundukkan kepalanya dan menangis. Dipikirannya saat ini adalah bagaimana keadaan irene. Ia terus menyalahkan dirinya karena kebodohannya.

"Lo mikir nggak? Dia berjuang mati-matian buat mastiin perasaan dia ke lo. Dia mati-matian buang rasa egois dia cuma buat ngadepin lo yang kayak anak kecil! Dia nungguin lo walaupun dia nggak tau kapan lo bakal pulang ke dia! Dia nggak pergi sama orang lain cuma buat jaga hati lo! Hebatnya lo seenak itu perlakuin dia. Lo yakin lo manusia?" ucap wendy yang sudah tidak tahan dengan kelakuan seulgi

"Gue minta maaf wen" lirih seulgi

Wendy tertawa setelah mendengar seulgi yang lagi-lagi mengatakan kata maaf.

"Putusin dia. Irene berhak bahagia. Jangan cuma gara-gara masalah lo sama temen-temen lo, irene lo jadiin pelampiasan. Jangan egois, lo ga pantes buat dia" ucap wendy

....

Sudah 50 panggilan dan ratusan pesan yang seulgi kirimkan kepada irene tetapi hasilnya tetap sama, irene tidak menerima panggilannya dan menjawab pesannya.

Seulgi tahu irene menghindar dari dirinya, semenjak kejadian itu irene memblokir semua akunnya. Mulai dari instagram dan juga line.

Seulgi juga beberapa kali datang ke apartemen irene tetapi irene tidak membuka pintunya, kata sandi apartemennya juga berubah. Semua cara seulgi lakukan untuk bertemu dengan irene tetapi tetap saja ia tidak bisa bertemu dengan kekasihnya.

Seulgi ingin mengunjungi kantor irene tetapi ia tidak tahu dimana kantor irene. Ia ingin bertanya dengan bu lisa tetapi ia masih ragu.

Seulgi membanting boneka di sampingnya dan berteriak frustasi. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Ia tidak mau kehilangan irene, dia sangat mencintai irene. Seulgi sangat menyesal sudah menampar irene.

Ia mengambil ponsel dan ingin menghubungi wendy, tapi dia urungkan niatnya karena ia tahu wendy tidak akan menjawabnya. Semenjak kejadian itu wendy juga menghindari seulgi. Ketika lucas bertanya ada apa diantara dirinya dan wendy, seulgi tidak menjawabnya.

Drtt....

Tiba-tiba saja ponselnya berdering, ia segera membuka dan melihat jika irene mengirimkan pesan. Awalnya seulgi tersenyum lebar mengetahui jika irene membalas pesannya, tetapi setelah membacanya seulgi lagi-lagi hanya terdiam.




































































































'Aku dijodohin. Minggu depan tunangan. Jangan ganggu aku lagi'































































































Tuan-tuan dan nyonya-nyonya harap tenang.

Your Eyes Tell | [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang