21. Tempat pulang

3.1K 500 87
                                    

Wendy menatap seulgi yang sedari tadi memakan pizzanya dengan malas-malasan. Ia kemudian mengambil tissue dan melemparkannya kepada seulgi.

"Lo kalo nggak mau makan mendingan pizzanya buat gue, eneg banget liat lo makan kek gini" kesal wendy

Seulgi segera menghabiskan pizzanya dan meminum cola. Ia menghela nafasnya dan menatap ponselnya malas. Ia menunggu pesan dari irene sedari kemarin, tetapi irene tidak kunjung menghubunginya.

"Gini banget sih nasib lo gi" wendy tertawa melihat wajah seulgi

"Diem, lo nggak tau apa gue lagi frustasi"

"Dari kemaren lo ngapain aja giiii, baru sekarang sadar lo butuh irene? Mana nampar irene kek nampar boneka aja anjir, kesel banget gue" kesal wendy

"Yaelah gue emosi wen"

"Terserah lo" jawab wendy singkat

"Iya-iya maaf lain kali nggak lagi deh gue"

Wendy mengangguk dan menatap seulgi "Lo yakin nggak mau perjuangin dia? Lo mau diem aja begini sampai irene berojol? Sampai dia jadi emak-emak?"

"Gue bisa apa sih wen? Gue masih sma, belum bisa nyari uang. Gue mau yakinin dia gimana?"

"Gi, dia kaya. Irene cuma butuh lo, nggak butuh harta lo. Kalo dia egois, dia mungkin udah milih om hotman daripada lo. Lo mikir nggak sih?"

"Ha?" tanya seulgi binggung

"Kata lo dia punya panic attack kan? Lo bisa bikin dia diem aja itu udah luar biasa gi. Dia tau gi, lo tempat nyamannya dia. Dia nyaman sama lo meskipun sifat lo kayak gini. Gue yakin dia nggak bahagia sama tu cowok, lo mikir gak sih dia pura-pura senyum buat nutupin semuanya dari lo?"

Seulgi menghela nafasnya "Terus gue harus ngapain sekarang? Datang ke acara tunangan dia terus cosplay jadi orang gila dan berantakin acaranya?"

Wendy menatap sahabatnya tidak percaya, rasanya ia ingin menangis ketika berhadapan dengan seulgi.

"Gue udah nggak bisa berkata-kata lagi, semoga lo dapet anugerah dari Tuhan aja deh gi. Gue minta maaf sama lo kalo ada salah"

Seulgi tertawa mendengar ucapan wendy "Lo jadi mau beli jaket di atas?"

"Iya"

Seulgi mengangguk dan beranjak dari kursinya "Buruan"

"Bayar dulu woi"

"Gue lagi gak punya uang wen" ucap seulgi sembari tersenyum manis

"Uang lo buat beli rokok semua kan? Emang dasar gila"

Seulgi lagi-lagi hanya tersenyum, wendy segera menuju kasir dan membayarnya.

....

Irene menatap malas lelaki di sampingnya, sedari tadi ia terus mengajak bicara irene. Meskipun irene tidak menanggapinya lelaki itu tetap berbicara. Ya, orang itu adalah lelaki yang dijodohkan kepadanya.

Daviandra, seorang lelaki sukses yang berumur 30 tahun. Irene tidak pernah bertanya kenapa davian menerima perjodohan ini, ia sama sekali tidak berniat untuk berbicara terlalu banyak. Irene hanya menjawab ucapan davian seadanya.

Setelah pertemuannya dengan seulgi waktu itu, irene terus saja memikirkan seulgi. Ia tidak makan teratur dan tidur larut malam. Irene sebenarnya ingin menghubungi seulgi, tetapi ia tidak mau seulgi semakin memikirkannya. Irene berharap agar seulgi cepat menemukan orang yang lebih baik dari dirinya.

"Ren" panggil davian yang sedari tadi melihat irene diam

"Iya?"

"Mau beli dress yang mana buat acara nanti malam?"

Your Eyes Tell | [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang