Wendy menatap seulgi tak percaya setelah melihat sahabatnya tersebut datang ke sekolah jam 7.
"Lu kesambet apa sih gi dateng jam segini?"
"Udah gue bilang gue suka bu irene"
Wendy mendesis kesal mendengar pernyataan seulgi "Heh bego, ga ada urusannya ya dateng jam 7 sama bu irene"
"Ada, otak lu aja ngga nyampe"
"Lu tuh k-"
Tanpa mendengarkan ucapan wendy ia lekas berlari setelah melihat irene berjalan menuju koridor.
"Pagi bu" ucap seulgi
Irene menoleh dan mencoba mengingat siapa wanita yang tengah menyapanya.
"Em..seulgi?"
"Inget juga akhirnya, aku ga nyangka kalo ibu bakal jadi guru aku. Aku kira kita seumuran, soalnya ibu cantik hehe"
Irene kaget mendengar ucapan seulgi lantas terkekeh geli.
"Maaf ya bu waktu itu ga sopan dm ibu"
"Gapapa"
Merasa canggung, akhirnya seulgi memilih mengakhiri percakapannya dengan irene dan pergi. Sebelum pergi ia memberikan yogurt strawberry dan juga roti keju kepada irene.
"Dimakan bu, nggak saya racunin kok aman. Saya pamit ya bu, maaf mengganggu"
Irene mengangguk tersenyum dan segera menuju ruangannya.
Setelah pergi meninggalkan irene, seulgi lekas menghampiri wendy yang tengah duduk di taman.
"Nekat banget sih lu gi" cibir wendy
"Kali ini kayaknya ga bakal mudah deh wen"
"Lu udah tau tapi masih ngelakuin. Gi sadar gi dia tuh guru kita, lu aneh-aneh aja sih sialan"
"Gue harap dia selamanya ngajar di sini, biar gue semangat sekolah"
"Lu serius mau deketin dia? Gi dia bahkan guru sementara buat gantiin bu lisa yang kecelakaan. Gue rasa nggak sampai 1 minggu dia disini"
Ucapan wendy membuat seulgi tersadar bahwa irene adalah guru sementara yang bahkan tidak menutup kemungkinan jika hanya 5 atau 6 hari di sekolah ini.
"Tau ah pusing gue" Kesal seulgi
"Stres gue lama-lama temenan sama lu"
....
Bel sekolah berbunyi keras yang menandakan bahwa pelajaran telah selesai. Seulgi menatap ke arah jendela melihat hujan turun sangat lebat. Ia tak berniat langsung pulang, ia mengeluarkan earphonenya dan mendengarkan lagu.
10 menit berlalu dan seulgi belum beranjak dari tempat duduknya, dilihatnya lagi hujan masih sangat deras. Karena merasa sudah sangat bosan, ia lekas mengambil tasnya dan pulang. Seulgi turun ke bawah dan menghidupkan mobilnya.
Ketika keluar dari gerbang, ia melihat irene tengah terdiam di pinggir jalan sembari mengamati hujan. Seulgi tersenyum senang dan meminggirkan mobilnya. Ia kemudian menurunkan kaca mobilnya.
"Ibu ga mau pulang bareng saya?" tanya seulgi
Irene sedikit menunduk dan melihat seulgi yang tengah tersenyum kepadanya. Irene menggelengkan kepalanya "Ibu tunggu taxi aja"
"Tapi sekarang udah jam 5 bu dan lagi hujan, ibu yakin?"
"Gapapa?" tanya irene kepada seulgi yang langsung ditanggapi dengan anggukan.
Seulgi membuka pintu dan menyuruh irene untuk segera masuk. Setelah memastikan irene masuk, ia lekas melajukan mobilnya.
"Saya kira ibu ga bakal mau" Ucap seulgi seraya menyodorkan tissue kepada irene
"Lengan ibu basah, di lap aja dulu"
Irene mengambil tissue yang seulgi berikan "Makasih"
Seulgi mengangguk sembari tersenyum, selama perjalanan sesekali seulgi melihat irene dari kaca spionnya.
"Kemarin ibu kerja di cafe sekarang kok bisa jadi guru?" tanya seulgi membuka suara
"Iseng aja, saya mau cari pengalaman"
Seulgi mengangguk mengerti dan kembali terdiam, ia meminggirkan mobilnya di salah satu cafe di pinggir jalan.
"Sebentar ya bu"
Irene hanya menanggapinya dengan anggukan tanpa bertanya seulgi mau kemana. Tak lama kemudian seulgi kembali dengan 2 hot chocolate di tangannya.
"Minum bu. Dari tadi saya liatin ibu kayaknya kedinginan" seulgi menyodorkan hot chocolate kepada irene
"Makasih, maaf ngerepotin kamu"
"Hehe nggak kok bu, kalo mau pakai hoodie saya ada di belakang bu"
Irene menggeleng pelan "Nggak usah gi, makasih"
Seulgi tersenyum dan kembali mengendarai mobilnya.
Duarr
Suara petir terdengar keras di luar sana membuat seulgi sedikit terkejut. Ia kemudian melihat irene yang pucat di sampingnya.
"Bu... ibu gapapa?" tanya seulgi khawatir
"Emm...nggak kok gi ibu gapapa"
Selama perjalanan irene terlihat gelisah, seulgi bahkan bisa merasakannya. Ia lekas menghidupkan lagu di mobilnya dengan volume yang sedikit besar.
"Saya hidupin ya bu? Kayaknya ibu takut petir"
Irene tak menanggapi ucapan seulgi, ia sekuat mungkin menahan dirinya untuk tidak terlihat memalukan di depan muridnya.
Seulgi meminggirkan mobilnya, bisa terlihat apartemen mewah yang berada dihadapannya yang tidak lain adalah tempat tinggal irene. Ia menoleh ke arah irene yang tengah menutup matanya.
Tanpa banyak tanya, ia mengambil payung dan turun dari mobil. Ia membuka pintu mobil yang memperlihatkan irene yang tengah ketakutan.
"Bu udah sampai, petirnya ga ada lagi"
Irene lekas tersadar dan menatap seulgi dengan tatapan yang sulit di artikan. Ia lekas mengambil barangnya dan turun dari mobil. Seulgi mengantarkan irene hingga di depan apartemennya.
"Makasih ya gi, maaf ngerepotin"
"Udah, gapapa bu"
Mereka kembali diam dan kalut dengan pemikirannya masing-masing.
"Saya pulang ya bu"
Irene mengangguk sembari tersenyum yang dibalas senyuman lebar oleh seulgi.
"Oh iya, udah saya bilangin tadi sama petirnya. Jangan ganggu ibu, kata dia iya. Dia ga bakal ganggu cewe cantik katanya "
Makasih udah baca.
Yellow u:*
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Eyes Tell | [END]
FanfictionTentang wanita tegar yang berkali-kali patah. [gxg] [SEULRENE] END✔️