11. Liburan

3.5K 559 51
                                    

Semenjak kejadian tersebut, irene dan seulgi tak banyak berbicara. Irene berbicara jika seperlunya dan sisanya seulgi hanya menjawab pertanyaan dari irene.

Seulgi telah berkemas untuk pulang ke rumahnya hari ini. Ibu seulgi sudah berada di rumah dan seulgi tidak mungkin dirumah irene lebih lama lagi karena itu akan sangat merepotkan irene. Meskipun seulgi nyaman disini tetapi seulgi juga tahu diri. Ia tak mau menjadi beban irene.

Punggungnya juga sudah lumayan membaik, ia bahkan tidak menggunakan gips lagi untuk menopang punggungnya. Seulgi juga sudah bisa duduk dengan baik, hanya saja butuh beberapa hari lagi untuk beristirahat.

Seulgi menatap irene canggung dan tersenyum "Aku pulang ya ren"

"Iya, maaf nggak bisa temenin kamu"

"It's okay. Lagian kerjaan kamu juga banyak" jawab seulgi canggung

Sedari tadi irene memperhatikan seulgi. Seulgi terus saja menunduk tak berani menatapnya. Irene merasa bersalah terhadap apa yang sudah ia katakan kepada seulgi.

"Ya udah. Aku pulang sekarang ya ren, makasih banyak udah ngurusin aku. Aku pasti nggak bisa balas semua kebaikan kamu, tapi kalo kamu ada masalah aku janji bakal di samping kamu"

Irene mengangguk dan tersenyum "Aku ikhlas gi"

"Jaga diri kamu baik-baik ya. Maaf bikin kamu berpikir ratusan kali tentang perkataanku. Aku seharusnya dewasa, tapi kali ini sulit ren. Maaf ya" ucap seulgi tersenyum simpul

Irene tak menjawab perkataan seulgi, ia hanya melihat seulgi yang perlahan pergi dari apartemennya. Setelah seulgi pergi ia hanya duduk di sofa dan bertengkar dengan pikirannya.

Tanpa di sadari, kehadiran seulgi membuat perubahan besar di dalam hidupnya. Irene sebelumnya tidak banyak bicara dan tertawa, tetapi itu tidak berlaku ketika ia bersama dengan seulgi. 

Seulgi selalu saja melakukan hal random yang bisa membuat irene tertawa. Meskipun terkadang irene hanya menanggapi ucapan seulgi dengan singkat tapi sejujurnya ia ingin berbicara banyak dengan seulgi. Tapi entah mengapa irene lagi-lagi hanya bisa memendamnya.

Hati dan pikiran irene terus saja tidak sinkron. Ia benar-benar tidak ingin melepaskan seulgi tapi ia juga tidak ingin membebaskan seulgi masuk ke dalam hidupnya.

"Sial. Bisa-bisa aku gila" umpat irene kesal

Tak mau kalut dengan pikirannya ia lekas menuju kamar yang ditempati seulgi untuk mengambil humidifier. Ia membuka pintu dan melihat hoodie seulgi di atas kasur beserta beberapa tulisan di atas kertas.

'Buat kamu. Siapa tau bakal kangen. Hehe'

Irene tersenyum, ia mengambil hoodie seulgi dan menyimpannya di kamarnya. Jika seulgi pikir hoodienya pasti akan irene simpan di lemari, seulgi salah. Irene mengantungnya di dinding dan lagi-lagi tersenyum.

 Irene mengantungnya di dinding dan lagi-lagi tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Your Eyes Tell | [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang