21. Menikah

1K 51 13
                                    



    Pernikahan seperti apakah yang sering kalian bayangkan ? Yang megah dan mewah ? Atau yang sederhana tapi mengena ? Entah apapun itu yang kalian impikan, tentunya yang terpenting adalah pasangan kalian. Benarkan ? Mau bagaimanapun acaranya, akan lebih berarti jika pasangan kalian adalah orang yang kalian cintai dan tentunya mencintai kalian juga. Tapi bagaimana jadinya jika pasangan kalian adalah orang yang sama sekali tidak kalian duga ??

   Yang jelas semua rasa itu hanya Humaira' yang bisa menjawabnya. Karena saat ini, ia tiba-tiba sudah di rias sedemikian rupa untuk acara ijab qobul. Iya benar. Hari ini adalah hari pernikahan Humaira' dan Gus galaknya, Gus Farhan. Satu bulan yang lalu, Gus Farhan telah melaksanakan syarat yang diajukan oleh Humaira' dengan sangat baik. Tentunya Humaira' tahu, karena ia langsung dikabari oleh beliau para gurunya seusai syaratnya sukses.

   Humaira' sama sekali tidak dapat menjelaskan bagaimana perasaannya saat ini. Dia jelas bahagia, ini hari pernikahannya. Tapi ia juga merasa aneh, aneh karena antara dirinya dan Gus Farhan sama sekali tidak pernah ada filing. Ia juga masih penasaran, apa yang menyebabkan Gus Farhan bisa nekat melamarnya. Hingga kini ia masih tidak percaya. Seolah semuanya hanya mimpi. Masyaallah.

   Dari seminggu yang lalu saja Humaira' sudah mulai tidak tenang, apalagi sekarang pas hari H nya. Ia berulang kali menghembuskan nafasnya gugup. Terus beristighfar untuk menenangkan hati.

   Acara pernikahan dilangsungkan dengan sederhana. Bahkan pade-pade dan kursi pelaminan yang biasa di pasang di panggung, dipasang di dalam rumah. Humaira' memang tidak menginginkan acara yang ramai apalagi sampai di tonton orang, ia kurang percaya diri untuk melakukan itu. Jadi atas permintaannya, acara di gelar di dalam rumah dengan dihadiri oleh keluarga besar saja. Karena nantinya di rumah calon suaminya juga akan digelar acara juga.

   Dari dalam kamarnya, Humaira' mendengar orang diluar berkata bahwa sang mempelai pria telah tiba. Ia jadi makin deg-degan.

   Humaira' mendengar suara pembawa acara yang menandakan akan dimulainya acara ijab qabul. Dalam hati ia berdoa untuk kelancaran proses ijab qabul hari ini. Bibirnya terus membaca surah apapun yang melintas di benaknya. Dari mulai Ar Rahman hingga Al Hadid ia baca. Pokoknya apapun untuk mengurangi rasa gugupnya.

   Humaira' sendiri sudah selesai dirias dan sudah cantik dengan balutan kebaya pengantin putih panjang. Dengan jilbab yang dihias sedemikian apik hingga menutupi dadanya. Humaira' terlihat anggun semampai.

   Diluar suasana terlihat sangat khusyuk. Para pengiring pengantin menyaksikan dengan antusias. Para orang tua menanti harap-harap cemas. Dan saat itulah terdengar suara lantang Gus Farhan menjawab ijab qabul.

   "Qabiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkur wa radhiitu bihi, wallahu waliyu taufiq."

   Setelah itu semua orang serentak berseru "SAAAH".

   Humaira' tidak bisa membendung rasa harunya. Hari ini, baru saja, dirinya telah sah menjadi seorang istri. 'alhamdulillah ya Allah',, Humaira' mengucapkannya berkali-kali saking bahagianya. Teman-temannya yang menemani dirinya di kamar pengantin memeluknya memberi selamat, ikut terharu.

   Beberapa saat kemudian sang ibu menjemputnya di kamar pengantin, mengatakan dirinya sudah bisa keluar menemui suaminya.

   Saat mendengar kata 'suami' dia jadi tersipu sendiri. Ia merasa bangga sudah menjadi seorang istri.

   Humaira' keluar di tuntun oleh ibunya untuk dipertemukan dengan suaminya. Humaira' masihlah seorang gadis yang tidak pernah menyentuh seorang pria selain keluarganya, jadi ia agak gugup. Saking gugupnya ia sampai meremas tangan ibunya. Untung saja ibunya maklum, walau sempat mengernyit kesakitan.

   Saat mempelai wanita keluar, suasana jadi hening. Banyak orang terpana oleh Humaira'. Tidak terkecuali sang suami barunya. Gus Farhan bahkan langsung berdiri dari duduknya, mendatangi sang istri.

   Ibu Humaira' berkata kepada putrinya. "Salim sama bojomu nduk, biar didoa ni."

   Humaira' manut saja. Setelah dirinya sampai di hadapan suaminya, ia langsung meraih tangan kanannya dan menunduk menciumnya. Gus Farhan juga refleks meletakkan telapak tangan kirinya di atas ubun-ubun kepala istrinya dan mulai membaca doa. Yang diamini oleh Humaira'.

   “Allahumma inni as’aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa ‘alaih. Wa a’udzubika min syarrihaa wa syarrimaa jabaltaha ‘alaih.

   Seusai doa saat Humaira' mengangkat kepalanya Gus Farhan sedikit menunduk dan mencium keningnya. Humaira' memejamkan matanya, meresapi gelenyar aneh di hatinya. Tapi ia menyukai perasaan aneh ini. Setelahnya mereka sama-sama tersenyum malu-malu. So sweet.

   Para hadirin ikut tersenyum, dan bahkan ada yang menggoda pasangan pengantin baru ini.

   Gus Farhan menuntun sang istri untuk ikut duduk bersama dengannya menyelesaikan prosedur pernikahan mereka.

  
   Yang lebih heboh lagi, saat sesi foto-foto dimulai. Humaira' sampai hampir tidak mau difoto saking malunya. Tahu sendiri kan, bagaimana pose pasangan pengantin, mesra sekali. Tangan Humaira' sampai gemetaran saat ia harus merangkul pundak Gus Farhan, membuat sang suami diam-diam tersenyum. Tapi untungnya semua berjalan lancar hingga sesi terakhir foto bersama. Alhamdulillah.


   _

  
   Setelah seluruh pemotretan diluar usai, kini dilanjutkan dengan foto-foto di kamar pengantin. Yang berlangsung lebih cepat dari yang tadi, karena tidak ditonton oleh orang lain.

   Selesai dengan foto, pengantin seharusnya keluar untuk menemui para tamu. Tapi Humaira' mengatakan pada orangtuanya, ia ingin berbicara dengan suaminya sebentar. Jadi kini di ruangan itu hanya ada pengantin baru kita.

   Mereka berdua duduk berhadapan di tepi tempat tidur. Walaupun sebenarnya Humaira' masih canggung.

   "Mau bicara apa dik ?" Gus Farhan memulai pembicaraan.

   "Dik ?" Humaira' merasa aneh dengan panggilan tersebut. Apa mungkin ia salah dengar ? Ia rasa tidak.

   Gus Farhan tersenyum, merasa lucu dengan sikap istrinya saat ini. "Iya,,, dik Mai. Mau bicara apa ?"

   Humaira' tertegun sejenak, terlihat ragu sebelum berkata. "Saya mau bertanya, apa yang membuat njenengan yakin ingin menikahi saya ? Apa karena njenengan takut jika suatu saat nanti saya mengganggu hubungan Ning Nayla ?"

   Raut wajah Gus Farhan jadi ikut serius. Ia dengan tegas menjawab. "Tidak."

   "Tidak ?? Lalu..." Belum sempat Humaira' merampungkan ucapannya, Gus Farhan sudah menyela.

   "Bukan karena mereka berdua dik. Tapi karena diriku sendiri."

   "Memangnya Gus sendiri kenapa ?"

   "Aku sudah jatuh cinta denganmu, sejak lama." Jawabannya sontak membuat Humaira' mendongak kaget. Ia menatap Gus Farhan tak percaya.

   "Kamu pasti tidak akan percaya begitu saja saat mendengarnya. Bahkan aku sendiri awalnya tidak percaya. Tapi saat pertemuan kita yang terakhir kali waktu itu, aku sadar. Perasaanku bukan hanya sekedar rasa kagum, tapi sudah lebih dari itu. Kau mungkin tidak tahu, tapi aku juga merasakan sakit saat melihat rasa sakit di matamu karena perkataan ku." Gus Farhan mengangkat tangan kanannya untuk memebelai wajah istrinya sayang. "Aku sudah jatuh cinta padamu dik. Sejak lama." Ia menyatukan kening mereka. Menyukai kedekatannya dengan istrinya.

   Meski awalnya Humaira' ragu, tapi tidak setelah ia menatap mata itu. Matanya memancarkan keyakinan mutlak. Dan ia percaya. Humaira' tersenyum, ia meraih tangan suaminya yang ada di wajahnya, ikut mengelusnya.

   "Terimakasih mas. Aku percaya, aku percaya padamu."

   Gus Farhan memeluk sang istri. Mengecupi puncak kepalanya penuh cinta. Merasakan kebahagiaan yang membuncah di dadanya. Pasangan baru itu sama-sama tersenyum.


_

   (Sebenarnya mau nunggu followers sampai 15, tapi kasian yang udah pada nungguin. Jadi aku Up aja biar kita sama-sama ikut bahagia😊. Jangan lupa bintangnya ya. Thanks.)

  
  

Humaira'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang