Lisa POV
"Kau pergi?."
"Ya." Aku menjawab, melirik Joy sekilas lalu melanjutkan mengemasi pakaianku di koper kecil.
Aku tidak memperhatikan bahwa dia memasuki kamarku karena aku sangat sibuk, aku terburu-buru karena aku tidak punya cukup waktu.
Dia duduk di tepi tempat tidur di dekat koperku.
"Perjalanan bisnis?." Dia bertanya lagi.
Aku hanya mengangguk.
"Dimana?."
"London." Aku menanggapi dengan jelas.
"Aku mengerti." Katanya sambil mengangguk.
Setelah memastikan bahwa aku membawa semua yang aku butuhkan, aku menutup koperku dan menoleh ke Joy.
"Kau ingin pergi denganku?." Itu adalah pertanyaan mendadak.
"Serius?." Matanya bersinar.
"Ya, kau belum ada kelas, kan. Ini hadiahku, untuk ulang tahunmu yang akan datang."
"Itu dua bulan dari sekarang."
"Hadiah muka ulang tahun kalau begitu. Apakah kau tidak menginginkannya?." Aku tersenyum miring.
"Tentu saja aku ingin. Kita sedang membicarakan London di sini." Joy dengan cepat menjawab, kegembiraan tertulis di wajahnya.
Senyumku melebar.
"Oke, kemasi barang-barangmu. Kita akan berangkat satu jam lagi."
"Baiklah. Aku akan cepat." Dia dengan cepat berdiri dan keluar dari kamarku.
.
.
.
.
Sudah dua belas jam tiga puluh menit penerbangan dari Korea Selatan ke London. cukup waktu bagiku untuk mengistirahatkan tubuhku yang lelah tetapi pikiranku mengatakan sebaliknya. Aku tidak bisa tidur. Aku memejamkan mata tetapi pikiranku tidak ingin berhenti berpetualang dari suatu tempat.
Aku membuka mataku dan sedikit melirik Joy. Dia tidur dengan nyenyak di kursinya di seberangku.
Aku menoleh ke jendela jet pribadiku. Ini tengah malam dan aku tidak bisa melihat apapun kecuali kegelapan. Tapi meski di luar kegelapan, pikiranku dengan jelas melihat wajah Jennie.
Aku sangat merindukannya sehingga itu terasa menyakitkan.
Apakah dia juga memikirkanku?
Sudah hampir lima tahun sejak terakhir aku melihatnya, dan saat itulah aku bertemu dengan kecelakaan yang hampir merenggut nyawaku.
Setelah kecelakaan fatal itu, aku tidak pernah mendapat kesempatan untuk kembali ke London lagi. Bukan karena aku tidak mau, tapi terutama karena aku rasa aku tidak tahan melihat Jennie lagi, bahagia bersama pria lain.
Dalam lima tahun terakhir, aku selalu bertanya pada diriku sendiri. Bagaimana jika aku tidak pergi dan menunjukkan diriku padanya hari itu ketika aku melihatnya tertawa bahagia dengan pria itu. Apakah dia akan merasa bersalah? Akankah dia meminta maaf kepadaku dan mengatakan kepadaku bahwa dia menyadari bahwa dia masih menginginkan seorang pria dalam hidupnya, bukan seorang istri? Akankah dia memohon padaku dan mengatakan untuk membebaskannya untuk pria itu dan untuk calon anaknya? Atau mungkin... Mungkin saja... Dia akan datang kepadaku dan mengatakan bahwa dia masih mencintaiku. Bahwa dia bersedia memaafkan dan melupakan dan memberikan kesempatan kedua bagi hubungan kami.
![](https://img.wattpad.com/cover/248249006-288-k906186.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Winning Back Mrs. Manoban [...]
Fiksi PenggemarBook 2 Marrying Lalisa Manoban. Original story by : Winning Back Mrs. De Castro by @Michigoxx And, jenlisa version : Winning Back Mrs. Manoban by @Hakuna1122