Chapter 5

6K 814 68
                                    

Jennie POV

Kami berada di dalam mobil dan aku duduk di kursi depan di samping Kai yang sedang mengemudi. Si kembar menempati kursi belakang meskipun Ella bersikeras agar aku duduk di samping mereka. Aku menolak karena aku tidak ingin Kai terlihat seperti supir kami. Ella setuju setelah berapa menit meyakinkannya, tapi setiap kali aku melihat dia di kaca spion, aku melihatnya memberikan tatapan tajam pada Kai. Aku hanya menggelengkan kepalaku, Ella juga bisa sedikit nakal dan mungkin hanya itulah sikap yang dia dapatkan dariku.

Sementara Ella sibuk menatap Kai, Louis dengan nyaman berbicara dengan Kai seolah-olah pria itu adalah ayahnya sendiri.

"So, baby, apakah kamu tahu kemana aku akan membawamu dan anak-anak?." Kai menoleh padaku, di wajahnya ada senyum lebar.

Aku menggelengkan kepala.

"Tidak. Aku tidak punya pemikiran."

Dia tersenyum lebar dan melirik ke jok belakang.

"Hei, bagaimana dengan kalian? Apakah kalian tahu kemana kita akan pergi?."

"Taman hiburan?." Louis menjawab dengan senang.

Kai menggelengkan kepalanya.

"Berusahalah lebih keras pria besar. Bagaimana denganmu Lovely, ada tebakan?."

"Hollywood." Katanya tanpa emosi. "Dan tolong jangan panggil aku begitu, kamu bukan ibuku." Ella berkata dengan dingin.

Kai menatapku.

Aku meminta maaf dan memintanya untuk mengerti seperti biasa, dia hanya mengangkat bahu.

"Ella, aku sudah mengatakan padamu Hollywood ada di AS. Dan kita bahkan tidak naik pesawat." Kataku pada Ella, suaraku agak tinggi karena dia tidak menghormati Kai.

"Itulah yang kuberitahukan padanya Mommy tapi dia tidak percaya padaku." Kata Louis.

"Karena kamu pembohong besar!." Ella berteriak pada Louis.

"Ella, jangan berteriak pada saudaramu." Aku berkata sambil menunjuk putriku, ada peringatan di suaraku.

"Tapi Mommy, Louis pembohong besar." Ella menjawab.

"Tidak, aku tidak!." Louis menanggapi dengan keras.

"Ya, benar! Kamu mengatakan Mommy akan menikah dan Kai akan menjadi Ayah kita. Dia tidak bisa menjadi Ayah kita karena Mama!."

"Cukup." Kataku dengan suara tegas.

"Mama Lisa adalah perempuan jadi dia tidak bisa menjadi Ayah! Dan Mama tidak mencintai kita tidak seperti Daddy Kai."

"Oke, sudah cukup."

"Tidak, kamu bohong! Mama sayang kita, Grandma mengatakan itu! Kamu pembohong!."

"Tidak, aku bukan!."

"Pembohong!."

"Aku bilang cukup!." Kataku keras-keras, aku terengah-engah karena amarahku yang meningkat. "Saat kita kembali ke rumah, kalian berdua akan menghadap tembok selama dua jam."

"Tapi Mommy--" Protes si kembar serempak.

"Dan aku tidak ingin mendengar penolakan." Kataku dengan marah. "Dan kamu Ella, kita akan membicarakan bahasamu nanti dan pastikan kamu memiliki penjelasan yang baik untuk itu." Mataku terbelah, mengacu pada kata-kata buruk Ella yang diucapkan kepada saudaranya. "Sekarang, aku ingin kalian berdua diam sampai kita sampai di tujuan. Apa kalian mengerti?." Tidak ada yang menjawabku, mereka hanya menundukkan kepala.

"Apakah aku membuat semuanya jelas?." Aku bertanya lagi, masih menggunakan suara otoritatifku.

"Ya, Mommy." Kata mereka serempak.

Winning Back Mrs. Manoban [...]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang