Jennie POV
Aku melanjutkan makan dan menunggu kapan saja Lisa akan muncul untuk makan bersama Ella.
Kenapa dia tidak kembali ke hotel saja?
Tadi malam ketika aku ingin bicara dengannya, dia mengusirku. Sekarang aku sedang tidak mood, dan dia muncul secara tiba-tiba. Well, terima kasih aku sudah tidak mengharapkannya lagi... Tidak, Ella adalah orang yang mengharapkan kehadirannya bukan aku.
Setelah beberapa saat Ella kembali bersama Lisa.
"Mama, duduklah. Ayo makan malam." Aku mendengar Ella berkata.
Dari makanan, mataku menatap mereka.
"Hai." Lisa menyapa, dengan ragu-ragu tersenyum padaku.
Aku baru saja akan mengatakan sesuatu ketika aku melihat dia gemetar. Aku mengerutkan kening dan teringat bahwa di luar sangat dingin.
"Duduk, aku akan membuatkanmu minuman hangat." Aku dengan cepat berdiri.
"Tidak, aku baik-baik saja." Katanya, mencoba menyembunyikan gemetarannya.
"Tidak, kamu tidak. Kamu gemetar. Ella, habiskan makananmu, aku akan kembali sebentar lagi." Aku memerintah Ella. Setelah itu aku segera pergi ke dapur di mana hanya celah kayu yang menjadi pemisahnya dari ruang makan.
Aku bisa mendengar Ella berbicara dengan Lisa ketika aku membuat kopi untuknya di dapur. Dari setiap pertanyaan Lisa selalu merespons meskipun suaranya gemetar.
Betapa bodohnya dia untuk tetap berada di mobilnya dalam cuaca seperti ini. Pikiranku berkata.
Setelah beberapa saat aku kembali dengan membawakan secangkir kopi.
"Ini kopimu. Minumlah untuk mengurangi menggigilmu." Kataku sambil menyerahkan cangkir itu padanya.
"Terima kasih." Gumamnya lalu mulai menyesap kopinya.
Aku kembali ke tempat dudukku dan melanjutkan makan. Aku nyaris tidak melirik Ella yang ada di depanku dan sedang makan sementara Lisa ada di sampingnya.
"Kamu masih membuat kopi terbaik. Kamu tahu? Aku merindukan ini."
Usahaku untuk tidak melihatnya berhenti ketika aku mendengar apa yang dikatakan Lisa. Aku ingat waktu itu aku belajar menyeduh kopi sesuai rasa yang di sukainya karena aku menikmati setiap kali aku melayaninya.
Aku rasa, ada hal-hal yang tidak mudah dilupakan. Hal-hal yang sering di lakukan dan sudah ada di seluruh sistemmu.
Aku hanya mendengarnya berbicara dan melanjutkan makanku.
Segera aku mendengar Ella dan Lisa berbicara dengan nyaman bahwa aku pikir mereka terlihat seperti sudah saling kenal sejak lama.
Aku tetap diam dan hanya mendengarkan percakapan mereka. Terkadang aku juga melirik Ella saat mendengar tawa nyaringnya. Dia terlihat sangat bahagia dan aku belum pernah melihatnya seperti itu sebelumnya. Kebahagiaan yang tidak terkendali yang sering mereka katakan sekarang aku melihatnya di wajah putriku.
Dan Lisa tampaknya juga sangat menyukai Ella. Cara dia memandangnya, cara dia berbicara kepadanya, cara dia menertawakannya, cara dia mengurusnya ketika Ella makan, semua yang dia lakukan menunjukkan kasih sayangnya yang kuat kepada Ella. Sekarang, aku bertanya-tanya apakah dia sudah memiliki petunjuk bahwa Ella adalah putrinya. Atau mungkin dia benar-benar tidak tahu apa-apa karena tidak ada sesuatu yang mirip dengannya. Tapi bagaimanapun, apakah dia tahu atau tidak tentang identitas asli Ella. Dan terlepas dari alasannya untuk tidak melawanku, aku senang dia memberiku cukup waktu. Setidaknya aku bisa memikirkan cara yang lebih baik tentang bagaimana menjelaskan semuanya tanpa menyakitinya dan membuatnya merasa dikhianati. Meskipun aku ragu, apakah ada metode dan kata-kata yang benar-benar tepat yang dapat membenarkan apa yang aku lakukan untuk menyembunyikan kebenaran darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Winning Back Mrs. Manoban [...]
FanfictionBook 2 Marrying Lalisa Manoban. Original story by : Winning Back Mrs. De Castro by @Michigoxx And, jenlisa version : Winning Back Mrs. Manoban by @Hakuna1122