Chapter 15

7.5K 827 122
                                    

Jennie POV

"Jadi, benar... Lisa datang ke sini." Kata Kai.

Itu lebih merupakan pernyataan daripada pertanyaan.

"Siapa yang memberitahumu?." Aku bertanya meskipun aku bisa menebak siapa yang memberitahunya.

"Louis. Dia memberitahuku Lisa mengunjunginya di rumah sakit dan bahkan mengantarmu pulang." Pernyataannya mengkonfirmasi untuk kecurigaanku. Louis sangat dekat dengan Kai sampai-sampai dia menceritakan segalanya padanya.

"Kai--"

"Aku tidak percaya! Aku juga bisa ke sana, jika kamu memberitahuku bahwa Louis dilarikan ke rumah sakit. Seharusnya aku yang ada di sana dan bukan dia!." Kai berkata dengan tegas.

"Kai biarkan aku mengingatkanmu bahwa Louis adalah anak Lisa. Dan dia berhak untuk bersamanya." Aku menjawab, berusaha sekuat tenaga untuk tetap tenang meskipun Kai tiba-tiba meledak.

"Benar, sialan! Bagaimana dengan hakku? Jennie, aku memperlakukan Louis seperti anakku sendiri. Dan tiba-tiba aku bukan apa-apa karena dia kembali?!" Kai berteriak padaku. Itu yang pertama dan sejujurnya aku tidak tahu bagaimana menanganinya sekarang.

"Kai, maukah kau merendahkan suaramu? Anak-anakku mungkin mendengarmu."

Kami saat ini berada di taman, di pinggir halaman teras. Aku menariknya ke sana karena aku ingin kami berbicara secara pribadi dan kami tidak dapat melakukannya di dalam rumah.

Tapi karena halamannya hanya beberapa langkah dari rumah dan jika seseorang memutuskan untuk berbicara lebih keras dari suara biasanya, itu pasti akan terdengar di dalam. Dan itulah yang aku hindari, terutama untuk si kembar. Aku tidak ingin mereka mendengar Kai dan aku berdebat dan kemungkinan besar bahwa Ella akan melaporkan perdebatan kami kepada Lisa.

"Fuck!." Kai mengumpat pelan.

"Kai, tolong coba mengerti."

"Mengerti apa? Bahwa kamu sekarang putus denganku karena istrimu yang terasingkan memutuskan untuk muncul?."

"Kai, ini hanya sementara. Kau tahu situasiku, statusku masih sangat menikah dengannya dan jika kita melanjutkan hubungan kita, dia bisa menggunakannya untuk melawanku. Aku tidak ingin memberinya alasan untuk mengambil anak-anakku. Kau tahu aku tidak bisa hidup tanpa mereka. Mereka hidupku." Ada sedikit ketakutan di suaraku.

Wajah Kai melembut dan dia dengan lembut menangkup wajahku.

"Baby, dia tidak bisa melakukan itu. Aku tidak akan membiarkannya. Aku di sini, aku akan melindungimu dan anak-anak."

"Tidak, Kai, kau tahu betapa kuatnya dia. Dia bisa menggerakkan langit dan bumi hanya dengan menjentikkan jarinya."

"Mungkin dia, tapi dia bisa di kalahkan. Setiap orang punya kelemahan, bahkan superman dan itulah yang akan aku temukan. Kemudian kita akan menggunakan itu untuk melawannya."

"Kai--"

"Ssstttt.." Dia cepat-cepat meletakkan ibu jarinya di bibirku. "Aku ingin kamu berhenti khawatir dan percayalah padaku. Aku berjanji akan mengurus semuanya."

Sebelum aku bisa mengatakan sepatah kata pun, bibirnya menangkap bibirku, memberiku ciuman mulut terbuka.

Kai agak agresif dan dia membuatku waspada. Aku terdiam sebentar, tidak bisa bergerak bahkan sedikitpun.

Berpikir bahwa ciumannya cukup baik, tapi aku tidak merasakan apa pun selain itu. Aku memejamkan mata dan mencoba membalas ciumannya. Aku ingin memastikan tentang perasaanku. Sejak kemarin, aku merasa seperti berada dalam bencana emosi.

Winning Back Mrs. Manoban [...]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang