Prologue

33K 1.5K 22
                                    

Yuda menggantung snelli miliknya saat pintu ruangannya terbuka lebar tanpa ketukan.

"Setelah banyak hal yang terjadi, apa sopan santunmu menghilang?" Yuda bertanya dengan nada ketus lalu berbalik untuk melihat Orion yang sudah berdiri di depan meja dengan wajah songong. "Ada apa?" sebelah alis Yuda terangkat.

Dia mulai merapikan meja. Jam di atas mejanya menunjukkan hampir pukul 18.00, yang artinya dia sudah sangat – sangat terlambat.

"Aku tidak ada waktu untuk meladenimu"

Yuda mulai melangkah keluar ruangan dengan Orion yang mengekor di belakangnya.

"Kau mau pergi kemana?" Orion bertanya sambil menyamakan langkah mereka.

"Itu bukan urusanmu."

"Benar apa yang dikatakan Bara dan Sega."

Langkah Yuda seketika berhenti. Dia berbalik menatap Orion dengan raut wajah penasaran sedangkan Orion yang suka sekali mengganggu Yuda kini cengengesan.

"Kau sibuk melakukan kencan buta, karena itulah emosimu meledak-ledak, bukan begitu?"

"Ini memuakkan untukku. Jadi – jangan membuat semuanya menjadi rumit dengan bergosip yang tidak-tidak." setelah mengatakan itu, Yuda kembali melangkah. Begitupun dengan Orion, lelaki itu tidak menyerah dan terus mengikuti Yuda sampai pelataran parkir rumah sakit.

"Paling tidak kau bisa jujur pada kami."

Tangan Yuda mencengkeram pintu mobil. Sebenarnya dia malas menanggapi omongan Orion, tapi jika tidak ditanggapi, si tengik ini akan terus mengejarnya.

"Aku sudah sangat terlambat untuk kencan buta. Kau puas?"

Wajah sumringah Orion membuat Yuda menghela napas. "Sangat puas!" seru Orion, dia mengambil alih pintu mobil, membukanya lebar dan mempersilahkan Yuda masuk. "Silahkan masuk!" Yuda memutar bola matanya kemudian masuk kedalam mobil. "Hati – hati di jalan, salam manis untuk calon kakak ipar..." tambah Orion saat menutup pintu.

"Dasar bocah tengik!" gerutu Yuda sambil menjalankan mobil menuju restoran tempat dimana dia bertemu dengan perempuan yang hendak dijodohkan Ayahnya.

***

Di sebuah restoran dengan menu Perancis terbaik, desain interior apik memadukan gaya modern industrial ditambah sentuhan kayu memberi atmosfer nyaman untuk menikmati makan malam mewah itu sepertinya tidak berlaku untuk seorang perempuan dengan rambut hitam ikal terurai sampai melewati bahu. Long dress berwarna peachnya terlihat elegan berpadu sempurna dengan warna kulitnya.

Berusaha mengenyahkan kebosanannya setelah menunggu hampir 1 jam, sekali lagi Valeria mengambil napas panjang, menghembuskannya perlahan dan lagi meneguk air putih. Entah ini sudah gelas ke berapa. Dalam hati Valeria mengutuk dirinya sendiri karena setuju melakukan ide konyol kakeknya.

"Ya Tuhan! Aku harus menunggu berapa lama lagi?" gerutunya.

"Maaf membuat Anda menunggu!"

Sebuah suara berat membuat bulu roma Valeria meremang. Kepalanya menoleh melihat seorang lelaki dengan kemeja abu-abu yang rapi, celana panjang kain yang tampak sempurna membalut kaki panjang lelaki itu. Saat lelaki itu duduk di hadapannya, Valeria merasa bisa bernapas kembali.

"Maaf membuat Anda menunggu. Ada sedikit kendala tadi."

Valeria tidak benar-benar mendengar penjelasan lelaki yang duduk di hadapannya ini karena otaknya sejak tadi berusaha mencerna hal lain yakni, siapa lelaki di hadapannya ini?

"Anda–?

"Yuda. Yuda Airlangga. Lelaki yang dijodohkan dengan Anda."

Mata Valeria mengerjap beberapa kali. Otaknya lambat bekerja apa karena dia terlalu banyak minum air dan menunggu selama 1 jam?

Seingat Valeria, kakeknya bilang dia akan dijodohkan dengan seorang duda berusia 33 tahun. Bayangan Valeria sudah ke mana – mana dan jelas, lelaki di hadapannya ini bertolak belakang dengan apa yang dia bayangkan.

Demi Tuhan! Lelaki di hadapannya ini tidak seperti seorang duda berusia 33 tahun!

"Nona Valeria?"

"Ya!" seru Valeria, dia mengambil napas panjang mengisi paru-parunya yang kosong. "Ah, maafkan saya... saya hanya—"

"Kita langsung saja pada intinya!" potong lelaki bernama Yuda itu. Wajahnya berubah datar, sorot matanya tajam dan nada bicaranya begitu tegas serta... dingin.

Apa AC di ruangan ini mendadak turun? Baru beberapa detik lalu Valeria merasa dirinya berkeringat bahkan wajahnya terasa begitu panas.

"Saya tidak menyukai hal-hal semacam ini. Menurut saya ini mengganggu waktu berharga saya. Jadi—saya sudah memutuskan untuk menerima perjodohan ini berlandaskan kenyamanan saya dan juga masa depan kedua bilah keluarga."

"Jadi—" lelaki itu menggantung ucapannya. Tubuhnya tiba-tiba condong ke arah Valeria. Sorot matanya tetap sama kemudian berbisik. "Kita menikah minggu depan!"

***

😵 Bukannya lanjut cerita Another Side dan jodoh online. Saya malah post cerita ini 😭 maafkan author-nim yang labil 😫 dikarenakan saya srek di cerita ini akhirnya dapat feel untuk menulis cerita ini. Maafkan author-nim ya 😞

Bagi kalian yang sudah membaca Suddenly Marriage pasti enggak asing dengan karakter Orion dan Yuda 😅 yups... Cerita ini series ke tiga dari series BOYS LOVE.  Series pertama saya pending ya? 😫 Karena feel masih di tata. Kerangkanya masih awut awutan. Dan tenang saja, kalian bisa baca secara terpisah kok 😔

Untuk selanjutkan saya akan berusaha komitmen menyelesaikan cerita 😞 mohon dukungan kalian ya 🙏

Tinggalkan komentar kalian dan tekan 🌟

Terima kasih banyak... Habis ini update bab 1 Business Marriage 🙏

Business Marriage #3 [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang