BM 17

10.1K 973 81
                                        

Langit cerah tanpa awan menghiasi sekolah. Valeria terdiam memandang dan memikirkan semua hal yang terjadi. Memikirkan bagaimana jadinya kehidupan pernikahannya sekarang setelah Yuda mengetahui kebenaran tentang Astrid.

"Bu Vale..." Panggilan tak asing itu membuat Valeria menoleh.

Ravi berdiri tidak jauh dari dirinya."Ya?"

"Saya belum sempat mengucapkan terima kasih karena selama dua hari Bu Vale izin dari sekolah..."

"Tidak perlu berterima kasih. Sekarang yang kamu lakukan cukup menjadi siswa yang baik, berhenti berkelahi dan membuat onar lagi, oke?"

Ravi tersenyum. Valeria menghela napas dan mendekat. "Kembalilah ke kelas. Sebentar lagi Ibu akan masuk..."

"Ya. Saya permisi..." Ravi segera berbalik melangkah pergi.

Tidak jauh dari sana. Raka mengamati dan tertegun dengan senyum manis Ravi yang ditujukan pada Valeria. Raka tidak pernah sekalipun melihat senyum Ravi. Dia tahu soal perkelahian Ravi tempo hari, dan Valeria sudah mengatakan bahwa masalah ini sudah diselesaikan secara kekeluargaan dan semuanya baik-baik saja.

"Bu Vale?"

Valeria menoleh. "Pak Raka..."

"Apa semua baik-baik saja? Saya dengar Bu Vale izin selama dua hari karena masalah keluarga..."

"Semua baik-baik saja." Senyum Valeria membuat Raka tertegun. "Pak Raka saya permisi mau masuk kelas. Mari..."

"Ya..."

Valeria berusaha meneguhkan hatinya. Dia akan fokus dan memberi waktu pada Yuda. Dia tidak boleh gegabah. Yuda perlu menata hatinya kembali.

***

Yuda berang. Dia meremas kertas konsultasi dari Dokter Magang bimbingannya. Matanya gelap, wajahnya benar-benar garang.

"Apa yang kalian lakukan selama di Rumah Sakit?! Kalian bermain dengan pasien? Bermain dengan nakes lainnya? Apa jangan-jangan kalian membolos?"

"Tidak dokter..."

"Lalu kenapa kalian memberikan laporan sampah seperti ini!" Nada tinggi Yuda membuat Bara, Orion dan Sega menoleh serentak ke arah Yuda. Dadanya naik turun. "Keluar! Kembali lagi saat kalian mendapat kasus!"

Orion memutar bola matanya saat bimbingan Yuda berhamburan kecuali gadis itu, masih tetap duduk di kursinya menunduk dalam.

"Apa yang terjadi dengannya? Dia bisa menghancurkan gedung ini dengan teriakannya..." gerutu Bara.

Yuda melempar kertas konsultasi yang memenuhi mejanya lalu bergerak keluar ruangan. Friska melirik dan perlahan beranjak mengikuti langkah Yuda. Orion terus memperhatikan, curiga dengan sikap Yuda. Dia harus tahu. Setelah Orion menyuruh Yuda pulang, keesokan harinya lelaki itu tidak muncul di rumah sakit. Bahkan Valeria menghubunginya, menanyakan apa dia tahu kemana Yuda pergi.

"Kau mau kemana?" Sega berkata tanpa mengalihkan pandangan dari lembar-lembar konsultasi saat Orion beranjak berdiri. "Duduk! Jangan buat masalah, Rio! Fokus pada bimbingan mu..."

Orion menahan diri. Dia kembali duduk dan berpikir untuk menyelesaikan bimbingannya dengan cepat.

***

Yuda menghentikan langkah saat menuju ruangannya. Di lorong yang sepi. Yuda berbalik mendapati Friska mengikutinya.

"Ada urusan apa?"

"Saya... Saya ingin berbicara dengan Dokter..."

"Sebegitu penting?"

Friska bungkam.

Business Marriage #3 [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang