Yuda menutup pintu kamar dengan perlahan bersamaan desiran angin berhembus menerpa, dia memandang arah balkon dimana pintu kaca itu terbuka lebar, kelambu putih melayang diterpa angin, Valeria berdiri memunggunginya. Yuda memilih mendekat, berdiri di belakang punggung perempuan itu—dengan kedua tangan bertumpu pada pagar pembatas balkon.
"Ada yang kau pikirkan?"
"Mama bilang istrimu meninggal karena kecelakaan."
"Itu—"
"Apa kemarin adalah hari peringatan kematiannya?" tanya Valeria lebih cepat, dia berbalik, mendongak menatap mata Yuda langsung. "Sebenarnya aku tidak terlalu memperdulikannya. Walau ini pernikahan bisnis, aku tetap istrimu..." Valeria menghela napas, dia bersedekap. "Kita juga sepakat untuk—"
Yuda membungkam bibir Valeria—tangannya menangkup kedua pipi perempuan itu.
"Kenapa?" Valeria bertanya tidak percaya dengan apa yang barusan di lakukan Yuda—setelah Yuda selesai menciumnya.
"Karena ada saatnya masa lalu dibawa sampai ke liang lahat." Jawab Yuda serak. "Aku ingin saling mengenal kita di saat ini, bukan kita di masa lalu. Kau harus mengenal Yuda yang sekarang, dan aku mengenal Valeria yang sekarang."
"Apa kenangan itu begitu menyakitkan untukmu?"
"Aku tidak akan mengulang apa yang terjadi di masa lalu. Cukup mengenal aku yang sekarang."Kerutan dalam terlihat di kening Valeria, Yuda bergerak mengusap kerutan itu pelan. "Jangan memikirkan hal lain. Hanya kita berdua, kita buat pernikahan ini berjalan dengan baik." Ibu jari Yuda mengusap pipi Valeria.
Gerakan kecil yang dilakukan Yuda membuat dada Valeria berdetak kencang, dia merasa kedua pipinya memanas.
"Jangan pikirkan ucapan Mama. Ini rumah tangga kita. Semua keputusan dan pilihan ada di tangan kita. Ingat itu.." selesai berbicara, Yuda kembali mencium Valeria.
Bibir Valeria kaku dibawah bibirnya dan Yuda semakin mendesak Valeria agar perempuan itu mau membalas ciumannya.
Yuda tidak menyangka, Mamanya akan menceritakan soal Astrid pada Valeria. Padahal dia ingin menceritakan sendiri perihal Astrid pada Valeria, tapi tidak sekarang.
Saat tubuh Valeria sudah meresponnya, Yuda menarik diri sejenak hanya untuk menggendong Valeria dan kembali mencium perempuan itu sembari membawa Valeria ke tempat tidur.
Fokus Yuda sekarang adalah menciptakan ikatan dengan Valeria, mengenal satu sama lain agar semuanya berjalan dengan lancar.
***
Pilihan Yuda tepat. Dia seharusnya memikirkan rencana ini sejak dulu. Pernikahannya dengan Valeria menguntungkan untuk dirinya dan perusahaan Libbo Group. Kerja sama tidak hanya fokus ada bidang kesehatan, keduanya sepakat melebarkan sayap dalam bidang industri serta proyek pembangunan resort di beberapa kota.
Di tengah fokus Yuda mengerjakan pekerjaannya, ketukan pintu membuatnya mendongak sekilas sambil berucap. "Masuk!"
"Para Dokter magang sudah berkumpul di auditorium rumah sakit di lantai tiga. Acara akan segera di mulai, Dokter." Perawat Marni memberi tahu pelan.
"Ya. Aku akan segera ke sana. Pergilah lebih dulu."
"Baik, Dok."
Yuda kembali fokus pada laporannya. Dia menggunakan ruang kerja di rumah sakit sebagai tempatnya mengendalikan dua tempat tersebut. Perusahaan dan rumah sakit. Ada kalanya, sekretarisnya harus ke rumah sakit untuk keperluan perusahaan.
Setelah menyelesaikan pekerjaannya. Yuda meraih snelli-nya dan menuju lantai tiga, di tengah perjalanan dia bertemu Bara dan Orion. Dengan Sega yang sedang mengambil cuti.

KAMU SEDANG MEMBACA
Business Marriage #3 [ TAMAT ]
RomanceKisah Yuda Airlangga, series ketiga dari "Boys Love" Dokter tampan spesialis bedah yang menjalani pernikahan bisnis demi kesejahteraan rumah sakit milik keluarganya. Yuda dijuluki DUREN, duda keren. Dia sudah menduda saat usianya 28 tahun. Pernikaha...