Burung-burung berkicau di halaman belakang. Pepohonan kecil sejajar membentuk pagar. Daunnya yang hijau lebat membuat pemandangan asri. Bunga-bunga taman sedang mekar dan memberikan tambah keindahan.
Di dalam rumah yang baru dua hari tinggali itu, Valeria mulai sibuk menjalani perannya sebagai seorang istri. Memasak, menyiapkan pakaian kerja Yuda. Dia meletakkan hidangan sarapan terakhir di meja. Tanpa melepas celemek. Valeria menaiki tangga menuju kamar namun tidak menemukan Yuda disana, jadi dia melangkah menuju ruang kerja lelaki itu.
Saat hendak mengetuk pintu, Valeria bisa mendengar Yuda berbicara dengan seseorang di telepon.
"Apa semua sudah beres? Ya. Benar. Baguslah. Aku akan membereskan sisanya. Oke. Terima kasih banyak. Jangan! Jangan sampai Valeria tahu, oke?"
Raut Valeria berubah seketika. Dia menunduk dan berpikir. Yuda menyembunyikan sesuatu darinya lagi? Apa hubungan mereka akan kembali renggang? Padahal baru dua hari lalu mereka berbaikan. Valeria terus berkutik dengan pikirannya sendiri tanpa menyadari bahwa Yuda sudah dihadapannya.
"Sayang? Kamu kok di sini? Bukannya tadi dibawah, ya?" Yuda gugup.
Wajahnya menunjukkan bahwa lelaki itu menyembunyikan sesuatu darinya. Yuda mendekat. Meraih kedua lengan Valeria, memutar tubuh perempuan itu lalu mendorongnya menjauh dari ruang kerja.
"Kamu nyembunyiin sesuatu dari aku?"
Pertanyaan Valeria sukses membuat Yuda berhenti melangkah. Valeria berbalik memicing curiga. Sudut bibir kanan dan kiri Yuda tertarik kaku.
Insting perempuan kenapa begitu tajam?
"Tidak.." Yuda menjauh. Tangannya membentuk 'V' sambil cengar-cengir. "Kamu masak apa?" Buru-buru Yuda merangkul Valeria, membimbingnya turun menuju ruang makan. Valeria cemberut, membuat Yuda bingung.
Ini kejutan. Bukan perselingkuhaan...batin Yuda.
"Jangan cemberut gitu..."
Dengan jahil Yuda mencolek pipi Valeria, bukannya berhenti cemberut. Bibir Valeria tambah manyun. Membuat Yuda tersenyum dan memajukan bibirnya hendak mencium namun Valeria menepisnya dengan meletakkan tangannya pada bibir Yuda, mendorong lelaki itu menjauh.
"Mau cium? Udah lama enggak cium..." bisik Yuda.
"Enggak. Engga ada cium..." setelah itu Valeria berbalik sambil melepas celemek dan duduk di kursi makan.
Sedangkan Yuda, lelaki itu tertegun. Dia ingat, setelah malam pertengkaran mereka di apartemen sampai sekarang Valeria belum mengizinkannya menyentuh perempuan itu. Dia hanya bisa menghela napas lalu ikut duduk sarapan.
Mereka sarapan dalam diam. Sesekali Yuda melirik Valeria, berharap Valeria mau membuka pembicaraan. Apa jangan-jangan Valeria mendengar percakapannya tadi? Tidak! Dia harus melakukan sesuatu.
Pelan Yuda meletakkan alat makannya. Dia menimbang-nimbang lalu membuka suara. "Sayang... Hari ini aku ada rapat virtual, jadi aku berangkat lebih dulu..." Sudah beranjak dari kursi menuju Valeria. Yuda mencium sayang puncak kepala Valeria. "Nanti sore aku jemput, oke?"
"Ya..."
Yuda hanya bisa mengatupkan bibirnya rapat-rapat lalu beranjak pergi.
***
Masih duduk di kursinya. Valeria menerawang kearah pintu rumah. Dia memikirkan kemungkinan apa yang di sembunyikan Yuda darinya. Kalimat Yuda malam kala itu terngiang dalam benaknya.
"Aku janji. Berjanji tidak akan menyembunyikan masalah apapun darimu. Pekerjaan dan semuanya..."
"Mas tidak perlu melakukan itu. Kesannya aku tidak percaya pada Mas Yuda..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Business Marriage #3 [ TAMAT ]
RomanceKisah Yuda Airlangga, series ketiga dari "Boys Love" Dokter tampan spesialis bedah yang menjalani pernikahan bisnis demi kesejahteraan rumah sakit milik keluarganya. Yuda dijuluki DUREN, duda keren. Dia sudah menduda saat usianya 28 tahun. Pernikaha...