BM 11

10.3K 1K 34
                                        

Tekan 🌟 sebelum membaca 😁
***

Orion masuk ke ruang istirahat dokter, tempat biasa mereka berkumpul. Di sana hanya ada Sega yang sejak tadi tampak frustasi.

"Dimana Yuda?"

"Dia ada di IGD. Valeria ada di sana..."

Orion terdiam. Dia hendak ke IGD tadi, tapi saat berpapasan dengan Friska yang melangkah terburu-buru, Orion jadi curiga karenanya dia mengikuti Friska dan akhirnya mendapatkan informasi menarik tentang gadis itu. "Kenapa wajahmu menyebalkan seperti itu?"

"Bukan urusanmu!" Sega malah memberi tanggapan menyebalkan. Orion mecedak lalu pergi menuju IGD. Kenapa Sega setelah cuti sikapnya menyebalkan seperti itu? Sialan! Ada apa dengan kehidupan para sahabatnya?

Sesampainya di sana, Orion tidak menemukan Yuda. Dia mendekati salah satu Dokter Jaga mencari Yuda dan ternyata lelaki itu sudah pergi. Mungkin bukan saatnya dia memberitahu mengenai Friska pada Yuda.

***

Mereka baru memasuki apartemen. Yuda menatap Valeria yang mematung memunggunginya. Dia tahu Valeria cemas pada anak didiknya. Tapi tidak baik juga dia Valeria harus menunggu Ravi di rumah sakit. Tiba-tiba Yuda teringat sesuatu. Ia ingat Ravi ternyata pemuda yang waktu itu bersama dengan Valeria.

"Kau masih mencemaskannya?" Yuda bertanya sambil memeluk tubuh Valeria dari belakang. Harus rambut Valeria membuat Yuda terbuai. Dia mendesak di ceruk leher Valeria. "Tidak perlu cemas. Aku sudah meminta mereka menempatkan Ravi di ruang VIP."

"Dia bukan anak nakal. Hanya karena keluarganya--" Valeria tidak melanjutkan kalimatnya, tapi Yuda bisa menebaknya sendiri. Keluarga Ravi memang keluarga terpandang. Sebagai rekan kerja bisnisnya. Yuda memperhatikan betul latar belakang partnernya.

"Seharusnya kau mencemaskan dirimu sendiri. Bagaimana kalau sesuatu yang buruk menimpa dirimu?"

Hati Valeria mencelus mendengar nada khawatir Yuda. Pelukan Yuda sekarang membuatnya tidak nyaman, namun entah kenapa dia merasa kehangatan. Wajah Yuda di ceruk lehernya mengirim sensasi aneh dalam tubuhnya. Hembusan napas Yuda di kulitnya membuatnya bergidik.

"Aku akan menyiapkan supir. Jika aku tidak bisa menjemput, supir akan menjemputmu. Bagaimana?"

"Tidak perlu berlebihan." Valeria melepaskan diri dari pelukan Yuda. Kehangatan langsung sirna. Dia melangkah memasuki kamar dengan gontai. Entah apa yang terjadi, Valeria merasa tidak bersemangat.

Yuda mengikuti langkah Valeria. Menutup pelan pintu kamar mereka. "Apa yang mengganggumu?" Yuda bersimpuh di hadapan Valeria yang duduk di tepi tempat tidur.

"Aku tidak tega melihat Ravi seperti itu. Bagaimana bisa pemuda secerdas Ravi bisa melakukan hal semacam itu. Aku takut saat melihat Ravi membabi buta memukul mereka. Untung saja ketiga pemuda itu baik-baik saja. Aku takut jika mereka--" remasan pelan menguatkan dari Yuda membuat Valeria mendongak. "Yud..."

"Aku akan bicara padanya setelah semuanya tenang. Aku pastikan masalah ini tidak runyam. Sekarang mandi dan beristirahat. Aku harus kembali ke rumah sakit." Yuda menutup kalimatnya dengan kecupan lembut di kening Valeria. "Setelah operasi ku selesai, aku akan segera pulang..."

"Ya..."

***

Operasi dimulai dua jam lagi. Yuda menggunakan waktunya untuk mengurus masalah yang menimpa Ravi. Dia sudah meminta Fatah agar bersiap jika Yayasan SMA mendapatkan tuntutan hukum.

Ini akan rumit jika kedua orang tua Ravi mengetahuinya. Yuda tahu seperti apa orang tua Ravi. Mereka partner perusahaannya. Mereka berkuasa. Yah, walau tidak sekuat diri, peran mereka penting dalam pengembangan perusahaan milik Airlangga.

Business Marriage #3 [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang