BM 4

14.5K 1.3K 35
                                    

Salah Yuda sendiri main cium anak orang.

Yuda merutuki kebodohannya sendiri. Bagaimana dia terlena akan Valeria.

Tidak seharusnya dia melakukan itu, kan?

Yuda menghela napas masih menggosok punggungnya yang sakit. Valeria muncul dengan membawa minyak urut dan duduk di samping Yuda.

"Maaf..."

Yuda memutar bola mata karena jengkel, sudah berkali-kali dia mendengar permintaan maaf Valeria. Sudut mata Yuda melirik minyak urut di tangan perempuan itu, lalu sebuah ide muncul di kepala Yuda. Sontak dia bergeser memunggungi Valeria lalu melepas kaos, bersamaan jeritan tertahan dari Valeria di balik punggungnya.

"Kenapa menjerit?!" tanya Yuda menoleh ke belakang.

Valeria menutup wajahnya dengan kedua tangan, membiarkan minyak urut di tangannya tergeletak di atas karpet. "Ha-habisnya langsung buka baju!"

"Astaga!"

"Kan – kan bagian belakang bisa diangkat gak perlu buka baju!" terang Valeria lagi.

Yuda mendesah kemudian memakai kembali kaosnya dengan malas-malas. "Sudah. Tolong oleskan minyaknya!"

Jari-jari Valeria membuka mengintip dan dalam sekejap ia menghela napas lega. Dia mengambil minyak kemudian mulai mengoleskannya pada punggung Yuda.

Demi tuhan! Bagaimana lelaki bisa memiliki kulit putih bersih seperti ini? Kulitnya bahkan tidak seputih ini?!

Bayangan-bayangan aneh bermunculan dalam pikiran Valeria sampai perempuan itu tidak sadar kalau sudah mengoleskan terlalu banyak minyak pada punggung Yuda.

"Semurah-murahnya minyak urut, tapi jangan boros juga, Vale!"

Eh... Valeria mengerjap dan menyadari apa yang dia lakukan. "Oh, maafkan aku!" buru-buru Valeria meratakan minyak urut itu sampai membuat kaos yang dikenakan Yuda basah.

"Kan.. aku jadi harus ganti kaos." Yuda bergerak berdiri, berusaha menoleh ke belakang punggungnya. Dia menatap Valeria yang tertunduk. "Aku akan ganti kaos dulu. Setelah itu kita ke belanja bahan makanan. Di kulkas tidak ada bahan makanan..." belum sempat Valeria menanggapi, Yuda sudah melenggang pergi masuk ke dalam kamar.

Valeria hanya bisa mendesah, menunduk menatap tangannya yang lengket karena minyak urut.

***

"Aku jarang sarapan karena tidak ada waktu untuk membuat sarapan."

"Aku suka makan lebih banyak protein dibanding karbohidrat."

"Jangan pernah memasak toge atau sayuran pare, aku benci dua sayuran itu."

"Pastikan saat memasak daging harus benar-benar matang."

"Hindari memasak berbahan santan."

"Saat membuat tumis, pastikan minyak tidak terlalu banyak."

"Aku suka makanan hangat."

"Teh dan susu, aku benci dua minuman itu. Kopi, tidak masalah asalkan kopi dingin, aku lebih suka kopi kemasan."

"Aku suka jus wortel dan alpukat."

"Segala macam ikan..."

Yuda menghentikan langkahnya, membuat Valeria yang sedang mendorong troli ikut berhenti. Lelaki itu berbalik, menunjuk Valeria dengan jari telunjuknya.

"Hanya satu yang aku suka. Ikan bandeng presto." Lanjutnya kemudian tersenyum tipis. "Pastikan kau mengingatnya. Oke?"

"Tidak."

Business Marriage #3 [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang