BM 3

14.3K 1.2K 31
                                    

Yuda mengemudi dalam diam membuat suasana canggung. Valeria hanya meremas tali tasnya sejak tadi, urung untuk mengajak bicara. Beginilah jika menikah dengan orang asing. Kepalanya menunduk lunglai.

"Aku sudah menemui Kakek."

"Eh..." Valeria menoleh tertegun karena perubahan bicara Yuda.

"Kenapa?"

"Itu—tadi Anda—"

"Biasakan saja. Tidak enak di dengar suami istri berbicara formal satu sama lain."

Tidak tahu harus mengatakan apa, Valeria hanya mengangguk dan membuang napas.

"Kau juga bisa memanggilku dengan santai."

"Contohnya?" reflek Valeria bertanya namun tidak menatap Yuda, pemandangan diluar lebih indah daripada lelaki yang duduk di sampingnya, aura dingin memancar menyelimuti lelaki itu, sepertinya Valeria membutuhkan kehangatan.

"Memanggil namaku..."

"Oh.. Ya." rasa canggung mendadak menghilang. Entah kenapa Valeria merasa buruk.

Pagi tadi dia mengatakan akan berusaha dalam pernikahannya, tapi nyatanya, sepertinya itu sangat sulit.

"Barang-barangmu sudah dipindahkan ke apartemenku."

Valeria menoleh, "Semuanya?" dan Yuda hanya mengangguk menjawab. "Oh, terima kasih..."

"Banyak hal yang akan kita bicarakan di apartemen."

"Oke."

Setelah itu tidak ada lagi pembicaraan sampai keduanya tiba di apartemen Yuda. Setibanya di sana, Valeria takjub akan gedung apartemen yang tinggi di hadapannya, sejenak Valeria lupa siapa lelaki yang dia nikahi itu. Bibirnya cemberut menatap Yuda yang berbicara santai dengan salah satu petugas keamanan. Entah apa yang mereka bicarakan tapi petugas keamanan memandang ke arahnya menunduk sekilas. Reflek saja Valeria ikut menunduk.

"Ayo!"

Mata Valeria membulat terkejut saat lengan Yuda melingkar santai di pinggangnya. Tubuhnya berubah kaku bahkan saat mereka memasuki lift.

Yuda melirik Valeria menahan senyum melihat wajah tegang istrinya. Yuda tahu tindakannya kemarin sudah keterlaluan, tidak seharusnya dia meninggalkan mempelainya, memilih lembur di rumah sakit. Bukannya melepas tangannya dari pinggang Valeria, Yuda malah menarik Valeria lebih dekat kepadanya. Raut Valeria sontak semakin menegang dan itu membuat Yuda terhibur.

Lima tahun hidup sendiri dan berkutik dengan pekerjaan membuat Yuda lupa bahwa bisa saja dirinya bersenang-senang. Toh, perempuan dalam pelukannya ini adalah istri sahnya. Berbeda dengan Orion dulu, sebelum menikah dengan Olivia yang sering menghabiskan waktu dengan perempuan.

"Kita sampai..." pintu lift terbuka lebar. Yuda menggiring Valeria melewati lorong untuk menuju apartemennya. " Aku bisa mengubah kodenya jika kode yang kupakai terlalu rumit."

Pintu apartemen terbuka dan lengan Yuda masih setia melingkar di pinggang Valeria.

"Bi—bisakah... bisakah kau melepas ta-tanganmu..."

"Maaf.." ucapnya bersamaan melepaskan lengannya pada pinggang Valeria.

Rasanya Valeria bisa bernapas kembali. Tubuhnya lemas dan mungkin wajahnya memerah sekarang juga. Bagaimana Yuda yang memancarkan aura dingin bisa bersikap seperti itu kepadanya?

"Barang-barangmu ada di kamar. Aku akan menggunakan kamar mandi dulu. Tidak apa, kan?"sebelah alis Yuda terangkat.

Jahat sekali suaminya ini! Kenapa juga wajahnya begitu tampan?! Demi Tuhan! Cobaan apa ini!

Business Marriage #3 [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang