'Jika boleh memilih, Aku tidak ingin berada diposisi seperti ini. Dimana semua orang membenciku meskipun itu bukan kesalahanku.'
—Daya Kahiyata—
*
*
*Koreksi typo!!!
Silahkan vote jika sukaHappy Reading
***
Nuafal memarkirkan sepeda motornya di parkiran sekolah. Sedangkan Milan hanya memperhatikan gerak-gerik Naufal dari jauh sembari menunggu Naufal menghampirinya.Setelah memastikan motornya terparkir rapi, Naufal berjalan ke arah Milan yang menunggunya. Ia kemudian menggandeng tangan Milan.
"Ayo."
Milan mengangguk. Ia menyamakan langkah Naufal yang berada di depannya.
"Nanti waktu istirahat gue latihan basket. Lo makan sama Daya dulu ya." Ucap Naufal.
"Mama gak bawain bekal?" Tanya Milan.
"Bekalnya ketinggalan. Gue lupa bawa." Cicit Naufal.
"Yah. Kok bisa lupa sih. Padahal tadi mama bilang masak Nasi goreng buat bekalnya." Ucap Milan sedih.
"Maaf. Nanti Lo beli nasi goreng dikantin aja ya." Sesal Naufal.
"Yaudah deh. Mau gimana lagi." Ucap Milan cemberut.
"Jangan cemberut gitu dong. Mana senyumnya." Ucap Naufal menarik kedua pipi Milan hingga tercipta senyum disana.
Milan menepis tangan Naufal. "Dih. Tadi aja bilang aneh kalo gue senyum pagi-pagi."
Naufal terkekeh mendapati nada kesal Milan.
"Itukan tadi. Sekarang senyum dulu dong.""Gak." Ucap Milan seraya mempercepat langkahnya menjauhi Naufal.
Naufal menggelengkan kepalanya sembari tersenyum. Ia kemudian menyusul Milan yang sudah berada sedikit jauh didepannya.
"Milo. Tunggu dong."
Naufal menyamakan langkahnya dengan Milan. Ia merangkul pundak Milan dari samping.
"Gitu aja ngambek." Ucap Naufal kembali terkekeh."Ish. Apaan sih. Lepas ah." Milan melepas rangkulan Naufal.
"Lagian siapa juga yang ngambek coba." Ucap Milan ketus.
Naufal tersenyum jail. Ia kembali merangkul Milan. "Nanti pulang sekolah beli es krim mau?" Tawar Naufal.
Mata Milan berbinar. Ia menghentikan langkahnya dan menatap Naufal yang juga menghentikan langkahnya. "Boleh?" Tanya Milan
"Asal Lo gak ngambek lagi." Ucap Naufal.
"Dih. Nyogok kan Lo."
"Mau gak? Kalo gak yaudah." Ucap Naufal sembali melanjutkan langkahnya.
"Aaaa. Mauu." Milan mengejar Naufal yang telah berjalan terlebih dulu.
Naufal terkekeh mendengar nada manja yang keluar dari mulut Milan. Ia kemudian kembali merangkul Milan dan melanjutkan langkahnya ke kelas Milan.
"Ehem. Pagi-pagi romantis banget. Jadi iri gue." Ucap seorang siswa yang berpapasan dengan Naufal dan Milan.
"Tau tuh. Gak liat disini banyak yang jomblo apa." Ucap teman siswa tadi.
Naufal dan Milan hanya terkekeh. Sudah biasa bagi mereka mendapat kalimat iri dari siswa-siswi di sekolah mereka. Padahal sudah jelas Milan dan Naufal tidak berpacaran. Mereka tidak lebih dari teman dan mungkin selamanya akan begitu
Itulah prinsip mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Friend (END)
RandomBagi seorang Milan, Naufal adalah teman yang sangat possesive padanya. Semua tentang Milan diatur oleh Naufal. Tidak ada satupun cowo yang berani mendekati Milan jika sedang bersama Naufal. Meski begitu Milan sangat sayang pada Naufal yang notabenen...