Beautiful Life

923 75 5
                                    

(Hyukjae)

Aku mengerjap saat sinar matahari mencuri masuk lewat tirai di jendela kamar apartementku. Aku hendak menggerakkan lenganku namun aku merasakan ada sesuatu yang menghalangi. Aku memicingkan mataku untuk melihat dan tersenyum saat menyadari bahwa kepala Joy yang menggunakan lenganku sebagai bantal kepalanyalah yang membuat aku tidak bisa menggerakkan lenganku.

Aku merubah posisiku menghadap ke samping dengan perlahan agar tidak membangunkan Joy. Pada posisi ini aku bisa memandang wajah Joy yang sedang tertidur dengan jelas. Aku spontan tersenyum saat mendengar deru napas Joy yang konstan pertanda dia masih tenggelam di alam mimpinya. Aku menggerakkan tanganku yang bebas dan merapikan anak rambut di wajah Joy lalu mengecup dahi Joy lembut.

Aku selalu menertawakan bila Donghae bercerita tentang impiannya untuk menikah dan berkeluarga. Dia ingin agar istrinya kelak akan membangunkan Donghae dengan ciuman lalu membuatkan dia sarapan. Lalu saat dia pulang kerja, istrinya akan menyambut dia. Tapi pagi ini saat aku melihat wajah Joy, aku juga menginginkan mimpi itu. Aku ingin terbangun dan melihat wajah Joy tertidur dengan tenang di sampingku. Aku ingin berangkat tidur sambil memeluk Joy dan mendengarkan semua ceritanya hari itu. Setelah semalam, seluruh hidupku berpusat pada Joy.

" Kau sudah bangun ?" tanya Joy pelan sambil menyurukkan kepalanya untuk menghindari sinar matahari.

" Apa aku membangunkanmu ?" aku mengatur posisiku lagi untuk menyamankan Joy agar tidak terganggu.

" Tidak... Aku pikir kau sedang menyimpan semua barang pecah belah yang ada di dekat tempat tidurmu... Aku masih bisa berubah pikiran dan melemparkannya padamu mengingat apa yang kau lakukan padaku semalam..." lirih Joy. Aku tertawa pelan. Lima belas tahun yang lalu kepalaku hampir menjadi korban keganasan Joy yang dengan semena-mena melemparkan semua barang yang bisa dia raih di kamar hotel. Membuat kami berdua harus berakhir di kantor polisi.

" Bukankah kau menikmatinya semalam ? Kau tidak sedang mabuk kan ?" tanyaku hati-hati. Aku tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama. Tapi kemudian aku mendengar Joy terkekeh.

" Menurutmu apa aku akan tetap dalam pelukanmu bila aku tidak dalam keadaan sadar semalam ?" balas Joy. Aku lantas mengeratkan pelukanku pada Joy dan mencium wajahnya berkali-kali.

" Ehhmmm.... Stop it...." keluh Joy sambil mendorong wajahku agar menjauh dari wajahnya. Aku kembali tersenyum. Semalam memang sangat indah. Begitukah cara yang tepat bagaimana menggambarkan percintaanku dengannya semalam ? Tapi begitulah yang kurasakan. Berbeda dengan gadis-gadis lain yang hanya lewat begitu saja yang namanya saja tidak pernah kutanyakan. Bahkan aku tidak melakukan apapun dengan Taeyeon.

Tapi dengan Joy berbeda. Dengan sedikit sentuhannya padaku saja sudah membuat sesuatu dalam diriku bangun. Aku harus benar-benar berhati-hati sekarang. Karena Faith mungkin akan menguburku hidup-hidup bila aku menghamili ibunya. Lagi.

" Apa kau tidak punya jadwal hari ini ?" tanya Joy membuyarkan lamunanku. Aku menyisir rambutku ke belakang dengan menggunakan jariku sambil mengingat-ingat apa yang harus kulakukan hari ini.

" Ahh... Aku harus rapat dengan tim produksi untuk pembuatan  MV lagu baruku dengan Donghae... Mungkin akan memakan waktu sehari semalam... Kami sangat perfeksionis, apakah kau tahu ?"

Joy mendongak dan mengangkat satu alisnya. "Perfeksionis ? Bukannya kalian lebih banyak bermain-main ?" ejek Joy. Aku melihat bibir Joy yang sangat menggoda itu lalu langsung menciumnya begitu saja. Joy pun membalasnya.

" Terlambat satu jam tidak apa-apa kan ?" bisik Joy di telingaku. Aku hanya tersenyum. Bagaimana kalau aku tunda saja syuting MV hari ini ? Dan kami melakukannya lagi.





YOUR DAUGHTER, YOUR ANTI FANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang