Part 29

113 13 0
                                    

"Kau mengajak ku kesini? Waeyo?" tanya Jisoo bingung.

Pasalnya, mereka mengunjungi Rumah Abu, tempat dimana para Abu seseorang yang sudah meninggal dan dikremasi disimpan.

Jisoo mengikuti langkah Suho, hingga akhirnya dia terdiam ketika Suho menghentikan langkah nya.

"Aku ingin mengenal Ayah Kandung mu Jisoo-ya" ucap Suho.

Air mata gadis itu tidak dapat ditahan lagi. Sebuah lemari kaca yang sedikit lebih besar dari lemari kaca yang lain, tempat para abu itu disimpan.

Jisoo melangkah pelan mendekat lemari kaca itu. Tersimpan dan tertata rapih foto mendiang Ayah nya yang mengenakan seragam tentara, foto dirinya dan juga kedua orangtuanya, foto pernikahan orangtuanya dulu, dan foto Jisoo kecil dengan sang Ayah dihalaman rumah tempat Jisoo tinggal sekarang di Seoul.

Jisoo segera mengusap airmata nya dengan kasar.

"Appa. Bogosipheoyo" hanya kata itu yang mampu Jisoo ucapkan pada Ayahnya. Ia sangat merindukan sosok Ayah kandung nya yang telah pergi begitu lama.

"Abeonim, perkenalkan. Saya Suho, Kim Suho. Saya akan menjaga putrimu seperti kau menjaga putrimu dari atas sana. Saya minta maaf jika saya pernah mengecewakan putrimu. Kali ini saya tidak akan membuat putrimu kecewa lagi." Ucap Suho yang kini membungkuk.

Jisoo tersenyum melihat Suho yang berbicara pada sebuah foto seakan Ayah nya ada dihadapannya.

'Aku harap semuanya segera berakhir.' Batinya kembali berbicara.

***

"SUDAH SAYA KATAKAN JIKA GERAKAN KALIAN SELALU SEPERTI INI MAKA AKAN ADA YANG CEDERA SEPERTI SEKARANG!!!" Ucap Lisa yang tak dapat mengendalikan emosinya

"Eonnie, waegeurae? Kau kenapa Yuna-ssi?" tanya Yeri yang kini sudah ada distudio dance.

"Kaki ku terkilir karena salah gerakan. Aku tidak mengikuti apa yang dikatakan Lisa eonnie, sehingga aku cedera. Aku minta maaf semuanya." Ucap Yuna. Salah satu murid dance Lisa dan Yeri.

Iya. Yeri adalah salah satu mentor lepas di sanggar ini. Sebelumnya dia hanya seorang murid, namun karena tim yang diketuai Yeri dan latih oleh Lisa selalu menang. Dirinya meminta pada Joy untuk menjadi mentor.

Joy sendiri pun karena tau siapa keluarga Yeri, akhirnya ia mengizinkan Yeri untuk menjadi mentor.

"Sudahlah mood ku pagi ini rusak karena kalian. Hari ini, tidak akan ada pelatih. Kalian belajar sendiri. Besok kalian harus sudah menguasai semua gerakan nya, karena lusa kalian sudah harus kompetisi." Ucap Lisa yang melenggangkan kakinya keluar.

Yeri pun segera mengejar Lisa yang kini melangkahkan kakinya menuju cafe didalam sanggar ini.

"Eonnie. Kau jangan terlalu keras pada mereka. Bagaimana jika mereka tertekan?"

"Jika seorang murid tidak ditegasi oleh gurunya, murid itu akan seperti itu saja. Tidak akan ada peningkatan. Bukankah dulu kau juga sering aku marahi." Jawab Lisa malas.

***

"Rosé-ya bagaimana?" ucap Wendy yang berlari dari arah parkiran saat melihat Chaeyoung yang sedang berada di lobby.

"Hari ini keputusan nya eonnie. Aku juga belum bertemu dengan kepala editor, kau mau ikut masuk?"

"Eoh"

Setelah sampai diruang editor, Chaeyoung mempersilahkan Wendy untuk duduk.

Minggu ini keduanya disibukkan oleh revisi novel Jisoo yang akan terbit sebentar lagi. Wendy juga kini untuk sementara tinggal dirumah Jisoo bersama Lisa.

Dan Wendy pun mengetahui jika saat ini Jisoo juga sedang berada di Seoul. Tepatnya ditempat kekasihnya.

"Rosé-ya, seperti nya teman ku Chanyeol menyukai mu." Goda Wendy pada Rosé.

Akhir-akhir ini pun Chanyeol sering menanyakan Rosé pada Wendy. Padahal dirinya tau jika Jisoo, kekasih Suho sahabatnya itu sudah kembali.

"Eonnie hentikan omong kosong itu. Kenapa kau selalu mengatakan hal itu aishh" ucap Rosé yang sudah bosan mendengar Wendy yang terus menerus menggoda nya.

Pintu ruang editor terbuka, menampakkan sang kepala editor yang melangkah masuk.

"Kau sudah datang Wendy-ssi." ucapnya

"Hahh. Baiklah, aku akan menyampaikan sesuatu padamu. Novelnya sedang ditangguhkan, dan tidak bisa segera dirilis. Faktor ini karena kita tidak bisa berkomunikasi dengan penulisnya secara langsung. Jadi direktur akan meriliskan beberapa buku dan novel lainnya dulu. Jika kalian akan sabar menunggu, aku akan mengusahakan penangguhan nya tidak lama dan segera novel itu dirilis." Jelas sang Kepala Editor.

"Kami akan menunggu" jawab Wendy.

"Kenapa kau tak coba ke perusahaan penerbit milik Kang Seulgi. Dia pasti akan segera menerbitkan novelnya. Apalagi novel ini sudah selesai melakukan revisi beberapa kali. Apa kau tidak ingin coba?" tanya Kepala Editor.

Journey of Life || [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang