Part 17

154 20 0
                                    

Jisoo tak dapat lagi membendung air matanya, ia masih menangis sampai sekarang sambil memegang ponselnya.

Tadi Lisa mengirimkan sebuah video. Video reaksi teman-teman nya yang menonton video yang sudah Jisoo siapkan.

Begitu teriris hatinya saat Jennie mulai terisak menampakan bahu nya bergetar hebat dan sesekali memanggil nama dirinya. Belum lagi untuk pertama kalinya Jisoo melihat Suho menangis, dan laki-laki itu langsung berlari setelah menyelesaikan ucapan Jisoo lewat video.

Jisoo merindukan semuanya. Dia merindukan Jennie sahabatnya, dia merindukan tim novel nya, dan dia juga merindukan Suho yang masih dia anggap kekasihnya.

Saat Jisoo memutuskan membuat video itu, Jisoo juga sudah mempersiapkan semuanya. Mulai dari tiket pesawat, nomor ponsel baru, dan dia juga sudah meminta seluruh pihak bandara memprivasi data nya. Sehingga akan sangat menyulitkan bagi semua orang yang mencoba mencari Jisoo.

Baru satu bulan ia bahagia menjadi kekasih Suho. Ia kembali membuka hatinya menerima seseorang yang ia cintai setelah kejadian 3 tahun lalu.

Tapi sekarang semua itu harus dikubur rapat-rapat. Trauma itu mulai menghatui Jisoo.

Tiap malam Jisoo akan merasa ketakutan, dia akan menangis dalam tidur nya hingga meracau tidak jelas dalam tidurnya.

Tapi belum dipastikan Jisoo kembali mengalami trauma Jatuh Cinta. Karena semua kebenaran belum terungkap.

Jika saat 3 tahun lalu Jisoo mengalami patah hati karena dituduh selingkuh oleh kekasih sekaligus cinta pertama dan keluarganya yang nyatanya kekasihnya lah yang meyelingkuhi Jisoo dengan 3 orang wanita.

Kini ia kembali mengalami patah hati karena sang kekasih tiba-tiba dikabarkan bertunangan dengan wanita lain di Negeri Kangguru dengan dalih ia pergi kesana karena urusan perusahaan.

Begitu miris kisah cinta nya begitu Jisoo memikirkan hal itu.

***

Pintu rumah nya terbuka, menampakkan Lisa dengan membawa chicken favorit Jisoo dan Cola di tangan nya.

"Uwaaah Chickin chickin" seru Jisoo kegirangan, "Yak eonnie, kau seperti anak kecil saja." Balas adiknya.

"Eonnie, Jennie eonnie mengira dirimu berada di Hawai saat aku bilang bahwa kau sedang berlibur." Ucap Lisa pada Jisoo yang sekarang Kakaknya itu tengah menikmati ayam goreng yang dibawa Lisa.

"Biarlah" jawab Jisoo, "Eonnie? Kau serius mengatakan itu? Bagaimana jika Jennie eonnie benar-benar kesana untuk mencari mu?" ucap Lisa tak percaya.

"Lalu aku harus apa? Meminta mu mengatakan pada Jennie bahwa aku sedang berada Ulsan, begitu?" ucap Jisoo yang kini meletakkan ayam goreng nya dan menatap Lisa.

"Bukan begitu eonnie. Aku juga bingung menghalangi bagaimana caranya menghalangi Jennie eonnie. Tapi akan sangat percuma dia pergi jauh-jauh kesana untuk mencarimu."

Jisoo menghembuskan nafasnya kasar. "Yasudah begini. Kau bilang pada Jennie aku memintanya fokus untuk peluncuran produk baru miliknya. Aku akan mengirimu pesan, dan kau lihat kan saja pesan itu. Tapi jangan lupa, kau hapus pesan kita." Jelas Jisoo yang setidaknya membuat Lisa sedikit tenang.

Setelah menghabis ayam dan cola yang Lisa bawa, Jisoo dan Lisa sekarang sedang menonton kartun di tv. Mereka tertawa lepas saat ada adegan yang lucu.

Saat sedang asik-asik nya menonton, Wendy datang duduk bergabung dengan kedua kakak beradik ini.

"Ahh kau sudah pulang Wendy-ah. Jika kau lelah, istirahat lah dulu." Ucap Jisoo

"Ani. Aku ingin memberitahumu berita gembira Jisoo-ya", "Mwo?"

"Novel mu akan segera rilis. Tim editor akan melakukan penelitian lagi di ceritamu itu sekali lagi, minggu depan akan mulai ke tahap pencetakkan. Itu berarti tidak lama lagi novel baru mu akan rilis." Ucap Wendy yang tak henti-henti nya tersenyum.

"Jinjja? Eonnie berarti semuanya sebentar lagi. Setelah itu kau bisa bebas, eoh." Seru Lisa yang tak kalah senang nya.

"Ohiya, perilisan novel mu sebelumnya kan kau membuat fansign untuk penggemar mu. Lalu sekarang kau akan melakukan apa?" tanya Wendy.

"Aku sudah memiliki rencana. Saat sudah jadi, bawa seratus novel kesini. Akan aku tandatangani, setelah itu didistribusikan ke toko-toko buku. Bisa dibilang yang mendapatkan tandatangan dan polaroid dari ku dia beruntung. Bagaimana"

"Ah kau benar. Tapi eonnie, berarti kau akan berpose seratus kali untuk seratus novel?"

Jisoo hanya tertawa mendengarkan ucapan adiknya itu.

"Aku sudah menyiapkan bahkan lebih dari seratus polaroid wajahku, aku sudah menyiapkan ini jauh sebelum menyiapkan novel terbaru ku yang gagal sebelumnya. Jadi tenang saja, aku akan menandatangani seratus novel dan menyimpan polaroid ku di tiga ratus novel." Jelas Jisoo.

"Sebentar. Itu artinya aku harus membawa sebanyak 500 novel jadi kesini?" tanya Wendy yang masih kebingungan akibat penuturan Jisoo.

"Anieyo. Kau bawa saja tiga ratus novel yang sudah jadi. Seratus novel berisi tanda tangan dan polaroid wajahku, sedangkan duaratus novel lainnya hanya berisikan polaroid wajahku. Begitu. Aku hanya ingin memuaskan penggemarku dari jauh." Jisoo kembali menjelaskan pada Wendy.

Akhirnya kini Wendy mengerti dan sangat antusias untuk menyelesaikan novel Jisoo. Menurutnya ini adalah pekerjaan yang menyenangkan.

***

Hari sudah berganti. Sekarang sudah memasuki akhir minggu. Lisa hari in libur bekerja, dan tidak ada janji untuk pergi. Maka dari itu kini Lisa masih dibawah selimut, matanya enggan terbuka.

"YAK LALISA!!!" Jisoo berteriak. Adiknya ini jika terlalu nyenyak pasti akan susah dibangunkan, dan butuh tenaga ekstra untuk membangunkan nya.

"LALISA CEPAT BANGUN. KAU BILANG AKAN MENGANTAR KU BELANJA, CEPAT BANGUN ATAU SIRAM KAU DENGAN AIR. YAK!!!!" kesabaran Jisoo sudah habis.

Dia melangkahkan kaki nya menuju kamar mandi, 30 detik kemudian Lisa sudah memeluk kakak nya itu sambil memamerkan giginya. Jisoo hanya memutar bola matanya.

"Cepat mandi, jika kita terlalu siang akan banyak yang habis." Ucap Jisoo yang meninggalkan adiknya di kamar mandi.

Setelah 30 menit berlalu, Lisa dan Jisoo kini sudah ada dipasar tradisional. Mereka membeli daging, ikan, sayur-sayuran, buah-buahan, dan juga bumbu-bumbu masak lainnya.

Selesai berbelanja, Jisoo dan Lisa memasuki sebuah kedai kecil dekat pasar. Jisoo memesan dakjuk sedangkan Lisa memesan bibimbap.

Mereka makan dengan tenang, sesekali mereka berbincang hal apapun seperti adik kakak pada umum nya.

"Ahjumma, kamsahamnida" . Setelah membayar dan berterima kasih pada Ahjumma yang berjualan dikedai itu. Kakak beradik ini kembali jalan menuju rumah yang mereka tempati sementar.

"Kami pulang" kebiasaan, Lisa selalu berteriak ketika sampai dirumah dengan semangat.

"Eoh kalian sudah kembali. Jisoo-ya sepertinya aku harus pergi menemui tim editor dan ilustrator. Ada yang ingin mereka bahas, aku akan segera kembali ya." Ucap Wendy yang terburu-buru berjalan keluar.

'Semoga tidak terjadi apa-apa' ucap Jisoo dalam hati.

Journey of Life || [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang