Part 44

105 13 1
                                    

Malam ini kembali Jisoo membawa pulang Suho dalam keadaan mabuk, namun sekarang ia membawa nya ke apartemen milik Suho

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ini kembali Jisoo membawa pulang Suho dalam keadaan mabuk, namun sekarang ia membawa nya ke apartemen milik Suho.

Setelah merebahkan Suho ke kasur empuknya, Jisoo segera melepaskan sepatu yang dikenakan kekasihnya nya itu dan menyimpan nya dipinggir kasur.

Jisoo keluar dari kamar Suho dan memasuki kamar yang terletak disebelah kamar Suho. Untung apartemen kekasihnya ini memiliki 2 kamar, jadi Jisoo tidak perlu tidur di ruang tamu atau dikamar milik Suho berdua.

Tidak bisa dibayangkan jika dirinya benar-benar tidur dengan Suho dalam keadaan kekasihnya itu mabuk berat.

Setelah membersihkan dirinya, Jisoo segera merebahkan tubuhnya di kasur empuk.

Kadang Jisoo berpikir, kenapa setiap ia bertemu dengan teman-teman Suho. Jisoo tidak pernah minum seteguk pun. Padahal kan kalau ia minum juga tidak apa-apa, toh ada supir pribadi dirinya dan Suho.

Kini matahari telah memunculkan sinarnya, cahaya matahari perlahan masuk kedalam kamar yang kini Jisoo tempati.

Jisoo mendengar suara-suara diluar kamar, ia berpikir mungkin Suho sudah sadar dan sedang mengambil minum.

Setelah mencuci muka, dengan masih mengenakan kaos hitam polos oversize nya Jisoo keluar dari kamar. Melihat didapur maupun ruang tamu tidak ada orang.

Lantas Jisoo melangkahkan kakinya ke kamar sampingnya, kamar Suho.

Begitu terkejut dirinya yang melihat sang kekasih sedang berciuman dengan mantan calon tunangan kekasihnya itu.

Dengan susah payah Jisoo menelan saliva nya melihat adegan panas didepan nya.

Adegan yang sama-sama kedua orang itu inginkan. Iya, Suho pun terus menggila dalam ciuman itu.

Jisoo hanya diam, ia tak berniat untuk menghentikan. Ia hanya ingin melihat, berapa lama mereka akan bertahan seperti itu.

Layar ponsel Jisoo menyala, menandakan ada notifikasi masuk. Dan ternyata benar, notifikasi itu dari Jaehyun.

From Jaehyun:

"Temui aku di alamat xxxx sekarang. Aku ingin menunjukkan sesuatu padamu yang akan membuat dirimu tidak percaya."

***

Setelah mendapat pesan dari Jaehyun, Jisoo segera meninggalkan Suho dan Irene yang masih betah bercumbu.

Dirinya sekarang tidak peduli dengan pemandangan busuk tadi, walau ia tidak menyangkal jika hatinya kini berdenyut.

Namun Jisoo mengalahkan egonya, ada hal besar yang harus ia lakukan untuk menyingkirkan wanita itu.

Setelah sampai tujuan, segera Jisoo merapatkan mantel nya dan melihat sebuah bangunan tua didepannya.

Jaehyun menyuruhnya kesini, untuk apa? Pikir Jisoo.

Dengan segera ia melangkah kan kakinya menuju bangunan tua itu dan menaiki tangga satu persatu hingga sampai di lantai 3.

Jisoo membuka pintu kayu yang masih terlihat kokoh itu, awal nya ia tidak menemukan siapapun. Tapi saat masuk lebih dalam, ia terkejut dengan apa yang dilihatnya.

"Tidak mungkin" gumam Jisoo.

Didepannya ada seorang pria, pria yang dulu sempat mengisi hati Jisoo, pria yang dulu sempat menyebabkan traumatik pada Jisoo.

Iya. Pria yang duduk dan terikat didepannya adalah Bobby. Tapi, apa maksud Jaehyun?

"Bagaimana? Kau terkejut dan tidak percaya kan Jisoo-ssi?" Ucap Jaehyun bangun dari duduknya dan mendekati Jisoo yang masih diam.

"Apa maksudmu Jaehyun-ssi?"

"Dia, orang yang kau kenal. Ternyata adalah mata-mata Tuan Bae. Dia bekerja di KJGroup hanya untuk menjadi mata-mata dan memberi putri Tuan Bae akses untuk bisa keluar masuk KJGroup, tepat nya ke ruangan Direktur." Jelas Jaehyun.

Jisoo sudah menebak kembalinya mantan kekasihnya itu pasti ada sesuatu. Jelas, sudah enak mengurus bisnis keluarga nya di Jepang. Tapi kenapa dia tiba-tiba kembali dan malah bekerja di perusahaan orang lain.

"Wahh.. Ternyata aku tidak salah menebak, kau kembali benar-benar karena sesuatu Bobby-ssi" ucap Jisoo mendekati Bobby yang tangan dan kakinya terikat.

"Apakah kalian puas hah!!!" Bobby bersuara.

"Belum. Aku belum puas. Hmm ternyata musuh ku menambah, bukan hanya Bae Company tetapi  juga seseorang yang menghalangi novelku terbit. Bagaimana jika bermain-main dengan target lainnya dulu Jaehyun-ssi" ucap Jisoo dengan suara dan wajah licik nya.

"Ma... maksud mu bagaimana Jisoo-ssi?"

"Ayah orang ini, sudah mengahalangi perilisan novelku hanya karena dulu aku dituduh menyelingkuhi anaknya. Ternyata dendam pria tua itu masih tertanam didirinya terhadap ku" jelas Jisoo.

Saat ingin melanjutkan penjelasannya, ponsel Jisoo bergetar menandakan ada panggilan. Dan ternyata Suho yang menelepon nya.

"Sh*t mengganggu saja. Aku akan mengangkat telepon dulu" ucap Jisoo berjalan keluar untuk mengangkat telepon dari Suho.

***

Jisoo kini berada ditempat yang berbeda, dirinya berdiri diantar 3 wanita keluarga Kim. Disebuah ruangan yang serba putih, dan khas bau obat.

Iya, Jisoo kini sedang berada dirumah sakit.

Tadi Suho menelpon nya memberitahu Jisoo jika ayahnya masuk rumah sakit. Mau tidak mau, Jisoo segera pergi menuju rumah sakit keluarga Kim itu.

"Eommonim, Eonnie, Yeri-ssi kalian tenanglah. Pasti aboenim akan baik-baik saja." Ucap Jisoo menenangkan ketiga perempuan keluarga Kim itu.

Sebenarnya Jisoo tau perasaan mereka, karena dirinya dulu pernah mengalami ketika mendiang Ayah kandung nya dilarikan ke rumah sakit dalam keadaan kritis dan berakhir meninggal sebelum mendapatkan perawatan.

Jisoo melihat Suho dihadapan nya, laki-laki itu hanya menatap kosong.

Masih ada rasa sakit dihati Jisoo saat kembali melihat kekasihnya berciuman dengan wanita lain.

Tapi saat ini Jisoo tidak mengiyakan egonya, Jisoo mendekati sang Kekasih dan segera membawa Suho kepelukan nya dan mengusap pelan punggung Suho.

"Appa mu akan baik-baik saja" bisik Jisoo.

Tak lama, dokter keluar dari ruangan dan segera menjelaskan kondisi Tuan Kim.

"Untung saja Tuan Kim segera dilarikan kerumah sakit. Serangan jantung nya cukup parah, tapi tidak sampai harus di operasi kembali. Hanya saja tingkat kesadaran nya kini 65%, dan banyak-banyak berdoalah agar Tuan Kim mendapatkan kemajuan agar bisa segera sadar. Dan satu lagi, untuk satu jam kedepan tidak ada yang boleh dulu untuk melihat kondisi Tuan Kim secara langsung. Mohon kerjasamanya, terimakasih." Jelas dokter dan langsung pergi dari hadapan keluarga Kim Juyeon itu.

Jisoo melirik Suho, ini sudah hampir jam makan siang. Pasti Suho belum sarapan karena dirinya pergi tanpa pamit. Akhirnya Jisoo membawa paksa Suho ke kantin rumah sakit.

Sesampainya dikantin, dan setelah pesanannya datang. Jisoo seger menyuapi kekasihnya itu.

Suho menggeleng kepalanya, tak ada nafsu untuk laki-laki itu makan disaat seperti ini.

Tapi Jisoo terus berusaha menyuapi kekasihnya, sampai akhirnya diam saat tiba-tiba Suho mengatakan...

"Akulah penyebab appa masuk rumah sakit."

To be continued

Journey of Life || [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang