Part 32

114 15 0
                                    

Pagi-pagi sekali Jisoo sudah sibuk didapur, membuatkan sup rumput pengar untuk Suho.

Dari tadi pelayan rumah Suho itu terus mengatakan akan membantunya, tapi Jisoo tolak karena ia yang ingin mempersiapkan sarapan untuk Suho.

Sekarang hari sabtu. Dan ia teringat jika muridnya Lisa akan ada yang mengikuti kompetisi hari ini.

Setelah selesai membuat sup dan teh hijau Jisoo menghampiri Suho yang masih tertidur di sofa ruang tengah.

Ia tersenyum ketika Suho menggeliat, dan ...

Jisoo segera menangkap tubuh berat Suho dengan kesusahan. Suho hampir jatuh.

Kini tubuhnya dan tubuh Suho sangat dekat , hanya berjarak beberapa senti saja. Suho membuka matanya perlahan.

Suho memajukan wajahnya, namun belum juga sampai pada apa yang diinginkan Suho benar-benar jatuh kali ini.

"Bersihkan dirimu dulu jika kau ingin menciumku. Aishh kau sangat bau alkoho sekali." Ucap Jisoo yang segera meninggalkan Suho diruang tengah.

Suho segera mengejar Jisoo dan memeluknya dari belakang.

"Ku bilang bersihkan dirimu dulu sebelum menyentuhku." Kini Jisoo memukul lengan Suho dan terakhir menjitak kepala nya karena Suho yang tidak mau melepaskan pelukan itu.

"Aish kau kasar sekali chagiya."

"Mwo? Chagiya?" ucap Jisoo yang disertai tertawa

"Rupanya dia masih mabuk, aishh padahal aku sudah mengatakan padanya untuk..."

Belum selesai Jisoo mengkhiri ocehannya, Suho segera menarik Jisoo dan mencium bibir gadisnya itu.

"Kau terlalu berisik pagi ini. Aku akan mandi dulu" ucap Suho dan melangkah pergi menuju kamarnya.

Jisoo memegang dadanya, kenapa rasanya seperti baru pertama kali mereka berciuman. Jisoo masih saja merasa jantungnya berdegup sangat kencang jika saat mereka tengah berciuman.

***

"Pelan-pelan makan nya. Hari ini kau ada acara apa?" ucap Jisoo yang kini selesai lebih dulu menghabiskan sarapannya.

"Aku ada pertemuan dengan Bae Company, kau harus ikut." Ucap Suho yang membuat Jisoo mematung.

Bae Company? Itu artinya dia akan bertemu dengan wanita itu jika Jisoo ikut.

"Tidak. Kau saja, aku akan melihat kompetisi dance hari ini. Muridnya Lisa dia mengikuti kompetisi itu. Aku juga ingin bertemu teman-temanku" jawab Jisoo.

"Tidak. Tidak boleh. Kau harus ikut. Hah aku sudah selesai sarapannya. Kita ke butik Jennie sekarang untuk mencari baju yang cocok dipakai olehmu."

"YAK! Aku tidak mau bertemu dengan nya!" Jisoo segera menutup mulut dan memejamkan matanya.

Dia tidak sengaja mengatakan yang sebenarnya pada Suho.

"Aku tahu. Maka dari itu kau harus berani, kau harus tampil cantik. Dan tunjukkan pada mereka bahwa hanya kaulah yang layak bersanding denganku." Ucap Suho yang mencoba menenagkan Jisoo dan mengusap punggung tangannya.

***

Kini Jisoo dan Suho sudah sampai disalah satu ruangan vip yang terdapat di hotel berbintang di Seoul.

Mereka mengenakan pakaian yang senada, walau sempat ada perdebatan.

"Selamat pagi. Maaf saya terlambat" Suho dan Jisoo menundukkan dirinya tanda hormat.

Semua orang yang berkumpul menengok ke arah Suho dan Jisoo.

Sebelum Tuan Bae membuka suaranya Suho kembali membuka suaranya.

"Maaf jika saya membawa kekasih saya, tapi jika dia harus menunggu diluar maka saya tidak akan mengikuti pertemua ini."

Semua diam mendengar ucapan Suho, Suho pun melangkahkan kakinya untuk duduk.

Dia menarik kursi untuk diduduki oleh Jisoo terlebih dulu, lalu ia duduk disampingnya.

Jisoo terus menuduk, terlalu takut untuk berhadapan dengan keluarga mantan calon tunangan kekasihnya itu.

"Apakah kau yakin mengajaknya Suho-ssi?" tanya Tuan Bae.

"Saya yakin. Kekasih saya tidak akan membocorkan apapun yang kita bahas hari ini." Jawab Suho.

"Appa segeralah kita mulai rapatnya." Kini Irene, putri Tuan Bae yang bersuara dengan sesekali melirik Jisoo.

***

Setelah satu jam lamanya Jisoo mendengarkan pembahasan, perdebatan yang terjadi diruangan itu membuat dirinya jengah.

Ingin keluar dengan alasan ke toilet pun Suho tidak mengizinkan nya. Sesekali dirinya mengusap punggung tangan Jisoo terang-terangan di atas meja membuat Jisoo merasa gugup.

"Baiklan semua nya sudah selesai." Ucap Tuan Bae

"Ada yang ingin saya katakan pada kalian." Suho bersuara.

"Saya minta untuk tidak melanjutkan perjodohan ini lagi, sudah saya katakan saya tidak mencintai Irene. Dan kami berdua sudah sepakat untuk tidak membahas masalah pertunangan kita yang batal itu, benarkan Irene-ssi?" ucap Suho yang kini beralih menatap Irene yang disamping Tuan Bae.

Irene hanya mengangguk dan sedikit gelagapan, tanpa mengeluarkan suaranya.

"Dengan begitu saya akan mengundang kalian semua. Saya akan bertungan dengan kekasih saya saat malam natal. Kau Begitu saya pamit."

Ucapan Suho barusan membuat semua orang yang berada diruangan itu terdiam, termasuk Jisoo.

Dia mendongakkan kepalanya menatap Suho yang sudah berdiri. Tapi dengan cepat Suho membangunkan tubuh Jisoo dan menariknya keluar dari ruangan itu.

Setelah sampai didepan mobil Suho, Jisoo melepaskan pegangan Suho.

"Kau bicara apa barusan? Kita akan bertunangan malam natal nanti? Kau lupa aku akan merayakan natal di Swiss sekaligus melakukan doa untuk mendiang appa ku. Kenapa kau bisa berbicara seperti itu hah?" ucap Jisoo yang sudah benar-benar jengah.

"Benar. Aku sudah mempersiapkan segalanya. Jika kau tidak percaya, kau hubungi saja eomma mu."

Setelah menjawab pertanyaan Jisoo, Suho segera masuk kedalam mobilnya tanpa membukakan pintu untuk Jisoo.

Jisoo diam berdiri didepan mobil Suho, sampai klakson dari mobil itu membuyarkan lamunan nya. Segera Jisoo memasuki mobil itu dengan kesal.

"Aku tidak ingin kehilanganmu Jisoo-ya." Ucap Suho pelan sambil menatap Jisoo, dan Jisoo mendengar ucapan Suho tanpa menjawab nya.

'Aku pun, aku juga tidak ingin kehilanganmu lagi. Tapi aku harus pergi' lagi-lagi batinnya berbicara.

Journey of Life || [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang