Part 22

148 15 0
                                    

Sudah 2 hari Jisoo hanya mengurung diri dikamar nya.

Lisa terus menjaga kakaknya. Ia mengecek satu jam sekali kondisi Jisoo. Bahkan Lisa meminta cuti pada Joy untuk merawat Kakak nya itu.

Dokter sudah memeriksa Jisoo tadi pagi. Dokter bilang Jisoo memerlukan bedrest, tapi ada hal yang masih mengganjal dipikiran Lisa.

Dokter bilang, alangkah lebih baik membawa orang yang sudah membuat Jisoo seperti ini. Biarkan orang itu menjelaskan terlebih dahulu, mau Kakak nya itu percaya atau tidak yang terpenting Jisoo butuh kebenaran nya.

Dokter juga bilang, tidak baik jika Jisoo hanya menerka-nerka tanpa tau kebenaran sebenarnya. Nanti yang ada pikiran Jisoo bukan nya membaik tapi malah memburuk.

Tadi juga dokter mengatakan bahwa ia akan mendampingi Jisoo ketika teman-teman nya akan menjelaskan.

Lisa menghela nafas gusar, dia bingung. Apakah dia harus mengikuti apa kata dokter Kakak nya itu.

Lisa membuka aplikasi chat nya, saat ingin mengirim pesan Jisoo tiba-tiba duduk disamping Lisa dan menampilkan senyum nya.

"Eonnie waeyo? Kau membutuhkan sesuatu?" Tanya Lisa, Jisoo hanya menggeleng kan kepalanya.

Iya. Sekarang Kakaknya itu jarang sekali mengeluarkan suaranya. Jika ditanya, dia akan menjawab dengan mengangguk atau menggeleng. Lisa memaklumi hal itu.

"Kau ingin chickin? Aku akan pesan kan chickin dan cola untukmu." Ucap Lisa yang dijawab anggukkan antusias Jisoo.

30 menit kemudian pesanan Lisa datang, Jisoo bertepuk tangan layaknya anak kecil yang dibelikan makanan kesukaan nya.

Lis tersenyum melihat tingkah Kakak nya itu.

***

Wendy sangat antusias melihat cetakan pertama novel terbaru Jisoo. Ini akan dijadikan pertimbangan oleh direktur penerbit, jika sudah lulus pertimbangan maka novel itu akan siap diterbitkan.

Wendy melangkahkan kakinya keluar dari gedung penerbit, hari ini Wendy tidak pulang ke Ulsan. Dia sudah memesan kamar hotel didekat kantor penerbit.

Ya kalian tau sendiri, jarak Seoul - Ulsan yang tidak dekat. Itu membuat tubuhnya sedikit remuk karena harus pulang pergi dengan jarak yang jauh.

"Eonnie" teriak sorang gadis dalam kantor. "Eoh Rose-ssi. "

"Kau akan pulang? Boleh aku menitipkan sesuatu untuk Jisoo eonnie?"

"Ah mianhae Rose-ssi, hari ini aku memesan kamar hotel didekat sini. Tubuhku rasanya sakit jika harus pulang, mianhae" jawab Wendy.

"Eoh baiklah kalau begitu"

Tidak lama kemudian, laki-laki yang pernah Chaeyoung temui di rumah temannya Suho kini mobil nya berada didepan Wendy.

Wendy tersenyum melihat laki-laki turun dari mobil dengan senyuman, dia juga sempat mengangguk kan kepalanya sedikit pada Chaeyoung.

"Aku antar kau ke hotel, tapi sebelumnya kita makan malam dulu" ucap nya.

"Eoh Rose-ssi mian, mungkin aku akan pulang setelah semuanya selesai. Dia juga perlu istirahat jadi aku tidak ingin mengganggu nya." Sekali lagi Wendy meminta maaf pada Chaeyoung.

"Kwenchana Eonnie, aku bisa kirimkan saja lewat kurir. Kau istirahat lah, aku juga akan kembali kedalam. Annyeong" ucap Chaeyoung lalu pamit pada Wendy dan temannya.

Jujur, sekarang Chaeyoung merasa gusar karena dari tadi teman laki-laki Wendy terus melihat nya. Ia hanya takut nanti persembunyian Jisoo akan cepat terungkap karena laki-laki itu.

Untung saja tadi Wendy tak menyebutkan nama Jisoo, jika menyebut kan yah kalian sudah tau lah apa yang akan terjadi pada mereka berdua.

***

Wendy dan Chanyeol sudah sampai di restoran dekat hotel nya Wendy, mereka kemudian memesan makanan untuk memberi makan cacing - cacing yang sudah berdemo.

"Wendy-ah, boleh aku bertanya sesuatu?" , Wendy hanya menganggukan kepalanya.

"Wanita yang bersama mu tadi, siapa?" . Wendy menelisik mata Chanyeol dengan tatapan tanya.

"Jangan berpikiran macam-macam. Aku seperti pernah bertemu sebelumnya di Busan saat menemani Suho Hyung mencari Kekasihnya. Aku hanya ingin tau namanya, mungkin aku bisa mendapat info tentang kekasih Suho hyung darinya." Jelas Chanyeol.

Wendy terdiam mendengar penuturan Chanyeol. Ia bersusah payah menelan saliva nya.

"Ah mungkin itu hanya mirip, dia belum pernah ke Busan. Aku yakin."

"Akupun yakin Wendy-ah, aku melihat wajahnya kemarin. Dia wanita yang kabur bersama adik kekasih Suho hyung." Kini Chanyeol mendesak Wendy untuk menjawab.

"Dia Rose, anak magang di perusahaan penerbit itu. Aku hanya tau itu saja tentang nya."

"Hah baiklah, besok aku akan menemui nya kalau begitu."

"Jangan!" Ucap Wendy refleks, membuat Chanyeol menatap bingung.

"Waeyo?"

"Besok... Emm besok... Besok aku ada pekerjaan dengan nya, kita akan sampai malam mungkin kita tidak akan pulang jika kau memaksa untuk menemui nya." Ucap Wendy dengan gugup

Chanyeol hanya menghela nafas gusar, ia sebenarnya tak ingin memaksa temannya itu. Tapi Chanyeol juga kasihan pada Suho yang sekarang berubah lebih urak - urakan karena kepergian kekasihnya. Tapi suruh siapa dia melakukan hal konyol dengan wanita yang tak disukai nya sampai semua orang tau, batin Chanyeol.

Journey of Life || [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang