Part 37

112 15 1
                                    

Jisoo sudah sampai di stasiun kereta di Ulsan. Ia sudah menemukan teman yang menjemputnya, teman yang ia kenal saat dirinya pergi mengitari daerah rumahnya di Ulsan sendiri

"Sehun-ssi." Jisoo berlari pada Sehun yang sudah menunggunya didepan mobil miliknya.

Ngomong-ngomong soal Sehun. Ia mengetahui jika Jisoo adalah kekasih Suho, tapi tidak dengan Jisoo. Ia tidak mengetahui jika Sehun adalah salah teman Suho.

Karena dirinya yang bekerja di Busan juga Ulsan, jadi sangat jarang Sehun bertemu dengan teman-teman nya di Seoul.

Sehun menjadi teman Jisoo juga karena beberapa alasan. Alasan pertama, ia melindungi kekasih sahabatnya itu sesuai perintah Suho. Alasan kedua adalah karena dari sorot mata Jisoo saat itu, wanita itu sangat kesepian di Ulsan. Akhirnya Sehun berniat untuk berteman dengan Jisoo.

"Eoh annyeong Jisoo-ssi. Apa kau lelah?"

"Lumayan hehe. Kita langsung kerumah saja bagaimana?" jawab Jisoo yang memang sudah lelah.

Setelah menempuh 30 menit perjalanan dari stasiun kerumah persembunyian Jisoo, mereka kini memasuki rumah itu.

"Kau benar tidak ingin ku buatkan teh dulu?"

"Tidak apa Jisoo-ssi. Aku akan langsung pulang, aku menyewa penginapan sekitar sini agar jika kau membutuhkan ku maka aku langsung kesini. Kau juga terlihat sudah sangat lelah, maka istirahat lah sekarang."

"Ahh baiklah kalau begitu. Hati-hati."

***

Hari sudah berganti, matahari kini sudah terbit. Jisoo sudah memberitahu Lisa semalam jika dirinya sudah sampai dengan selamat.

Hari ini ia akan menyelesaikan keperluan nya dan segera kembali ke Seoul.

Ia sudah merapihkan baju-baju miliknya dan juga Wendy. Semalam Wendy bilang ia mempercayai Jisoo untuk merapihkan baju-baju miliknya.

Setelah selesai merapihkan baju-baju di koper dan membawa koper itu keruang tengah. Jisoo segera mengisi perutnya.

Ia membuat ramyeon, hanya itu yang mudah dibuat dan cepat. Jika nanti masih lapar Jisoo akan makan diluar saja.

Setelah selesai makan, Jisoo segera keluar dari rumahnya menuju suatu tempat.

"Halmeoni annyeonghaseyo." Ucap Jisoo ketika sudah sampai ditempat tujuan.

"Eoh gadis cantik. Kemarilah."

"Hentikanlah memanggilku begitu halmeoni."

"Kau memang gadis cantik, aku tidak salah kan. Ah jadi kau mau mengambil yang mana?"

Jisoo kembali melihat-lihat sebuah jam tangan klasik di lemari kaca yang ada dihadapannya.

Iya, Jisoo ingin membeli sebuah jam tangan klasik. Saat itu dirinya melihat seorang nenek tengah memperbaiki sebuah jam tangan seseorang.

Dan saat Jisoo melihat lebih dekat, betapa terkejut dirinya melihat berbagai barang antik dan klasik dirumah nenek tersebut.

Tapi saat itu sangat disayangkan, Jisoo tidak membawa dompetnya jadi ia tidak bisa langsung membeli apa yang ia inginkan.

Sekarang tujuan nya pada sebuah jam tangan klasik. Menurutnya walaupun jam tangan ini terlihat kuno, nama saat dipakai oleh orang yang kini ia pikirkan akan terkesan mewah.

"Aku ambil yang ini saja halmeoni. Dan aku juga ingin beberapa gelang yang kau tawarkan waktu itu, apa masih ada?"

 Dan aku juga ingin beberapa gelang yang kau tawarkan waktu itu, apa masih ada?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tentu saja, sudah kupisahkan untuk dirimu. Aku pecaya kau akan kembali kesini. Akan kubawakan dulu ya."

"Baiklah, terimakasih halmeoni."

***

Setelah membeli sebuah jam tangan dan beberapa gelang untuk dirinya dan orang-orang terdekatnya. Kini Jisoo pergi ke sebuah tempat.

Ini adalah sebuah rumah, tapi sudah seperti panti asuhan. Karena banyak sekali anak yang ditinggalkan oleh orang tuanya disini.

"Annyeonghaseyo."

"Ahh Jisoo-ssi, annyeonghaseyo. Sudah lama aku tidak melihat dirimu."

"Ahh kau bisa saja. Aku kesini hanya untuk mampir saja sebelum kembali ke Seoul."

"Kau akan kembali ke Seoul?"

"Ne. Aku harus kembali ke Seoul malam ini untuk melanjutkan pekerjaan ku yang tertinggal. Tapi akan ku usahakan untuk sering-sering datang kesini."

"Betul. Jarak Seoul Ulsan tidak sejauh jarak jika kita keluar negeri, betulkan?"

Jisoo terkekeh mendengar ucapan pemilik rumah itu.

"Ne. Ah iya, ada sedikit uang untuk anak-anak. Tidak banyak, tapi setidaknya cukup untuk membelikan baju baru untuk mereka. Aku juga sudah memesankan beberapa makanan untuk anak-anak dan lainnya dan mungkin sebentar lagi akan sampai. Semoga kalian menyukainya."

"Aigoo. Kau tidak perlu repot-repot seperti itu Jisoo-ssi. Gamsahamnida, semoga kebaikan mu dibalas oleh Tuhan."

"AH terimakasih. Kalau begitu aku pamit ya." Ucap Jisoo dengan melambaikan tangan pada anak-anak yang tengah bermain itu.

Urusannya kini telah selesai, ia bisa lebih cepat kembali ke Seoul sebenarnya. Tapi tiket kereta yang Jisoo pesan adalah jadwal malam, terpaksa Jisoo harus kembali kerumah dan tidak tau apa yang akan ia kerjakan sekarang.

Sehun, teman nya itu juga belum membalas pesan nya.

Saat Jisoo akan memejamkan matanya di sofa, tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar. Ah pasti itu Sehun, batinnya.

Jisoo langsung membuka pintu itu, tanpa disadari ada seorang laki-laki tegap didepan rumah nya kini berubah posisi dan memeluk Jisoo.

Laki-laki ini menghangatkan seluruh tubuh Jisoo dicuaca dingin seperti ini, juga ia menghatkan hati milik perempuan cantik bermarga Kim tersebut.

~ To be continued ~

Journey of Life || [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang