Part 30

124 15 2
                                    

"Eoh tidak apa-apa, yasudah nanti aku pikirkan. Gomawo Wendy-ah" ucap Jisoo pada Wendy yang berada disebrang sana.

"Waeyo? Apakah ada masalah?" Suho menghampiri Jisoo yang sudah mematikan telepon nya dan memeluk kekasih nya itu dari belakang.

"Aniyo, hanya masalah kecil saja. Ayo kita duduk lagi" jawab Jisoo dan mengajak Suho duduk kembali.

"Kau akan pergi kapan nanti dan berapa lama?" tanya Suho dengan wajah muram.

"YAK! Malam natal masih cukup lama, lagipula aku akan pergi satu hari sebelum malam natal. Dan mungkin kembali tiga atau empat hari setelah tahun baru." Jawabnya . 'Atau mungkin aku tidak kembali' batin nya menambahkan.

"Aku akan merindukan mu. Berarti kau akan merayakan ulangtahun disana? Baiklah."

Jisoo tidak menjawab apapun yang Suho katakan barusan.

Tak lama pelayanan datang dengan membawa berbagai pesanan sepasang kekasih itu.

"Gamsahamnida" ucap Jisoo pada para pelayan dengan tersenyum ramah. Pelayan pun segera meninggalkan ruangan VIP yang Suho pesan.

"Bagaimana? Kau suka semuanya?" tanya Suho. "Eoh. Ini pasti sungguh enak"

Mereka berdua menghambiskan makanan dengan tenang. Sesekali saling menatap dan berakhir tertawa.

'Biarkanlah kami bahagia seperti ini, walaupun ini sementara' batinnya kembali berbicara.

***

"Aissh, sudahlah. Jangan terlalu emosi seperti itu, kau akan cepat tua jika marah-marah terus seperti itu." Ucap Chaeyoung. Dirinya sengaja mengambil izin makan siang diluar agar bisa bertemu dan makan siang bersama Lisa, Sahabatnya.

"Bagaimana aku tidak kesal. Jika mereka seperti itu mereka akan kalah. Dan jika mereka kalah, rekor ku dari pelatih hingga mentor yang belum pernah mengalami kekalahan akan hilang jika sampai itu terjadi. Ah tidak-tidak, itu tidak boleh terjadi. Aku harus minta pelatih untuk lebih keras pada mereka, atau apa aku saja yang turun tangan untuk melatih tim itu?" ucap Lisa yang masih menampakkan guratan emosi di wajahnya.

"Kekalahan sekali tidak akan berpengaruh apapun padamu. Kenapa kau terlalu berambisi seperti itu Lisa-ya."

Chaeyoung tak habis pikir dengan sahabatnya ini. Dia terlalu berambisi untuk segala sesuatu nya harus seperti yang dia inginkan.

"Ohiya Lisa-ya. Aku ingin memberitahumu sesuatu"

"Hm apa itu?"

"Novel nya Jisoo eonnie ditangguhkan. Yang artinya novel itu rilis tidak akan sesuai rencana kita. Tapi kepala editor ku sudah memberi saran pada Wendy eonnie untuk pindah penerbit, dan Wendy eonnie pun sudah memberitahu eonnie mu. Tapi sepertinya dia tidak ingin menggantinya."

"Penerbit mana yang kepala editor mu itu sarankan?"

"Perusahaan penerbit yang di pimpin Kang Seulgi."

"Oh Tuhan. Jelas pasti Jisoo eonnie akan berpikir-pikir. Dia kan salah satu teman nya Irene-ssi. Perusahaan nya juga sempat bekerja sama dengan Jisoo eonnie. Karena kejadian itu, semua nya jadi bubar." Jawab Lisa.

"Pantas saja aku tidak asing saat mendengarnya. Aku baru ingat Jennie eonnie yang mengenalkan mereka berdua."

***

"Kai lepas, nanti bagaimana jika salah satu staff ku ada yang masuk hm" ucap Jennie kesal.

Karena, posisi mereka sekarang adalah Kai memeluk Jennie dari belakang.

Tak lama Kai segera mengubah posisi Jennie, mengunci tubuh mungil itu oleh tubuhnya. Dan merapatkan tubuh kekasih nya itu kedinding.

"Ka ... kau mau apa Kai?" ucap Jennie yang kini gugup.

Tanpa menjawab Kai sudah menyerang bibir Jennie. Ia melumat dan semakin memperdalam lumatan itu sehingga terjadi sedikit desahan pada Jennie karena wanita itu menikmatinya.

Kai melepaskan pagutan mereka, dan kini menciumi leher Jennie dan menciptakan aroma panas pada ruangan itu.

Jennie mencoba menahan desahan nya, "Kai ... cukup..." ucap Jennie tersenggal seakan ia kehabisan oksigen.

Kai melepaskan Jennie dengan tatapan sulit diartikan. Kemudian ia pergi menjauhi Jennie dan duduk disofa yang sudah tersedia diruangan itu.

"Ayolah jangan kekanakan seperti itu. Kau tau ini dimana? Ini di kantorku Kai. Ayolah jangan marah, nanti kita lanjut di apartemen ku okey?" goda Jennie pada kekasihnya itu.

"Tidak bisa. Nanti malam aku akan bekumpul dengan Suho Hyung dan lainnya."

"YAK! Suho oppa sedang pergi dengan Jisoo eonnie. Jangan berbohong padaku."

"Mereka pergi dari pagi. Dan Suho Hyung akan mengantarkan Jisoo pulang nanti sore." Ucap Kai berbisik tepat ditelinga milik Jennie.

Jennie segera melemparkan bantal pada wajah kekasihnya itu, dan berjalan menuju meja kerjanya dengan wajah kesal.

"Jika kau ingin ikut, aku akan memberitahu mereka untuk membawa kekasihnya juga. Ini hanya perkumpulan rutin biasa, tidak ada yang spesial." Ujar Kai.

Tak ada jawaban dari Jennie. Kai segera meraih ponsel nya dan menelpon seseorang.

"Eoh Hyung, bagaimana jika nanti malam kita bawa kekasih kita semua. Biarlah mereka yang jomblo tidak usah dipedulikan."

"Kau kenapa Kai? Apa jangan-jangan kau sedang bertengkar dengan Jennie?" tanya Suho disebrang sana.

"Biasalah, dia merajuk ingin minta lebih di apartemen nya nanti malam. Tapi aku kan sudah ada janji dengan mu dan lainnya. Bagaiamana?"

"YAK! Apa yang akan kalian lakukan diapartemen HAH!?"

"Tidak akan terlalu lebih hyung. Sudahlah bagaiamana?"

Tak ada jawaban dan suara dari sebrang sana. Oh mungkin Suho sedang bertanya pada kekasihnya itu.

"Kai? Jisoo bilang boleh jika Jennie benar-benar ikut.

"Tenang saja hyung. Jennie akan ikut, yasudah sampai bertemu nanti malam."

Kai mematikan telpon nya dengan Suho. Setelah itu ia mendapat lemparan pulpen dari Jennie.

"YAK APA MAKSUDMU AKU MINTA LEBIH DI APARTEMEN HAH!" teriak Jennie dari balik meja kerja.

"Sudah. Selesaikan cepat pekerjaan mu lalu kita makan siang yang sudah telat ini." Ucap Kai yang kini menyandarkan tubuhnya pada sofa dan memejam kan matanya.

Journey of Life || [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang