Part 23

131 18 0
                                    

"Eonnie, hari ini dokter akan datang memeriksa  mu lagi. Kau mandi ya sekarang, setelah itu sarapan. Aku tunggu dimeja makan ya eonnie." Ucap Lisa di didepan pintu kamar Jisoo. Dan Kakaknya itu hanya mengangguk.

Setelah 15 menit menunggu, akhirnya Jisoo berjalan menuju meja makan dan langsung melahap sarapan yang Lisa pesan tadi.

Adiknya itu jadi jarang sekali memasakan Jisoo, walau hanya sekedar nasi goreng atau roti bakar saja yang bisa Lisa buat, namun Jisoo merindukan nya.

Dan entah kenapa dia tak bisa meminta pada adiknya, dan hanya memakan yang memang sudah tersaji.

Ting Tong ...

Bunyi suara bel terdengar. "Ah dokter nya pasti sudah datang, kubuka kan dulu pintunya ya eonnie." Jisoo hanya mengangguk lalu membereskan piring bekas makan nya tadi, lalu menyusul Lisa untuk menemui dokter nya.

Lisa segera membukakan pintu rumahnya, dan masuklah dokter pribadi keluarga nya dan 3 orang lainnya.

Seluruh tubuh Jisoo menegang saat menghampiri dokter nya itu. Matanya memanas, deru nafasnya tak beraturan, serta degup jantung nya yang berdetak lebih cepat dari biasanya.

Lisa segera menghampiri Jisoo, kini Jisoo menutup matanya dengan kedua tangan nya. Ia tidak ingin melihat orang-orang didepan nya.

Dokter mengambil alih Jisoo dari Lisa dan meminta Lisa membawakan air hangat.

Dokter membawa Jisoo duduk di sofa ruang tengah, dan ke 3 orang yang datang bersama dokter pun duduk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dokter membawa Jisoo duduk di sofa ruang tengah, dan ke 3 orang yang datang bersama dokter pun duduk.

Lisa menghampiri semuanya dengan membawakan minuman untuk para tamu dan air hangat untuk Jisoo.

Sebelum sampai rumah ini, dokter sudah memperingati ke 3 orang itu untuk tidak bereaksi atau berbicara apapun tanpa perintah nya. Sehingga keadaan saat ini hening.

Sebelum suara parau itu terdengar. "Aku ingin istirahat." Ucap Jisoo yang berusaha untuk bangun namun ditahan oleh dokter.

Mendengar suara Jisoo seperti tadi, membuat hati ketiga orang didepannya teriris.

"Jisoo-ya, jika kamu ingin sembuh. Maka kita sama-sama dengarkan penjelasannya nya ya." Ucap Dokter lembut.

Jisoo hanya menatap kosong dokter disamping nya, ia berusaha melepaskan cekalan dokter dengan susah payah.

"Aku bilang aku ingin istirahat" bukan lagi suara parau, namun Jisoo mengeluarkan suara tegas nam ketakutan nya sehingga mau tidak mau dokter melepaskan cekalan pada tangan Jisoo.

Dokter akan memberikan ruang untuk Jisoo saat ini, namun hari ini semuanya harus selesai. Itu rencana dokter.

***

Setelah satu jam dalam keheningan, dan keadaan Jisoo yang lumayan membaik.

Jisoo kembali keluar dari kamarnya menuju ruang tengah dan duduk disamping dokter, ia mengangguk pada pada dokter. Tanda untuk memulai.

Dokter pun buka suara. "Aku ingin kalian jelaskan perlahan, tidak ada emosi atau nada tinggi. Silahkan siapa yang ingin menjelaskan terlebih dahulu."

Suho dan Jennie saling pandang seraya menanyakan siapa yang akan terlebih dulu menjelaskan. Hingga akhirnya Jennie menghela nafasnya perlahan. Lalu bersuara.

"Eonnie, mianhae. Jinjja mianhae. Aku tau kau kecewa padaku, tapi jujur saat aku membuat dress itu, dan memperlihatkan nya padamu. Aku sama sekali tidak tahu itu untuk Bae Irene-ssi. Aku terkejut saat aku pergi ke Australia untuk pertemuan ternyata Irene-ssi lah yang memesan dress itu memakai nama EO nya. Aku benar-benar minta maaf eonnie, aku benar-benar minta maaf." Ucap Jennie yang sudah tak bisa menahan air mata nya dan kini menangis.

Dokter mencukupkan penjelasan Jennie, dan dilihat nya Jisoo pun kini menangis dalam diamnya.

Setelah Jennie, kini giliran Suho yang bersuara.

"Jisoo-ya, aku minta maaf. Benar-benar minta maaf. Ada kesalahpahaman yang terjadi. Beberapa Minggu lalu aku pergi keluar negeri memang benar karena urusan bisnis. Tapi saat semuanya sudah selesai dengan cepat, aku tiba-tiba diminta untuk datang ke Australia dan Tuan Bae meminta ku mendampingi putrinya untuk bertemu kolega mereka. Aku sama sekali tidak tahu ternyata mereka memiliki maksud tertentu. Hingga sehari sebelum aku bertemu dengan Jennie aku diberitahu sekretaris ku bahwa tuan Bae menjodohkan ku. Tapi kau harus mendengar kan apa yang terjadi hari H, termasuk dirimu Jen. Aku tau kau pergi setelah mengurus dress Irene saat itu." Jelas Suho.

Ia menarik nafas nya perlahan sebelum melanjutkan penjelasannya.

"Saat itu, saat semuanya berkumpul aku mengungkapkan pada semuanya bahwa aku memiliki kekasih dan tidak berencana untuk melamar Irene. Namun karena orang-orang disana banyaknya kolega Bae Company mereka marah, sampai pada akhirnya aku meminta ayah ku yang menjelaskan melalu panggilan telepon. Dan setelah itu, acara menjadi kacau. Aku langsung terbang ke Korea, karena aku tau kau pasti sudah melihat postingan bodoh itu. Postingan itu tidak benar, bahkan aku langsung memecat orang yang memposting hal bodoh itu saat aku kembali ke kantor. Jadi semuanya hanya kesalahpahaman Jisoo-ya, aku benar-benar minta maaf." Tambah Suho

Jisoo hanya diam, dia mengusap matanya kasar lalu berdiri. "Aku lelah, ingin istirahat" . Lagi Jisoo mengatakan hal itu, namun kali ini benar-benar dengan suara yang siapapun jika mendengar nya terdengar menyakitkan.

Setelah mengatakan itu saat dokternya tidak menahanan lagi, Jisoo benar-benar berjalan memasuki kamar nya.

Dan membuat semua mata tersirat kekecewaan..

***

Dikamarnya Jisoo terdiam. Dirinya sudah tidak menangis lagi.

Jika kalian pikir Jisoo mengalami gangguan mental karena hanya menjawab dengan ekspresi, jawaban salah.

Hanya saja Jisoo melakukan itu semua untuk menahan air mata nya turun. Tapi ternyata, yang ia lakukan sia-sia hari ini.

Jisoo mendekat kan tubuhnya ke pintu kamar yang tertutup, ia ingin mendengarkan apa yang sedang dibicarakan druang tengah.

Walaupun masih ada kebingungan tentang apa yang direncanakan Dokter dan Adiknya itu, mengapa mereka membongkar persembunyian Jisoo dari orang-orang yang dirinya hindari.

"Kalian tenang lah, Jisoo hanya butuh waktu untuk mencerna semua yang kalian jelaskan barusan. Kalian tidak perlu khawatir." Ucap Dokter yang menenangkan Suho dan Jennie.

"Lisa, jadi sekarang novel terbaru Jisoo sedang tahap proses?" Kini Jinyoung yang bersuara.

Dirinya memang tidak ada permasalahan apapun dengan Jisoo, tapi sebagai manager nya. Jinyoung harus tau keberadaan Jisoo.

"Eoh oppa, Wendy eonnie sedang mengurus nya. Kau tidak perlu khawatir." Jawab Lisa.

"Aku bersyukur masih bisa melihat Jisoo, walaupun sebenarnya hati ku tidak mampu melihat Jisoo dalam keadaan seperti ini" Ucap Suho yang kini suaranya bergetar.

Didalam kamar, Jisoo yang mendengar Suho mengatakan hal itu membuat tubuhnya merosot dan kini posisi dirinya duduk dengan tatapan kosong.

Ketukan pintu membuat Jisoo sadar. Dirinya terdiam, apakah ia harus membukakan. Tapi siapa yang mengetuk nya.

Bagaimana jika Suho, atau Jennie. Tidak itu tidak mungkin, dokter pasti melarang mereka melakukan nya.

Tapi dia tau Jennie, Jennie pasti tidak akan menggubris apa yang dokter katakan. Haruskah ia membuka nya?

Journey of Life || [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang