Part 36

105 14 0
                                    

Hari ini sudah lebih dari 10 kali Suho menghubungi Jisoo, dan lebih dari 50 pesan yang ia kirimkan. Namun tidak ada jawaban sama sekali dari kekasihnya itu.

"Suho-ya. Kau kenapa, apa ada terjadi sesuatu?" Tanya Taeyeon yang tiba-tiba datang ke kantornya dan langsung masuk ke ruangan adiknya itu.

"Noona. Ada apa kau kesini?"

"Aniya. Aku hanya mampir kesini. Kebetulan aku ada janji disekitar sini, tapi karena masih ada waktu jadi aku menyempatkan menemui dirimu. Kau kenapa terlihat uring-uringan seperti itu?"

"Noona, Jisoo marah. Dia marah karena aku langsung memutuskan untuk mengadakan pertunangan dengan nya tanpa memberitahunya terlebih dulu. Tapi bukan itu saja yang membuatnya marah. Tepatnya dia kecewa karena aku tidak bisa benar-benar lepas dari Irene."

"Mworago? Kau tidak bisa lepas dari Irene? Itu artinya kau masih menyukai wanita itu?"

"Aniya Noona. Maksudku. Perusahaan ku dan perusahaan nya sudah bekerjasama sejak lama, ditambah Irene adalah salah satu penanam saham terbesar juga di perusahaan ku. Itu artinya aku akan terus bertemu dengan nya karena pekerjaan. Itu membuat Jisoo marah Noona. Dia takut jika kita sudah bertunangan akan ada hal buruk terjadi pada hubungan kita." Jelas Suho yang sudah frustasi.

Taeyeon menghela nafas nya. Ia bingung dengan masalah percintaan adik nya itu.

Pertama Jisoo menghilang setelah mengetahui acara pertunangan Suho dan Irene yang sebenarnya batal, dan sekarang disaat adiknya serius dengan hubungan percintaan nya. Kembali, Jisoo memberi jarak karena Suho yang pasti akan bertemu dengan mantan tunangan nya itu dalam masalah pekerjaan.

Taeyeon sedikit tau perasaan Jisoo, karena ia pun sempat mengalami nya. Tapi ada yang berbeda dari mereka. Jika Jisoo bertahan dengan Suho setelah badai menerpa, justru Taeyeon sebaliknya. Ia melepaskan kekasihnya karena tak bisa melihat kekasihnya masih berhubungan dengan mantan selingkuhan nya.

"Kau cobalah meminta saran pada Ayah. Ayah pasti tau bagaimana kau harus mengatasinya, maaf karena aku tidak bisa membantu mu. Yasudah, aku harus segera pergi menemui teman ku." Ucap Taeyeon yang langsung pergi dari ruangan adiknya itu yang penuh sesak.

***

Setelah selesai menenangkan diri, Jisoo pamit pada Seulgi Jinyoung dan juga Wendy.

Ia ingin pergi mengunjungi adiknya yang sekarang tengah bekerja sambil membawakan makan siang.

Ia keluar dari sebuah taxi dan mulai memasuki sebuah bangunan yang tak terlalu besar juga tak terlalu kecil ini.

Setelah menanyakan dimana ruangan Lisa, Jisoo berjalan sesuai arahan pegawai yang memberitahunya tadi.

Jisoo masuk kedalam sebuah ruangan yang sudah tertera nama Lisa di pintu nya. Ia melihat sekeliling ruangan adiknya itu, minimalis namun terkesan nyaman.

Adiknya tidak ada diruangan, akhirnya Jisoo memilih untuk duduk di salah satu kursi yang tersedia.

Hingga tak lama Lisa datang dengan mengenakan kaos, hotpants, dan rambutnya yang diikat. Keringat bercucuran didahinya. Padahal tadi saat berangkat adiknya itu sangat rapih.

"Astaga. Eonnie kau mengagetkan ku saja. Ku kira siapa yang sedang berada diruangan ku, ada apa?"

"Ngh...? Ahh Aku hanya ingin mampir dan membawakan mu makan siang. Lisa-ya, kau habis melakukan apa? Kenapa berantakan sekali seperti itu. Aiish keringatmu itu"

Namun Lisa tak peduli dengan ucapan Jisoo, ia segera duduk disamping Jisoo dan membuka box makanan yang Jisoo bawa. Belum sempat mengambil makanan nya, tangan Lisa ditepis oleh Jisoo.

"Bersihkan dulu dirimu, baru kau boleh makan. Lihat kau bau, keringatmu itu membuatku mual. Sana-sana kau bersihkan dirimu dulu, tak kan ku makan tenang saja." Ucap Jisoo kesal.

"Aishh eonnie, i'm hungry. Pleaseeee." Kini Lisa ber aegyo membuat Jisoo jengah.

"Andwe! Kau akan sakit perut jika tangan kotormu itu langsung bersentuhan dengan ayam yang ku bawa. Setidaknya kau cuci tangan mu terlebih dahulu."

Dengan kesal Lisa keluar dari ruangan nya. 30 menit kemudian ia kembali dengan penampilan yang sudah rapih seperti tadi pagi saat dia akan berangkat kerja.

"Bukankah kau sudah menjadi mentor, tapi kenapa tadi kau sangat berantakan?"

"Pelatih timku tidak masuk, jadi mau tidak mau aku yang melatihnya. Lagipula semenjak aku menjadi mentor, aku sudah lama tidak mengikuti dance. Setidaknya dance itu olahraga eonnie." Jawab Lisa yang mulutnya kini penuh.

Jisoo hanya menggelengkan kepalanya. Sekarang ia tahu bagaimana kondisi adiknya itu ditempat kerjanya. Ternyata Lisa sangat nyaman disini.

"Aku akan kembali ke Ulsan nanti malam."

Uhuk uhukk ... Lisa tersedak mengedengarkan ucapan Kakaknya barusan.

"Mwo? Untuk apa? Apa kau mau kabur lagi dari Suho Oppa?"

Jisoo terkekeh melihat ekspresi Lisa yang kesal sekaligus wajah nya yang kini memerah akibat tersedak tadi.

"Pelan-pelan kalau makan, minum dulu. Aniya, aku kesana untuk membawa koperku dan kopernya Wendy. Kita berdua akan menetap disini, dan kebetulan aku juga masih ada sedikit urusan di Ulsan. Besok malam aku kembali lagi ke Seoul." Jelas Jisoo

"Tapi, dengan siapa kau kesana? Dengan Wendy eonnie?" , Jisoo menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan Lisa.

"Aku akan pergi sendiri. Aku sudah memesan tiket kereta, lagipula akan lebih mudah dan cepat jika pergi sendiri."

"Andwe! Aku tidak mengizinkan mu pergi sendiri. Apalagi kau bilang tadi kau akan pergi malam hari, bagaimana jika terjadi sesuatu?"

"Tenang saja. Aku disana bersama teman baruku kok, jadi kau tidak perlu khawatir ya."

"Teman? Kau punya teman di Ulsan? Yasudah, tapi awas jika terjadi sesuatu padamu aku akan lebih dulu marah daripada khawatir padamu." Kini Lisa merajuk. Membuat Jisoo semakin gemas pada adiknya itu.

Journey of Life || [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang