Part 50 || Last!

276 12 0
                                    

Malam telah tiba. Kediaman Neneknya Jisoo pun semakin ramai oleh keluarga dan beberapa kolega Keluarga Kim dan kolega orangtua nya.

Jisoo sudah mengenakan gaun cantik yang di design khusus oleh Jennie untuk sahabatnya itu.

Malam ini, acara pertunangan Jisoo dan Suho akan digelar secara sederhana menurut Ayahnya. Namun sangat meriah menurut Jisoo.

Jisoo masih terduduk di salah satu ruangan khusus didekat halaman belakang tempat acara digelar.

Ditemani sang Adik dan Jennie, Jisoo terus menghela nafasnya.

Lisa memegang tangan kanan Jisoo, serta Jennie memegang tangan kiri Jisoo. Keduanya sama-sama menyalurkan kekuatan pada Jisoo.

"Eonnie tenanglah, ini hanya pertunangan bukan pernikahan" ucap Jennie berusaha menenangkan Jisoo.

"Aku rasa aku akan pingsan saat nanti menunggu acara pernikahan digelar" jawab Jisoo

"Eoh, kau memang sepertinya akan pingsan. Sekarang saja kau gugup setengah mati sepeti ini, bagaimana nanti jika kau menikah" ucap Lisa asal untuk menenangkan hati kakak nya tujuannya.

"Jisoo-ya" eomma Kim datang tiba-tiba ditemani pelayan yang membawa nampan berisi minuman serta cemilan.

"Eoh Eomma."

"Kau tenanglah, jangan gugup seperti ini. Hmm putri eomma ternyata sudah besar" ucap eomma Kim dan langsung memeluk putri semata wayangnya itu.

Memeluk Jisoo, seraya memeluk mendiang suaminya.

"Kita berdoa dulu pada mendiang appa mu ya. Lisa Jennie, apakah kalian ingin ikut?" Tanya eomma Kim.

"Tidak eomma, kita akan menunggu disini"

Eomma Kim mengangguk dan membawa Jisoo keluar dan kembali memasuki ruangan khusus doa yang dibuat oleh mendiang ayah mertuanya sekarang.

***

Diujung ruangan itu, terdapat foto mendiang suaminya dan beberapa bunga yang masih segar.

Jisoo berdiri dibelakang eomma nya, dia menunggu eomma selesai menyapa mendiang appa nya.

Setelah selesai kini giliran Jisoo yang menyapa mendiang appa nya.

"Appa, apa kabar? Kau pasti sangat bahagia disana, aku benar-benar merindukan mu appa. Kita bersama hanya sebentar appa, kau terlalu cepat meninggalkan anak gadismu ini"

Jisoo mengehela nafasnya perlahan, sesak didadanya mulai terasa. Ia benar-benar merindukan sosok ayah kandungnya.

Berputar memori saat dirinya masih kecil dan bermain bola dengan sang ayah, sangat menyenangkan.

Hingga tiba, memori dimana dirinya harus melihat sang ayah yang berlumuran darah memasuki rumah sakit.

Padahal orang-orang yang mengetahui kejadian nya sudah bilang bahwa sang ayah sudah tiada, tapi Ibunya histeris dan tetap memaksa mendiang suaminya itu diperiksa oleh dokter.

Saat itu Jisoo hanya mematung dipelukan sang nenek, Ibu dari mendiang Ayah kandungnya.

Sampai akhirnya, 10 menit setelah dokter memeriksa. Dokter mengatakan, memang benar Ayah nya meninggal ditempat kejadian.

Sungguh memori yang enggan Jisoo lupakan, karena hari dimana Ayah nya meninggal itu adalah hari dimana dirinya berulang tahun.

Jisoo tidak bertemu Ayahnya selama satu bulan lebih karena kesibukan sang Ayah. Dan satu hari sebelum ulang tahun dirinya, sang Ayah berjanji akan pulang dan merayakan ulang tahun bersama Jisoo dan Ibunya

Tapi bukannya pesta perayaan ulang tahun pada saat itu, melainkan acara duka yang digelar.

Dengan cepat kembali menghela nafasnya.

"Appa, kau sudah bertemu dengannya kan? Bagaimana menurut mu, dia adalah laki-laki baik yang kutunggu selama 3 tahun terakhir ini appa. Aku sangat mencintainya appa, aku nyaman ketika berada didekat nya. Apa itu artinya aku benar-benar tulus menyayangi appa? Appa sekali-kali kau datanglah ke mimpi putrimu yang cantik ini, kita bahkan belum bertemu lagi setelah aku beranjak dewasa. Apa aku ada salah padamu sehingga kau enggan menemui ku lagi. Aku tau kau pasti marah juga karena aku jarang mengunjungi mu dan Nenek. Aku janji, setelah pulang dari sini aku akan langsung bertemu dengan mu dan Nenek sambil kembali mengenalkan dia. Appa, aku merindukan benar-benar merindukan mu. Appa saranghae"

Jisoo mengakhiri ucapan nya dan menyeka air matanya agar tidak membasahi pipinya yang sudah diberi riasan.

***

Acara semakin meriah ketika keluarga Kim datang. Keluarga Kim menyapa satu persatu keluarga Jisoo yang hadir.

Mereka berbincang sebentar, sampai akhirnya Tuan Mark Ayah Jisoo berdiri dihadapan mic.

"Selamat malam semuanya. Terimakasih banyak atas kehadirannya. Malam ini Putri ku Kim Jisoo akan bertunangan dengan kekasih pilihan nya Kim Suho."

Suara tepuk tangan yang meriah membuat Jisoo dan Suho yang berdiri tepat dibelakang Tuan Marco Ayah Jisoo membungkuk kan tubuhnya sedikit. Mereka berdua tersenyum pada tamu yang hadir.

Sampai pada saat nya, Suho akan menyematkan cincin dijari manis milik Jisoo.

Sebelumnya Suho sedikit membungkuk memberi hormat pada tamu yang hadir, ia sedikit memberikan sedikit sapaan hangat.

"Terimakasih banyak kepada semuanya karena sudah menyempatkan waktu untuk hadir diacara pertunangan saya dan Jisoo, dimana seharusnya malam natal menjadi rutinitas untuk berkumpul dengan keluarga alih-alih menghadiri sebuah pesta. Maka dari itu saya benar-benar mengucapkan terimakasih. Dan teruntuk Tuan Marco dan Nyonya Kim selaku orangtua Jisoo, saya benar-benar mengucapkan terimakasih. Terimakasih karena telah menyetujui saya untuk memilih salah putrimu bertunangan dengan saya, saya janji akan menjaga Jisoo selama kami berada di Korea. Dan untung Lisa dan Jennie, terimakasih juga atas semua bantuan nya. Jisoo-ya, aku tidak bisa membuat kata-kata romantis karena aku adalah orang yang dingin. Tapi aku bisa membuat dirimu nyaman hanya dengan keberadaan ku disamping mu. Terimakasih karena sudah selalu menghadapi sikap kekanak-kanakan ku, terimakasih karena sudah selalu ada disampingku, terimakasih sudah menyelamatkan ku saat itu. Hari ini, esok, dan seterusnya jadilah milikku Kim Jisoo."

Suho mengakhiri kata-kata yang ia hafalkan sedari tadi siang, lalu menyematkan cincin dijari manis Jisoo dan segera memeluk nya.

Malam ini, adalah malam yang membahagiakan untuk sepasang kekasih itu.

"Oppa, terimakasih sudah memilihku. Nado saranghae Kim Suho-ssi"

Akhir yang bahagia adalah impian semua orang. Tidak akan ada yang menginginkan akhir yang menyedihkan.

Akhir yang bahagia dilengkapi juga dengan proses yang sulit. Proses menuju bagaimana caranya kita bisa mendapatkan akhir yang bahagia.

Perjalanan Hidup seseorang sudah ditentukan oleh sang pencipta, dan kita tidak bisa mengubah nya.

Sama seperti seorang pasangan, Tuhan sudah memutuskan untuk siapa diriku, dan untuk siapa dirinya. Kita hanya bisa berdoa dan berusaha agar apa yang kita inginkan bisa kita capai.

Semuanya kembali pada Perjalanan Hidup.

_______________________________________

Terimakasih banyak buat semuanya yang udah support, kritik, dan saran dari cerita ini, maaf kalau ceritanya masih banyak yang kurang karena emang ini adalah cerita pertama author.

Daan special-special part nya ya, udah author siapin beberapa special part.

Gomawo chingu 🥳

Journey of Life || [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang