12

4.9K 369 30
                                    

Tangan Taehyung berhenti didepan pintu ketia ia berhasil menekan sandi pintu apartement. Dirinya mendadak gugup. Setelah hampir seminggu tidak melihat sosok Jeongguk sama sekali, pertemuan kali ini rasanya seperti mimpi buruk. Walau rindu, perasaan Taehyung masih ditutupi oleh kecewa.

Setelah menghembuskan napas, Taehyung memutuskan untuk masuk. Lampu bercahaya kuning langsung meyambut kedatangannya. Seperti dugaannya, suasana aprtement sepi. Ruang tengah nampak rapih dengan televisi yang menyala tanpa suara. Boros listrik, pikir Taehyung. Maka, ia lalu mematikan televisi itu.

Tidak ada tanda-tanda keberadaan Jeongguk sama sekali. Baguslah kalau begitu. Taehyung tidak perlu menghadapi lelaki keras kepala satu itu. Dirinya lalu berjalan menuju kamar. Pintu bercat putih itu tertutup rapat. Dengan ragu, tangan taehyung membukanya.

Dan, ya, kamar itu kosong. Yang Taehyung lihat hanya kondisi tempat tidur yang berantakan. Taehyung lantas memutar bola matanya, sebal. Kebiasaan Jeongguk yang selalu mengacak apapun itu. Untungnya Taehyung sedang berbaik hati, dirapihkannya tempat tidur mulai dari melipat selimut hingga menyusun bantal.

Di tengah kegiatannya, taehyungpun bertanya-tanya dimana keberadaan Jeongguk tengah malam begini. Karena sangat jarang jeongguk keluar sampai lewat tengah malam. Terakhir yang Taehyung ingat saat Jeongguk izin ke club yang berakhir pulang pagi.

Namun, ketika Taehyung sibuk dengan pikirannya sendiri, suara nyaring terdengar. Kepala Taehyung langsung menoleh ke arah kamar mandi yang tertutup. Suara kaca yang nyaring itu sungguh membuat Taehyung khawatir.

Langkah Taehyung tersa bergetar ketika ia semakin mendekati pintu kamar mandi. Tapi karena penasaran dan juga khawatir, Taehyung akhirnya memilih untuk membuka pintu itu. Tubuh taehyung sampai berjengit ketika kerasnya suara pintu menghantam dinding menggema di seluruh ruangan.

Hal yang Taehyung lihat pertama kali adalah sebuah botol minuman keras yang menggelinding di lantai—dengan keadaan yang sudah kosong. Mata taehyung lantas beralih ke manusia di hadapannya. Disana terdapat sosok Jeongguk yang udah terduduk kaku di lantai dengan posisi bersandar di dinding dan kepala mendongak ke atas.

Taehyung terdiam ketika melihat itu. Terutama ketika menyadari bahwa tubuh jeongguk kini sudah bergetar kedinginan. Bau alkohol yang sangat menyengat juga menambah bukti bahwa Jeongguk mabuk. Benar-benar cari mati dengan menghabiskan sebotol besar minuman keras.

Dan ketika Taehyung hendak menghampiri Jeongguk, lelaki itu sudah menoleh duluan.

Tatapan tajam yang sedikit tertutup dengan rambut itu membuat langkah Taehyung terhenti. Jujur, Jeongguk yang mabuk adalah salah satu hal yang taehyung hindari. Pasalnya, lelaki itu bisa hilang kontrol kapan saja.

"Lo beneran kesini?."

Masih dengan pertahanan yang kuat, Taehyung menggelengkan kepalanya. Mencoba mengabaikan kondisi Jeongguk yang mengkhawatirkan. "Enggak. Ada yang mau gue ambil."

"Gue senang bisa liat lo." Ucap Jeongguk seperti menggumam.

"Terserah." Jujur, Taehyung rasanya baru kali ini sejahat itu dengan Jeongguk. Walaupun ada sedikit rasa tidak enak di dalam hatinya, Taehyung tetap berjalan mundur menjauh dari kamar mandi dan melangkah menuju meja belajarnya. Dibukanya laci yang berada dibawah meja. Setelah menemukan flashdisk kesayangannya, Taehyung kembali berjalan menuju kamar mandi.

Benar saja, Jeongguk masih setika duduk disana. Bedanya kali ini dia menunduk. "Lo mau sakit apa gimana?."

Jeongguk menggeleng lesu. "Gak mau."

"Kalo gitu bangun, bersihin tubuh lo, terus tidur. Lo besok masih ada kelas."

Jeongguk menggeleng lagi. "Capek."

"Lo bisa gak, sih, gak usah bertingkah seolah lo yang paling tersakiti. Yang diselingkuhin itu gue. Yang harusnya terpuruk kayak gini itu gue."

"Maaf."

"Buat apa minta maaf?. Lo merasa bersalah?."

Dan Jeongguk hanya terdiam.

"Lo harusnya sadar, kalo selingkuh tapi gak dapet yang lebih baik dari gue, ngapain selingkuh?."

Taehyung menatap Jeongguk nanar. Sebenarnya ia juga tidak tega. Tapi apa yang bisa diharapkan ketika emosi sudah menguasai. Tidak ada yang bisa taehyung lakukan saat ini, hanya terdiam di ambang pintu dengan pandangan yang tidak lepas dari sosok Jeongguk yang nampak menyedihkan.

Apalagi ketika isakan kecil terdengar. Hal itu membuat taehyung menahan napasnya. Jeongguk menangis. Pundaknya bergetar hebat ketika isakan tangis semakin terdengar jelas. Jeongguk merasa frustasi.

"Maafin gue." Ucapan Jeongguk terputus oleh isak tangisnya. "Maaf Taehyung."

"Ggukie..."

Dan Taehyung benar-benar tidak tahu apa yang harus ia lakukan saat ini?.















Hey yall,
How are you? I hope you're all fine. Dont forget to smile okayy.

Thanks for reading, I love you<3

Kissed | KvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang