17

4.4K 337 8
                                    

Siang ini, tepatnya pada hari minggu, rasanya panas sekali. Pendingin ruangan sudah menyala dengan temperatur paling rendah sedari tadi. Tapi, hal itu tidak membuat Jeongguk merasa sejuk sama sekali. Ia sekarang sedang bersandar lemas di sofa dengan kepala terkulai ke belakang. Tubuh bagian atasnya total tidak tertutup apa-apa karena panas.

Sebenarnya, bukan fisiknya saja yang sedang panas. Perasaannya juga terasa seakan terbakar saat ini. Dua hari yang lalu, Mingyu mengirimnya sebuah pesan yang isinya agak err... membuatnya marah. Jadilah selama dua hari ini Jeongguk belum membalas pesan itu sama sekali. Ia bahkan hanya membacanya melalui notification tab. Kelewat kesal untuk membukanya.

Begitu pula dengan Seora. Wanita itu belum menghungbunginya sejak dua hari yang lalu. Mungkin sudah bertemu dengan Mingyu, pikir Jeongguk. Ia juga berusaha tidak peduli. Entahlah, dirinya sudah merasa tidak minat lagi dengan semuanya. Brengsek, memang. Jeongguk sendiri mengakuinya.

Namun, semakin ia mengingat semua perbuatannya, semakin besar rasa berssalahnya kepada Taehyung. Dan disana pula Jeongguk tersadar untuk mengakui kesalahannya dan segeran meminta maaf. Selama ini, permintaan maafnya tidak pernah terkesan serius.

Jeongguk juga tidak berharap mereka untuk kembali seperti dulu. Walaupun Jeongguk sangat ingin, tapi belum tentu dengan Taehyung.

Bel pintu apartement tiba-tiba berbunyi, membuat Jeongguk bangkit dari duduknya dan berjalan menuju pintu. Agak terkejut setelah mengetahui bahwa Mingyu datang sebagai tamunya hari ini. Tanpa menunggu, Jeongguk membuka ointu yang menjadi penghalang diabtara mereka itu.

Kini keduanya saling melayangkan tatapan yang sama kerasnya.

"Ngapain lo?." Tanya Jeongguk tanpa basa-basi. Ia bahkan tidak membiarkan temannya itu masuk.

"Udah gila. Gue kesini mau liat lo, lah. Gue masih peduli sama lo."

Jeongguk berdecak, memutar bola matanya sebal. "Kalo mau ceramahin gue lebih baik pulang."

"Gue emang mau ceramahin lo. Biar sadar, brengseknya udah keterlaluan soalnya."

Jeongguk lalu kembali berdecak, menunjukan raut wajah tak minatnya. Tapi ia tetap meyuruh MIngyu untuk masuk ke dalam. Setelah menutup pintu, Jeongguk berjalan ke ruang tengan dan ikut duduk di sebelah Mingyu.

Kepala Jeongguk menoleh ke orang yang duduk di sebelahnya. "Apa?."

Menghela napas, Mingyu akhirnya memutar tubuhnya untuk menghadap ke Jeongguk. "Lo gak bisa gini terus. Minta maaf sama Seora, lepasin dia. Perasaan dia hancur saat tau kalo dia adalah alasan hubungan lo selesai."

"Gue-gue juga merasa bersalah, Gyu. Tapi setelah semuanya terjadi, gue bingung mau ngapain." Ucap Jeongguk pelan, kepalanya tertunduk dengn raut wajah frustasi.

"Minta maaf, darling. Akui kesalahan lo."

"Iya, gue tau. Tapi susah."

"Gak susah. Lo aja yang anggep begitu."

"Iya, Mingyu, iya." Ucap Jeongguk dengan nada frustasi.

"Good."

"Tapi sekarang gue kangen Taehyung."

"Mampus."

Demi apapun, Mingyu berhasil membuat Jeongguk semakin frustasi. Rambutnya kini sudah teracak karen tangannya tak bisa berhenti bermain disana.

"Gue mau Taehyung, Ming."

Mingyu berdecih. "Makanya gak usah sok selingkuh. Nikmatin sendiri akibatnya. Gue mau balik."

Jeongguk mengikuti tubuh Mingyu yang bangkit dan berjalan menuju pintu apartement. Tanpa menahan temannya itu, Jeongguk lalu kembali menyandarkan tubuhnya pada sofa, berpikir keras. Benar yang Mingyu katakan. Dirinya tidak bisa terus begini. Terus menghindar dan bertingkah seolah tidak pernah membuat kesalahan.

Otak Jeongguk berputar, berusaha berpikir bagaimana cara yang tepat untuk meminta maaf kepada Seora maupun Taehyung.

Namun, bunyi bel pintu kembali mengusiknya.

Dengan hentakan, Jeongguk berjalan untuk melihat siapa yang datang. Mana mungkin Mingyu kembali. Buktinya tidak ada barang yang tertinggal. Dan tubuh Jeongguk dibuat menegang ketika melihat seorang wanita berambut pendek berdiri di depan pintunya.

Seora.

Tidak, Jeongguk jujur belum siap untuk bertemu dengan wanita itu. Dirinya sungguh clueless saat ini, tidak tahu harus bersikap seperti apa.

Dibukanya pintu itu perlahan. Dengan raut wajah datar, Jeongguk menatap Seora. Seperti dugaannya, Seora langsung mendorong tubuhnya begitu saja dan masuk ke dalam apartement. Jeongguk-pun membalikkan badannya, menatap Seora yang masih berdiri di lorong dengan tatapan nanar.

"Brengsek." Kata-kata itu keluar dari mulut mungilnya.

Sementara Jeongguk masih diam, menunggu Seora untuk mengeluarkan semua amarahnya.

"Lo kenapa selingkuh, Gguk?. Gue jadi merasa bersalah banget sama pacar lo."

"Mantan." Ucap Jeongguk, mengoreksi. Walaupun dalam hatinya status 'mantan' itu tidak pernah ada diantaranya dan Taehyung.

Seora mengentakan kakinya, merasa semua amarahnya terkumpul di ujung kepala. "Terserah!. Lo brengsek banget, demi tuhan."

"Maaf."

"Gampang banget minta maafnya, ya, lo." Seora menatap Jeongguk tepat di mata, berusaha untuk menggerakan hati lekaki itu. "Untung gue belum sayang sama lo, Gguk."

"Gue minta maaf, Seora. Gue tau kesalahan gue. Maaf karena udah cium lo waktu kita ketemu di club. Maaf karena udah cium lo di stage. Maaf karena udah jadiin lo selingkuhan."

Perkataan Jeongguk langsung membuat Seora terdiam. Perlahan, emosinya mulai reda. Jeongguk mengucapkan itu semua dengan raut wajah bersalah. Walaupun Seora masih sangat marah, tapi setidaknya Jeongguk sudah mengakui kesalahan dan meminta maaf.

"Gue serius kali ini. Gue brengsek dan gue salah. Lo ataupun Taehyung gak seharusnya diperlakukan kayak gini."

"Taehyung?." Mata Seora membulat, terkejut.

Jeongguk mengangguk kaku. "I-iya."

"Astaga." Lirihnya lalu jatuh dengan posisi terduduk di lantai. Seora menangis.

Pikirannya langsung terbang ke kejadian dimana Taehyung datang dengan santainya untuk mengambil barang-barang. Mereka bahkan sempat sarapan bersama dan bertukar media sosial.

"Seora..." Jeongguk lalu ikut berlutut di hadapan Seora, menatap wanita itu dengan perasaan bersalah.

"Jadi, barang-barang yang ada di kamar tamu itu punya Taehyung?. Yang sengaja lo kemas duluan biar gue gak tau?. Gitu, Gguk?."

"Iya. Maaf."

"Brengsek!. Anterin gue ke tempat Taehyung sekarang!."

Oh, no.
















Bullshit banget ya aku. Katanya mau update tiap hari hmm😌
Btw tadinya aku udah selesai ketik chapter ini setengahnya. Terus waktu aku mau ketik setengahnya lagi, aku teralihkan oleh shope*
Jadinya aku lanjutin malem ini deh.

Hope u enjoy ya, love you so matchaa<3

Kissed | KvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang