10

5.1K 400 25
                                    


Setelah kejadian di apartement Jimin yang melibatkan pertengkaran hebat diantara dirinya dan Taehyung, Jeongguk kembali ke apartementnya. Jam sudah hampir menunjukan waktu tengah malam, yang berarti hari sudah mau berganti.

Ruangan yang biasanya selalu terasa ramai akan celotehan Taehyung kini sunyi senyap. Jeongguk sendiri bahkan tidak sanggup berkata-kata lagi. Ia hanya duduk di sofa dengan segelas cokelat panas di tangan kanan.

Rasanya Jeongguk enggan untuk beranjak ke kamar. Karena, ia tahu tempat itu akan penuh dengan barang-barang Taehyung. Kepala Jeongguk sakit dan ini belum ada sehari Taehyung pergi. Namun, semuanya sudah terasa aneh dan sedikit menyiksa.

Dan Jeonggukpun sadar bahwa ia tidak boleh terlarut dalam semua ini. Hidupnya harus tetap berjalan dengan atau tanpa Taehyung sekalipun.

Maka itu yang Jeongguk lakukan. Sudah lewat tiga hari sejak hari itu. Agenda kuliahnya kembali berjalan walau ada sesuatu yang berbeda dari hari-harinya.

"Gue pergi, ya."

Itulah yang terakhir Jeongguk katakan kepada Seora sebelum meninggalkan apartement. Dan ya, Seoran berada di apartement sejak dua hari yang lalu. Jeongguk sendiri yang menyuruhnya datang dengan alasan sepi. Tidak ada lagi yang dapat Seora lakukan selain datang.

Ditengah kegiatannya membuat sarapan, Seora dibuat terkejut dengan bunyi bel. Dirinya segara mematikan kompor dan berjalan menuju pintu. Terlihat seorang pria berambut cokelat gelap dengan jaket kulit didepan pintu. Jujur, Seora sendiri takut untuk membukakan pintu untuk orang asing. Apalagi ini bukan apartementnya.

Dengan begitu, Seoran hanya diam disana, menggigit bibirnya gugup. Tapi dirinya sontak dibuat kelabakan ketika pintu apartement kembali berbunyi. Namun kali ini, bunyi menandakan seseorang berhasil memasukan sandi pintu.

Dan pintu perlahan terbuka, Seora dengan cepat melangkan mundur.

"Lo siapa?." Tanya Seora begitu lelaki asing itu berhasil melangkah masuk.

Seora dapat menangkap tatapan terkejut dari lekaki itu ketika melihatnya. Namun raut wajahnya berbubah dengan cepat. Kini senyuman tipis yang Seora dapatkan.

"Hai, sorry buat lo kaget. Gue Taehyung, roommatenya Jeongguk."

"Hai, Taehyung. Gue Seora." Seora ikut tersenyum.

"Gue kesini mau ambil barang-barang gue. Izin sebentar, ya."

"Iya, silahkan, Taehyung."

Maka, dengan begitu, Taehyung segara berjalan ke kamar 'mereka'. Ia membuka pintunya perlahan. Ketika seisi kamar terlihat, hati Taehyung mendadak sakit. Matanya bergetar ketika menyaksikan kembali ruangan yang mengandung banyak cerita. Dan kalau boleh jujur, tiga hari Taehyung pergi, ia begitu merindukan kamar ini. Sekaligus kehadiran Jeongguk di dalamnya.

Tangan Taehyung bergerak membuka lemari pakaian. Namun seluruh tubuhnya langsung berhenti ketika tidak mendapat pakaiannya disana. Lemari itu kini hampir setengah kosong. Taehyung lantas mengalihkan panangannya ke meja rias. Dan benar saja, barang-barangnya sudah lenyap. Begitu juga dengan meja belajar dan kamar mandi. Barang-barangnya sudah lenyap tak bersisa.

Dengan amarah yang memuncak, Taehyung lalu berjalan ke kamar tamu. Ketika ia membuka kamar yang sangat jarang dimasuki itu, bau aneh langsung menyerang indra penciumannya. Namun, nyatanya, tepat di dekat tempat tidur, terdapat dua koper besar dan satu ransel hitam yang Taehyung yakini sebagai barang-barangnya.

Sebegitu besarkah, keinginan Jeongguk untuk dirinya pergi dari sini?. Pikir Taehyung.

Ketika Taehyung selesai mengecek barang-barangnya, terdengar suara Seora memanggil namanya. Dengan berdecak kesal, Taehyung berjalan ke dapur deengan wajah sebaik mungkin.

"Gue buat pancake lumayan banyak, nih. Mau sarapan bareng?. Lo pasti belom sarapan, kan?."

Mendengar itu, Taehyung terdiam. Matanya lalu menatap tumpukan pancake di atas piring. Barulah dirinya tersenyum. "Boleh."

Merekapun lalu duduk berhadapan di meja makan, dengan tiga tumpuk pancake di masing-masing piring. Sebelum menyantapnya, Taehyung menatap piringnya dengan seksama.

"Kelihatannya gak enak ya, Tae?." Tanya Seora dengan senyuman canggung.

Dengan cepat Taehyung menggeleng. "Enggak, kok. Pancake buatan lo sempurna, gak gosong."

"Makasi." Seora tersenyum manis. "Kalo gitu, selamat makan."

Taehyung lalu memotong pancake itu dengan garpu dan menyantapnya. Setidaknya, kelezatan pancake ini dapat menekan amarahnya sedikit. Tapi sayangnya tidak lama, pikirannya sekarang kembali memikirkan Jeongguk. Dan mumpung Seora sedang duduk manis di hadapannya, Taehyung memastikan sesuatu.

"Seora, lo pacarnya Jeongguk, ya?."

Seora sontak mendongak, menatap Taehyung dengan alis terangkat. "Bukan. Atau belum, gue juga gak tau." Ucapnya, diakhiri dengan tawa sendu.

Rupanya Jeongguk juga masih menggantung status diantara dirinya dan Seora. Pikir Taehyung.

"Gue kira lo pacarnya. Soalnya Jeongguk gak pernah bawa orang asing masuk."

"Oh, ya?." Seora nampak terkejut. Entah kenapa tiba-tiba ia merasa dirinya spesial.

Taehyung mengangguk, kembali memasukan sesuap kedalam mulutnya. "Iya."

"Kalau lo sendiri, Taehyung?. Kenapa beresin barang-barang?. Lo mau pindah atau gimana?."

"Iya, gue mau pindah. Orangtua gue udah sediain apartement yang lebih deket ke kampus." Apakah Taehyung berbohong?. Tentu saja.

"Oh, gitu. Tapi, Tae. Gue mau tanya sama lo.

Jeongguk memang suka ngelamun sendiri gitu, ya, kalo malam?. Kalo gue tanya, dia gak mau jawab. Gue, kan, gak mau dia nyimpen semuanya sendiri. Siapa tahu gue bisa bantu kalo dia punya masalah."

Taehyung lalu terdiam, garpu yang ia genggam juga berhenti di udara. Perasaan khawatir tiba-tiba menyerangnya. Jeongguk yang sering melamun sendiri, sudah dipastikan lelaki itu sedang tidak baik-baik saja.

Menghela napas, Taehyung berusaha untuk tidak memikirkan Jeongguk kali ini. "Ya, dia memang gitu. Dekati dia pelan-pelan, jangan gegabah."

"Gue sedih banget kalo liat dia begitu. Apalagi gue gak bisa bantu, gue ngerasa gak berguna."

"Jeongguk memang keras, dia gak semudah itu terbuka sama orang. Tapi kalo lo coba pelan-pelan pasti dia akhirnya mau terbuka, kok, sama lo."

Seorapun tersenyum lebar. "Makasi, Taehyung."

BTS have officially been nominated for a Grammy in the category of Best Pop Duo/Group Performance with Dynamite!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




















BTS have officially been nominated for a Grammy in the category of Best Pop Duo/Group Performance with Dynamite!

We did it yall👉🏻😗👈🏻
Berdoa aja semoga mereka menang ya. Aku gak bisa bayangin bakal sesenang apa mereka.

Btw, Seora tuh baik. Jeongguk aja yang brengsek.

Makasi udah baca, I love youuu<3.

Kissed | KvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang