25

3.9K 251 3
                                    

[⚠️ Erotic scene⚠️]

Jam menunjukan pukul sembilan lewat lima belas dipagi hari. Suasana kamar masih gelap, karena Taehyung sengaja menutup semua tirai jendela yang ada disana sebelum tidur. Kondisi lampu yang juga mati, membuat kamar semakin gelap. Pencahayaan yang ada disana hanya bersumber dari dua lampu meja yang terletak di atas nakas.

Kedua manusia yang masih tertidur pulas di atas tempat tidur, tidak menunjukan tanda-tanda untuk bangun sama sekali. Dengan posisi Taehyung yang memeluk lengan Jeongguk, tentu membuat dirinya semakin nyaman dan tak ingin membuka kedua matanya.

Sampai sebuah ponsel yang tergeletak di atas nakas bergetar. Itu ponsel Taehyung rupanya. Getaran yang kunjung berhenti itu akhirnya mampu membuat Taehyung membuka matanya perlahan. Ia jujur merasa sangat kesal ketika tidurnya diganggu. Apalagi hanya oleh sebuah getaran ponsel.

Mau tak mau, Taehyung melepaskan rangkulannya pada lengan Jeongguk dan membalikan badannya guna menagmbil ponsel yang masih bergetar itu.

Jimin ternyata.

Sahabatnya itu mengirim pesan bahwa ia tidak akan pulang selama dua hari kedepan. Menginap ditempat Namjoon tentu saja. Ah, Taehyung jadi tidak enak. Biasanya, apartement inilah yang menjadi tempat mereka menghabiskan waktu berdua. Tapi, sejak kedatangan Taehyung, keduanya tidak lagi memiliki tempat berdua. Hingga Jimin terpaksa harus pergi lumayan jauh ke apartement Namjoon.

Taehyung menghela napas. Ia lalu kembali  menoleh, menatap Jeongguk yang masih terlelap dengan posisi terlentang. Mulutnya yang sedikit terbuka membuat Taehyung terkekeh kecil. Entahlah, mungkin karena rasa rindu yang membuncah, semua hal tentang Jeongguk mampu membuatnya tertawa.

"Gguk, Ggukie... ayo, bangun."

Taehyung menarik lengan lelaki itu dan membawanya ke dalam pelukan. Melihat reaksi Jeongguk yang mulai mengernyitkan dahinya.

"Jeongguk, jangan tidur lagi." Bisik Taehyung, menepuk-nepuk pipi Jeongguk pelan.

Jeongguk akhirnya menggumam. "Jam berapa?." Tanyanya dengan suara serak.

Sudah lumayan lama sejak terakhir kali Taehyung mendengar suara serak khas bangun tidur milik mantannya ini. Jujur, kali ini sungguh membawa dampak yang lumayan juga ke dirinya.

"Jam sembilan lewat."

Jeongguk bangun dari posisi tidurnya, meraih segelas air yang ada di nakas dan menegaknya hingga tersisa setengah.

"Minum dulu." Ucap Jeongguk.

Dengan begitu, Taehyung juga ikut duduk, menegak air yang ada di gekas itu hingga lenyap tak bersisa. Taehyungpun lalu kembali berbaring.

"Gimana?. Masih pusing?."

Taehyung menggeleng, masih menatap Jeongguk yang juga sedang menatapnya. "Udah enggak."

"Lemas gak?."

"Enggak juga."

"Yaudah, bagus. Pelukan gue manjur berarti." Ucap Jeongguk sambil terkekeh, kembali mengambil posisi berbaring di sebelah Taehyung.

"Apaan, anjir?. Pelukan lo gak ada bedanya."

Alis Jeongguk terangkat. "Oh, ya?. Besok-besok gak gue kasih peluk lagi kalo gitu."

"Gguk!." Teriak Taehyung, memukul pundak Jeongguk lumayan kuat hingga membuat lelaki itu meringis.

"Kok marah?." Tawa Jeongguk pecah, tidak kuat menahan gemas yang Taehyung tunjukan. "Sini, gue peluk lagi."

Tentu saja Taehyung menyambut pelukan Jeongguk dengan senang hati. Buktinya, sekarang dirinya sudah berada dipelukan hangat lekaki itu. Dengan kedua lengan yang total melingkar dipinggang. Diam-diam Taehyung tersenyum. Menyiratkan rasa rindu yang sangat membuncah. Semua tentang Jeongguk, ia rindu.

Kissed | KvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang