4

4.7K 415 29
                                    


Kini Taehyung sudah terrduduk lemas di sofa. Pandangannya total kosong. Gelas yang berisi susu hangat digenggamannya hampir saja terjatuh jika dirinya tidak segera tersadar. Apartement JImin nampak sepi, gelap, dengan temperatur yang menusuk. Taehyung benar-benar tidak bisa berpikir jernih saat ini, bayangan Jeongguk yang sedang mencium panas seorang wanita terus berputar di otaknya.

Entah bagaimana bisa lelaki itu tega?. Bahkan kukis yang tadinya ingin Taehyung berikan kepada Jeongguk sebagai hadiah sudah ia buang ke tong sampah, sekaligus dengan tempatnya.

Rasa sakit dan kecewa itu bercampur menjadi satu seakan bekerja sama untuk menghancurkan diri Taehyung dari luar dan dalam secara bersamaan. Dan mengingat bahwa Jeongguk sama sekali belum menghubunginya, walau hanya sebatas pesan, membuat Taehyung semakin ingin hilang saja dari dunia ini.

"Tae, kok gak ke dalam?."

Telinganya sudah tidak dapat memproses perkataan Jimin. Disaat lelaki itu meraih pundaknya, saat itu pula matanya menyaksikan kehebohan di dalam café. Suasana riuh dengan mayoritas tamu bersorak ke arah panggung. Jimin sontak mengalihkan pandangannya ke arah Taehyung yang sudah membeku ditempat. Maka dengan cepat, dirinya membalikkan tubuh Taehyung dan menggiringnya ke luar café.

"Kita pulang aja, ya. Gue buatin susu hangat." Ucap JImin, tangannya setia melingkar di lengan Taehyung.

"Kak Joon!. Mau pulang sekarang aja."

"Loh?, belum aja masuk."

"Liat sendiri sana. Gue ke mobil."

Benar saja, ketika Namjoon melangkah masuk, matanya langsung membelalak dengan disertai umpatan kasar. Tanpa berpikir panjang, kakinya kembali melangkah cepat ke arah parkiran. 

Dan disinilah Taehyung sekarang. Sudah terhitung satu setengah jam sejak matanya menyaksikan adegan menjijikan tersebut. Jimin sedang mengantar Namjoon ke bawah, menyisakan Taehyung sendirian sebentar. Dan itu membuatnya semakin larut dalam kesedihan. Ia mau JImin sekarang juga.

Hingga beberapa menit kemudian, pintu apartement berbunyi. Nampaklah Jimin yang berjalan masuk dengan tergesa-gesa. Matanya menatap Taehyung khawatir sekali. Pasalnya, sahabatnya itu belum berbicara sama sekali sejak pulang dari café.

"Tae, sayang. Sini, sama Jimie." Ucapnya lembut.

Jimin segera duduk tepat disamping Taehyung dengan perlahan membawa tubuh kurus berbalut jaket hitam itu kedalam pelukan hangat. Dengan halus, Jimin mengusap lengan atas Taehyung, mencoba menenangkan perasaan sahabatnya ini.

Taehyung sama sekali tidak berbicara ataupun menangis. Hanya deru napasnya yang tidak teratur. Menyaksikan kondisi Taehyung yang seperti ini sungguh membuat hati Jimin seolah teriris. Bagaimana shocknya Taehyung hingga yang biasanya selalu ribut, kini bahkan tidak mampu mengeluarkan sepatah katapun.

"Tidur di kamar, ya?. Gue janji peluk lo sampai pagi."

━━━•❅•°•❈•°•❅•━━━

Sementara di tempat lain, Jeongguk benar-benar dengan brengseknya mengajak pergi wanita yang masih bisa dibilang 'asing' tersebut. Kursi penumpang yang biasanya menjadi singgasana taehyung kini sudah tidak lagi. Sosok wanita bertubuh mungil itu tidak bisa mengalihkan pandangannya dari interior mobil Jeongguk yang terlihat mahal dan berkelas.

Tentu Jeongguk menyadari itu, namun dirinya hanya acuh dan berusaha fokus ke jalan. Alasan lain, ya, karena Jeongguk tidak bisa mengalihkan pandangannya dari tubuh sang penumpang. Kerah dress yang rendah itu benar-benar membuat Jeongguk menggila.

"So, Seora, lo mau kemana?." Wanita bernama Seora itu lantas tersenyum tipis.

"Terserah lo, deh."

Menanggapi itu, Jeongguk hanya mengangguk. Padahal dalam hati dia juga bingung. Jika bersama Taehyung, lelaki itu akan mengusulkan benyak tempat untuk mereka kunjungi dengan antusias. Mereka berdua juga tidak pasif seperti saat ini.

Namun, Jeongguk segera menepis pikiran itu karena ia berpikir bahwa ini baru kali kedua mereka bertemu, oleh karena itu percakapan diantara keduanya sedikit pasif.

"Makan aja mau?. Gue tau restaurant enak disini."

"Oke."

Nyatanya, Jeongguk mendapat jatah makan gratis di café, namun dirinya memilih pergi karena Seokjin sudah menatapnya dengan tatapan membunuh. Maka dengan secepat kilat, Jeongguk menarik wanita itu pergi.

Dan inilah jadinya. Keduanya sama-sama diam dengan rasa canggung yang mengelilingi. Sangat kontras dengan agenda Jeongguk dengan Taehyung biasanya. Mereka berdua pasti ribut. Jeongguk sebenarnya juga tidak mau munafik, fakta bahwa ia jelas-jelas berselingkuh memang salah. Tapi euforia yang ia rasa ketia bibirnya menyentuh bibir Seora juga bukan main-main rasanya.

Ting

Notifikasi ponsel berbunyi. Dengan begitu, Jeongguk melirik layar ponselnya yang menyala di dashboard. Segera diambilnya ponsel itu dan terteralah pesan yang baru saja masuk itu.

"Siapa, Jung?."

Jeongguk sontak menoleh, tersenyum lalu menggelengkan kepalanya cepat. "No one."

Aku tuh punya soft spot tersendiri buat vmin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



















Aku tuh punya soft spot tersendiri buat vmin. I love their relationship sm><

Thank you for reading, I love you<3

See yaaa

Kissed | KvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang