"Iya, Jim. Bentar lagi gue pulang."
Setelah mendapat balasan dari Jimin, Taehyung lalu menutup telfon dan kembali memasukan ponselnya ke dalam saku piyama. Dirinya masih berada di apartement Jeongguk jika ingin tahu. Sejak menyaksikan airmata Jeongguk, Taehyung benar-benar tidak bisa untuk melangkahkan kakinya keluar apartement. Hatinya begitu sakit ketika melihat kondisi lelaki yang biasanya kuat bagai baja itu.
Namun, kali ini Taehyung berjanji untuk tidak berbuat berlebihan. Ia hanya menatap Jeongguk yang sedang menggeringkan rambutnya di depan cermin dengan seksama. Dari sofa yang Taehyung duduki, matanya dapat melihat dengan jelas bagaimana pergerakan Jeongguk yang terkesan seperti tidak punya motivasi sama sekali. Taehyung dibuat bingung.
Haruskah ia menyuruh Mingyu dan Eunwoo untuk datang?. Atau bahkan menyuruh Seora sekalian?. Siapa tahu kehadiran orang-orang itu dapat membuat Jeongguk lebih baik.
"Udah selesai?." Tanya Taehyung.
Tangan Jeongguk menaruh sisir di atas meja. Tanpa menatap Taehyung, Jeongguk mengangguk pelan. Sementara matanya masih menatap kosong ke bawah.
Taehyung lalu akhirnya bangkit dan berjalan menuju tempat tidur. "Ayo tidur."
Jeongguk yang melihat itu lantas cukup terkejut. Matanya mengikuti tangan taehyung yang sedang menyusun bantal. Apakah Taehyung akan menghabiskan malam disini?, pikirnya.
"Kenapa diem aja?. Sini."
Dengan begitu, Jeongguk berjalan menuju tempat tidur dan masuk ke dalam selimut yang telah Taehyung siapkan sebelumnya. Saat Jeongguk membenahi selimutnya, tangan Taehyung sudah lebih dulu mengambil alih dengan membawa selimut itu melewati dadanya. Tentu saja hal itu membuat Jeongguk terkesikap.
"Tidur. Gue tungguin disini." Ucap Taehyung lembut, lalu duduk di tepi tempat tidur tepat di samping tubuh Jeongguk.
Jujur, Jeongguk dibuat tambah tidak bisa tidur setelah mendengar suara lembut Taehyung mengalun beitu indahnya memasuki telinga. Apalagi ditambah dengan senyuman manis itu. Jeongguk rindu. Tapi dirinya seolah tidak bisa berbuat apa-apa saat ini.
"Maaf, Taehyung." Lirih Jeongguk, suaranya bahkan hampir tidak terdengar.
Mereka saling menatap satu sama lain kali ini. Jeongguk dengan tatapan bergetarnya dan Taehyung dengan tatapan lembutnya. Dunia seakan melambat setiap mata mereka saling berkilat ke satu sama lain. Rasa sayang, rindu, dan juga pilu saling bercampur disana. Keduanya tidak bisa mengungkapkan perasaan lewat kata-kata, hanya mata yang mampu.
"Gue akui lo memang jahat. Jahat banget. Tapi, bukan berarti gue harus jahat juga sama lo. Bukan berarti gue harus balas selingkuh juga. Sejahat apapun lo, sebrengsek apapun lo, lo pernah baik sama gue, Gguk. Gue sayang lo. Sekarang lo tidur, ya?."
"Tae..."
"Sshh... ayo tidur. Tutup matanya." Tangan Taehyung terangkat untuk menyibak rambut yang menusuk mata Jeongguk dan mengusapnya perlahan. Benar-benar mencoba untuk membuat Jeongguk mengantuk.
"Gak bisa-Tae-
"Tidur, Ggukie."
Usapan halus di kepala Jeongguk itu akhirnya membuat dirinya perlahan menutup mata dan masuk ke alam mimpi. Taehyung sama sekali tidak mengentikan usapannya sampai Jeongguk benar-benar pulas. Senyuman tipis di wajah taehyung mengungkap banyak sekali.
Sempat bertanya-tanya sekali lagi alasan dibalik perbuatan Jeongguk yang sungguh mengetuknya hingga jurang terdalam. Namun, sialnya Taehyung tidak bisa benar-benar membenci sosok Jeongguk. Lelaki itu sudah berbuat hal baik terlalu banyak. Banyak sekali hingga tidak bisa Taehyung ingat satu-satu.
━━━•❅•°•❈•°•❅•━━━
Paginya, saat matahari sudah naik dan menyinari seisi kamar, tubuh Jeongguk mulai menggeliat. Panas matahari itu sangat menganggu tidurnya. Mata Jeongguk akhirnya terbuka. Langit-langit kamar menjadi hal pertama yang dilihatnya. Setelah nyawa sudah terkumpul dengan sempurna, Jeongguk sontak bangun dan langsung mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kamar.
Ia mencari keberadaan Taehyung.
Namun nyatanya, tidak ada orang lain selain dirinya di kamar. Menghela napas, Jeongguk akhirnya menyibak selimut dan berjalan ke luar kamar. Tubuh toplessnya lalu terdiam ketika menangkap suara ribut dari dapur. Dengan senyuman simpul, Jeongguk dengan bersemangat berjalan menuju dapur. Berharap jika itu Taehyung.
"Gguk?. Udah bangun?."
Jeongguk berdiri d dekat konter dapur dengan tatapan kecewa. Bahunya mendadak turun.
"Seora?. Kapan kesini?."
"Tadi pagi. Taehyung dm gue katanya lo sakit?. Jadi, gue kesini."
Dahi Jeongguk lantas mengernyit bingung. "Lo kenal Taehyung?."
"Dia roomate lo, kan?. Beberapa hari yang lalu Taehyung datang buat ambil barang. Terus kita sarapan bareng, deh."
Setelah mendengar itu, Jeongguk hanya diam. Jujur, ia tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Terlalu susah untuk dimengerti. Kepalanya jadi berputar. Efek alkohol ternyata masik bekerja.
Seora meletakkan piring di atas meja, lalu berjalan mendekati Jeongguk. Mengangkat tangannya untuk mengecek suhu tubuh lelaki itu. Namun, sebelum tanganya sampi di dahi Jeongguk, tangannya sudah ditepis secara tiba-tiba. Ia terkejut tentu saja.
"Taehyung udah pulang waktu lo sampai?."
"I-iya. Waktu gue datang udah gak ada siapa-siapa."
Jeongguk mengangguk cepat dan berjalan melalui Seora begitu saja. Membuka pintu kulkas untuk mengambil sebotol air dingin dan menutupnya kembali dengan kasar. Seorapun hanya diam sambil menatap Jeongguk yang sedang menegak minumannya.
"Gue bisa tidur disini malam ini kalau lo lagi butuh teman."
Jeongguk meletakkan minumannya di meja. Ia lalu kembali berjalan mendekati Seora. Ketika mereka berdua berdiri berhadapan. Tangan Jeongguk dengan tiba-tiba menyentuh rambut pendek wanita yang ada di hadapannya itu. Di bawanya helai-helai rambut itu ke belakang telinga. Dengan jarak yang begotu dekat, napas Seora total tercekat.
"Lo pulang aja, ya. Gue lagi butuh waktu sendiri."
"O-oke. Nanti sore gue-
"Sekarang Seora. Pulang sekarang."
Hey yall,
Im back hehe. How are you? I hope you're doing fine. Dont forget to smile okayy.And finally, thank you for reading, I love you<3
(Bonus foto gemushnya taeby ku tersayang)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kissed | Kv
FanfictionJeongguk memang bodoh. Dia telah berjanji dengan Taehyung untuk tidak nakal saat pergi ke club. Namun nyatanya, ia malah berakhir mencium seorang wanita asing malam itu. Dan masalah tidak tidak berhenti sampai disitu. Kinda inspired by Katy perry, I...