14

4.9K 317 9
                                    

Saat itu adalah minggu kedua Jeongguk resmi menjadi murid di sekolah yang sama dengan Taehyung. Tepat di tahun kedua sekolah menengah atas, Taehyung dan Jeongguk mengenal satu sama lain. Dua minggu sebelumnya, wali kelas Taehyung mengenalkan seorang lelaki bertubuh tinggi dengan tubuh kekar, wajah tampan, namun terkesan keras dan menusuk.

Saat Taehyung menyadari bahwa meja disebelahnya adalah satu-satunya meja kosong yang tersisa, perutnya langsung terasa bergejolak. Apalagi saat kedua alis tajam itu mulai mengarah ke arahnya, tidak ada yang bisa Taehyung lakukan selain mengalihkan pandangannya ke bawah.

Sang wali kelas akhirnya menyuruh Jeongguk untuk duduk. Ketika Jeongguk telah duduk manis disebelah Taehyung, temannya-temannya mulai untuk berbicara di belakang. Menghela napas, Taehyung tentu tahu arah pembicaraan ini kemana.

Sebagai informasi, Taehyung berhasil came out as gay beberapa bulan yang lalu di sosial media. Didahului oleh Namjoon dan Jimin, Taehyung akhirnya memutuskan berdamai dengan keadaan dan menunjukan dirinya yang sebenarnya. Karena itulah, teman-temannya sekarang sedang memikirkan bagaimana nasib anak baru tampan yang duduk di sebelahnya ini.

Taehyung sebal tentu saja. Hanya karena dia menyukai lelaki, bukan berarti dia menyukai semua lelaki yang berada didekatnya. Walaupun, Taehyung akui Jeongguk ini tampan, tapi, kan, bukan berarti dirinya akan menggoda lelaki itu seenaknya. Bagaimanapun juga, Taehyung adalah orang yang sangat menjunjung tinggi consent dan respect.

"Hai, Jeongguk. Salam kenal, gue Taehyung."

Perhatian Jeongguk yang tadinya terfokus pada buku tulis yang baru saja ia keluarkan dari tas, kini teralih. Kepalanya sontak menoleh ke arah Taehyung. Senyuman tipis, namun manis itu langsung menyambutnya.

Jeongguk balas tersenyum. "Hai, Taehyung. Salam kenal juga, ya. Gue Jeongguk."

Pertama kali Taehyung mendengar suara Jeongguk, jantungnya langsung berdetak cepat. Jujur, baru kali ini Taehyung merasa tertarik dengan seseorang di pertemua pertama. Entahlah, sosok Jeongguk nampak begitu misterius, tenang, dan juga menghanyutkan. Kedua mata doe itu sungguh mengunci pandangan Taehyung.

Dari pandangan Taehyung, ia tahu bahwa Jeongguk sedang merasa tidak nyaman. Apalagi ketika pembicaraan teman-temannya itu terdengar jelas. Dan Taehyung tidak tahu harus berbuat apa. Dirinya tidak mau Jeongguk merasa tidak nyaman di hari pertamanya di sekolah ini.

Hingga, "Maaf, ya, lo jadi gak nyaman. Mereka memang suka gitu."

Jeongguk lalu tersenyum simpul, matanya masih menatap Taehyung. "It's okay. I don't care."

Dengan begitu Taehyung mengangguk dengan senyuman yang masih setia menghiasi wajah manisnya. Dan ketika seorang guru melangkah memasuki kelas, saat itulah kontak mata keduanya terputus.

━━━•❅•°•❈•°•❅•━━━

Kembali ke hari dimana Jeongguk sudah menghabiskan dua minggu penuh di sekolah barunya. Jika ditanya, Jeongguk mungkiin akan menjawab hari-harinya baik. Ya, karena memang seperti itu nyatanya. Hanya saja, beberapa hal memang sedikit menganggunya. Seperti beberapa murid perempuan yang menggodanya secara terang-terangan atau teman sekelasnya yang masih membicarakannya.

Omong-omong soal itu, Jeongguk tentu tahu kemana arah pembicaraan teman-temannya. Berdasarkan yang ia dengar sejauh ini adalah fakta bahwa Taehyung itu seorang homoseksual dan mereka semua memiliki kekhawatiran yang sama tentang Taehyung yang bisa jadi menyerangnya secara tiba-tiba.

What?. Jeongguk sendiri sampai heran. Bagaimana teman-temannya itu bisa mendapat pemikiran seperti itu?. Karena selama dua minggu ia menjadi teman sebangku Taehyung, lelaki itu tidak pernah melakukan hal yang di luar batas. Taehyung bahkan meminta izin sebelum membersihkan remahan oreo yang mengotori sekitaran bibirnya.

Maka dari itu Jeongguk memilih abai dan tetap menjalin hubungan pertemanan yang baik dengan Taehyung. Dan makan dari itu pula, Jeongguk santai saja saat ia diajak untuk mengerjakan tugas kelompok di rumah oleh Taehyung.

Ketika mereka memasuki kamar Taehyung, Jeongguk langsung menangkap sebuah pride flag yang melekat di dinding atas tempat tidur. Dan sepertinya Taehyung menyadari bahwa Jeongguk langsung fokus ke benda itu. Buktinya, sekarang Taehyung mulai bergerak tidak nyaman.

Jeongguk lantas beralih menatap Taehyung. Tanpa mengatakan apa-apa, dirinya meletakkan tas di atas tempat tidur dan membuka hoodie yang sedari tadi membungkus tubuh. "Jadi, kita mau kerjain bagian mana dulu?."

"Research di internet dulu aja, ya?. Gue takut salah soalnya."

"Oke." Jeongguk mengangguk setuju.

Taehyung dan Jeongguk lalu duduk di karpet dengan meja kecil yang memisahkan keduanya. Awalnya memang canggung. Namun, setelah sekitar setengah jam setelahnya, mereka akhirnya dapat menemukan topik pembicaraan yang seru dan juga cocok.

Di sore hari, tepat di bawah sinar matahari yang masuk lewat jendela, keduanya mulai merasa nyaman akan kehadiran satu sama lain. Gelak tawa bahkan mengisi kamar Taehyung tanpa henti. Dan tepat hari itu juga, Taehyung mulai menyadari bahwa sepertinya ia menyukai sosok lelaki berambut hitam legam dihadapannya.

 Dan tepat hari itu juga, Taehyung mulai menyadari bahwa sepertinya ia menyukai sosok lelaki berambut hitam legam dihadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Memang sebuah lampu hijau untuk Taehyung. Namun, ia bahkan sudah merasa takut duluan untuk memulainya.


















Sedikit flashback ke masa lalu ya guys.
Entah kenapa aku tuh gemes sendiri ngetik chapter ini:)

Btw, aku kan udah libur akhir tahun gini. Kayaknya aku mau update setiap hari aja deh. Biar sebelum tahun baru udah end.
Dah, gitu aja hehe.

Thank you buat yang udah baca, I love you so machaaa<3.

Have a great day yall!!!

Kissed | KvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang