15

131 4 0
                                    

Carlos masuk ke dalam rumah dengan wajah tegang. Alexa tidak mengerti kenapa ayahnya berwajah seperti itu setelah berbulan-bulan tidak pulang kerumah.

"Papa." Alexa menghentikan langkah Carlos.

"Iya, aku baru akan memberimu kabar, bahwa aku hamil, Papa akan punya cucu sebentar lagi. " Alexa bicara dengan wajah bersinar dan bibir yang tersenyum bahagia.

"Oh ya?  Selamat kalau begitu sayang. Tapi Bella juga sudah melahirkan putrinya."

Carlos tidak nampak terkejut, dia sepertinya lebih exited dengan kabar kelahiran bayi Bella.  Alexa benar-benar muak pada pada semua orang yang pilih kasih terhadapnya.

"Bella sudah melahirkan? Setahuku dia melahirkan sekitar lima minggu lagi."
Alexa nampak kaget, tapi cemberut karena pasti ayahnya akan mencurahkan seluruh perhatiannya pada cucu pertamanya.

"Bella menjalani operasi karena Kecelakaan yang bisa berakibat fatal untuk Bella dan bayinya, jadi dokter terpaksa harus mengeluarkan bayinya." kata Carlos.

"Kecelakaan?" Mario memekik tidak percaya, amarah menguasainya seketika.

"Bella mengorbankan diri demi menyelamatkan Romeo." Carlos beralih menatap menantunya.

Alexa menoleh dengan sebal karena Mario masih saja peduli pada kakaknya. Alexa rasanya ingin menangis jika Mario membicarakan Bella.

"Tidak, tapi kenapa bisa begitu? Kemana suaminya?"

"Sebenarnya... Bella dan Jacob sedang tidak berhubungan naik. Bella merasa tidak bahagia sejak mengetahui mantan istri Jacob ingin rujuk."

Jadi selama ini Mario melihat kebahagiaan palsu? Mario berpikir Jacob benar-benar mencintai Bella dan bisa menjaga Bella. Tapi apa yang di lihatnya adalah cinta yang palsu. Mario tidak akan membiarkan Jacob membuatnya menderita lebih lama.

"Alexa, aku berangkat dulu."

Alexa melihat gelagat mencurigakankan. Beeangkat?  Baru beberapa menit yang lalu ia mengtakan tidak ada jadwal kerja apapun. Tapi sekarang dia melihat suaminya berlagak sibuk.

"Mario." panggil Alexa

"Apa?"

Alexa mendekati suamainya. Carlos tidak ingin tahu apa akan mereka bicarakan. Maka pria itu meninggalkan anak dan menantunya menuju kamarnya 

"Jangan membohongi aku."

"Aku harus mengursnya."

"Tunggu!"

Mario tidak peduli dengan teriakan istrinya. Pria itu sudah tidak sabar ingin melihat keadaan Bella dan bayinya. Ya ampun anaknya.  Perasaan Mario yang campur aduk antara bahagia, marah dan rasa ingin menghajar Jacob.

Mario melihat Bella di atas tempat tidur dengan banyak selang menempel pada tubuhnya. Ventilator menunjukkan bahwa Bella dalam keadaan normal, namun hanya belum terbangun dari koma.

Mario mengecup kening Bella, kemudian menggenggam tangan Bella. Mario menangisi Bella. Wanita yang di cintainya.

"Bella, tolong dengarkan aku sayangku. Aku tidak rela kamu mengalami sakit sendirian. Biarkan aku yang sakit. Kamu tidak pantas memderita untuk siapapun. Jika kau terbangun nanti, aku hanya ingin mendengar apa yang kamu inginkan, dan apa yang bisa membuatmu bahagia."

Mario menangis tersedu-sedu, menyesal karena ia tidak bisa berbuat apa-apa ketika Bella mengalami kesulitan.

Mario tidak bisa menahan amarahnya lagi. Mario harus berbuat sesuatu untuk memuaskan hatinya

Mario mendatangi kediaman Javiero, untuk pertama kalinya seumur hidup Mario, ia mendatangi Jacob. Ia harus menghabisi pria itu.

AMIGOS PARA SIEMPRE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang