6

204 10 0
                                    

Mario melihat Alexa sedang mempersiapkan diri untuk berangkat berbulan madu ke Asia.

"Alexa." panggil Mario.

"Ya?" Alexa menatap Mario.

"Aku akan mengunjungi Bella sebentar, dia sedang sakit." kata Mario.

"Ok, tentu sayang, aku akan menyusul sebentar lagi." Alexa tersenyum pada suaminya yang sepertinya mencemaskan kakaknya.

Mario mendekati kamar Bella dan mengetuk pintu kamarnya. Mario masuk setelah Bella mengizinkan.

"Aku dengar kamu pingsan saat pemberkatan kami?"

Bella melihat tubuh tegap Mario yang mendekatinya. Bella baru selesai makan,  Osha juga sedang merapikan bekas makanan Bella.

"Aku hanya tidak enak badan. Kalian belum berangkat?" tanya Bella.

"Eh,  Alexa sedang berkemas."

Mario duduk di pinggir tempat tidur. Lalu melihat Osha sudah akan keluar kamar.

"Jangan lupa vitamin anda Nona." kata Osha mengingatkan.

"Baik Osha." Bella tersenyum lalu melihat wanita itu keluar sambil menutup pintu.

Mario meraih tangan Bella dan menggenggamnya. Bella mencoba menarik tangannya Karena tidak mau orang lain melihatnya, tapi pria itu tidak mau melepaskannya.

"Jangan lakukan apapun yang membuat Alexa curiga!" desis Bella.

"Aku tidak bisa tidur karena memikirkanmu."

"Jadi apa yang kalian lakukan sepanjang malam?"

"Alexa tidur dan aku gelisah."

Bella menatap Mario yang sepertinya lelah.  Kini  tangannya nyaman dalam genggaman tangan Mario yang besar. Bella meremas tangan Mario seperti memberi energi untuk mengerti.

"Aku baik-baik saja, semua orang mengurusku."

"Aku merindukanmu."

Mario meraih dagu Bella,  menatap wajah pucat nya, lalu menciumnya. Bella awalnya ragu akan ciuman Mario, tapi akhirnya bibirnya membalas nya. Bella bahkan mendesah dan Mario hampir saja akan berbuat terlalu jauh,  namun mereka  harus berhenti karena mendengar suara-suara.

Kenapa petani itu sering sekali mengunjungi Bella-nya. Bella tahu itu suara Jacob, Jacqueline dan papanya yang sedang mengobrol di luar pintu.

"Istirahatlah kesayanganku."

Mario mengecup kening Bella lalu berdiri. Bersamaan dengan pintu yang terbuka lalu masuklah tiga orang yang berbicara tadi.

"Selamat pagi sayang, Dokter Jacqueline akan memeriksamu lagi." sapa papa.

" Iya papa."

"Hai Bella, aku harap kamu baik-baik saja."
Jacqueline tersenyum riang kearah Bella. Mario terkejut Bella sangat akrab pada adik Jacob. Mario ingat wanita itu pernah menampar wajahnya sambil menuduh yang bukan-bukan.

Hatinya masih sakit dan mungkin masih berdarah hingga sekarang. Sekarang Jacob juga menatapnya seperti ada sesuatu yang membuatnya bahagia.

"Segeralah baik Bella."

"Terimakasih Mario."

Mario berbalik,  tapi ada sesuatu yang menarik perhatiannya. Apa itu?
Mario melihat kearah tong sampah dan memastikan matanya masih bisa melihatnya dengan jelas.

Mario beralih menatap Bella yang masih tersenyum menatapnya. Mario ingin mengatakan sesuatu, tapi sekarang bukan waktu yang tepat untuk membahasnya.

AMIGOS PARA SIEMPRE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang