19

110 7 0
                                    

Carlos bertemu Mario di tangga. Laki-laki itu berhenti, lalu menatap menantunya.

"Mario." sapanya.

"Iya Papa." sahut Mario.

"Bisakah kita bicara kalau kau ada waktu."

"Tentu saja aku ada waktu."

"Kalau begitu, masuklah ke ruanganku!"

Carlos berjalan ke arah ruang kerjanya,  Mario mengikutinya. Laki-laki separuh baya itu duduk di kursinya sementara Mario duduk di hadapannya.

"Aku baru tahu Mario, kalau ternyata kamu pacar Bella." Carlos menatap Mario.
Mereka saling menatap.

"Kalau aku yang cerita tidak akan ada yang percaya, Bahkan Jacob masih saja mengangapku musuhnya karena itu." kata Mario.

"Putriku Bella bukan tipe orang yang suka berterus terang, aku tidak pernah tahu apa yang ada di dalam pikirannya. Setelah dia tidak ada aku baru tahu beberapa fakta. Tapi aku tidak mau percaya begitu saja."

Carlos terus menatap mata Mario, mencari- cari barang kali ada yang ia temukan. Tapi tatapan menantunya ini tidak menjelaskan apa-apa.

"Benarkah kau terpaksa menikahi Alexa?"
Tanya Carlos serius.

"Tidak seperti itu ceritanya Papa mertuaku."

Carlos bergerak gelisah, semakin bingung karena rasa penasarannya belum terjawab.

"Benar aku sangat mencintai Bella, tapi Bella tidak begitu padaku. Bella tidak pernah menganggapku kekasihnya karena aku seorang bajingan, aku playboy yang menurutnya semua perempuan menempel padaku seperti ratusan paku melekat pada magnet. Aku memang begitu, dan terus begitu karena aku tidak bisa mendapatkan putrimu. Bahkan Catriona La Rossa yang begitu terkenal tergila-gila padaku."

Carlos menghela nafas, kemudian menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi.

"Jadi apa maksudmu menikahi Alexa?"

"Tidak ada maksud apa-apa, aku menyayangi Alexa, namun aku terkejut tahu bahwa Alexa ternyata adik Bella. Aku memang ingin berkhianat, tapi... Kalau aku tidak mengenal Alexa, aku tidak akan pernah sadar bahwa hidupku telah sempurna. Alexa dan Bella ada dua wanita yang penting bagiku, seperti kau memiliki mereka."

Carlos menegakkan tubuhnya tanpa mengalihkan tatapannya pada Mario.

"Terimakasih karena sudah menjaga Alexa, aku sebagai orang tuanya, telah berlaku tidak adil pada Alexa. Aku pernah menyesali dia di lahirkan di dunia ini. Istriku meninggal karena melahirkannya. Alexa mungkin menyadari bahwa aku lebih sayang pada Bella dari pada dia. Tapi aku menyadarinya bahwa Alexa memiliki cinta yang sama terhadapku."

Mario menyentuh pundak Carlos lalu menepuknya. Pria itu mendadak melankolis, tertunduk lalu menangis.

"Tidak apa-apa, Alexa sudah jadi wanita yang lebih lembut sejak mengandung dan kehilangan kakaknya, dia juga mengatakan menyesal karena tidak berhubungan baik dengan Bella." kata Mario.

"Tolong jaga dia sampai kapanpu."
Titah Carlos.

"Aku janji." kata Mario.

Siang ini Mario berjanji akan mengantar Alexa ke pusat perbelanjaan. Bayi mereka sebentar lagi akan lahir, jadi mereka harus melengkapi kekurangan Yang di butuhkan oleh bayinya.

"Sayang, warna ini bagus kan?"

Alexa mengambil baju bayi berwarna biru muda, lalu akan menunjukkan pada suaminya. Alexa kemudian jadi bengong karena suaminya telah menghilang.

AMIGOS PARA SIEMPRE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang