23

123 8 0
                                    

Alexa masuk kedalam rumah, masih menangis dan terisak. Alexa melewati Mario yang sedang kuwalahan menenangkan Angelo yang menangis meraung.
Mario melihat Alexa berlalu tanpa menoleh.

"Xa, Alexa, kamu dari mana aja sih? Angelo menangis dari tadi, Ella tidak bisa mengendalikan."

Mario berteriak pada Alexa, tapi istrinya itu tidak peduli. Alexa memasuki kekamarnya lalu membanting pintu kamar. Mario terkejut bukan main. Angelo bahakan sempat terdiam sejenak karena terkejut dengan suara debaman pintu yang di banting,  tapi akhirnya menangis lagi.

"Kenapa sih dia?"  Mario penasaran  dengan sikap aneh Alexa. Mario berjalan menuju kamar lalu membuka pintu.  Mario melihat Alexa sedang tertelungkup di atas tempat tidur sambil menangis.

"Alexa, aku sudah akan berangkat kerja, tolong gendong Angelo. Lagian kamu dari mana sih?"

Mario habis kesabaran. Pria itu duduk di atas tempat tidur kemudian mengguncang tubuh Alexa.

Alexa terbangun lalu meraih Angelo dengan paksa dari gendongan Mario. Mario bingung. Wajah Alexa sangat buruk, matanya bengkak seperti telah menangis terlalu lama.

Alexa menepuk punggung  Angelo dengan lembut hingga bayi itu berhenti menangis. K

"Apa yang terjadi?" tanya Mario. Tangan besarnya akan menyentuh pipinya tapi Alexa menghindari tangan Mario. Alexa berdiri sambil mengayunkan tubuhnya dengan lembut. Alexa juga berhenti menangis meskipun isakannya masih terdengar.
Mario berdiri lalu mendekati Alexa perlahan.

"Apa salahku heh?" tanya Mario geram.

"Pikir saja sendiri, kau sudah melakukan apa di belakangku?" sahut Alexa parau.
Angelo yang sudah tenang kembali menggeliat lalu merengek mendengar suara ibunya yang menggelegar.

"Memangnya aku sudah melakukan apa di belakangmu?" Mario tidak mengerti.

"Jangan membohongiku terus-menerus Mario,  ketika kakakku sudah mati kau menyebut namanya berkali-kali. Sekarang kau tahu dia masih hidup. Kau pasti senang dan berselingkuh di belakangku."

Mario tercekat. Bibirnya terkatup seketika. Alexa sedang di landa cemburu. Dia sangat marah. Tapi bagaimana dia tahu hatinya masih untuk Bella?  Alexa tidak akan pernah mengerti apa yang di rasakannya. Alexa hanya tahu cemburu dan rasa marah saja.

"Kau bicara apa Alexa?"

"Jangan bilang aku tidak tahu apa-apa Mario, aku tahu, aku tahu kau terobsesi pada kakakku,  kau tidak bisa memilikinya, tapi tolong jangan begitu padaku."

"Memangnya aku melakukan apa? Dia menghilang begitu lama, tidak ada yang tahu dia ada di mana. Kamu menuduh aku seolah-olah aku menyembunyikan dia dan menyelingkuhimu. Kamu mau aku benar-benar melakukannya?"

"Lakukan saja sesukamu, aku kesal karana kau selalu melakukan itu tanpa sepengetahuanku."

"Terserah!"

Mario kesal, pria itu menyambar tasnya lalu meninggalkan kamarnya. Mario mengendarai mobilnya menuju kantor dengan wajah kesal tanpa menunjukkan senyum sedikitpun pada seluruh staf yang melihatnya.

Mario membanting tasnya kemudian berdiri dengan gusar.  Alexa sungguh sangat berlebihan, dia mencurigainya berselingkuh. Oke, Ia memang berselingkuh, tapi ia tidak akan sampai hati menodai pernikahannya.
Memang Mario masih menyukai Bella, Mario tidak munafik tapi dia tidak akan sejauh itu melukai hati Alexa.

Itu kenangan dulu, dia tergila-gila pada Bella karena jiwa raganya tidak mampu berpaling dari Bella yang begitu mempesona. Sampai sekarangpun sama, tapi Mario sedang belajar menahan diri untuk tidak tergoda lagi pada Bella.

AMIGOS PARA SIEMPRE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang