3

248 14 2
                                    

Osha memuka pintu, wanita berusia 53 tahun itu kaget setengah mati melihat majikannya dalam gendongan seorang pria berbadan besar. Lalu mengkhawatirkan kaki Bella yang di balut perban.

"Di mana kamarnya?" tanya Jacob  tegas.

"Di atas, biar ku tunjukkan,  ya Tuhan,  kamu kenapa Nona Bella?"

Osha gemetar sambil buru-buru berjalan ke arah kamar Bella.

"Lihat!  Kamu sangat berlebihan, Osha jadi mengkhawatirkanku terlalu banyak." keluh Bella.

"Aku tidak peduli, kamu tidak boleh memaksakan diri untuk berjalan dalam keadaan seperti ini." sahut Jacob.

Jacob meletakkan Bella perlahan di atas tempat tidur dengan lembut.

"Terimakasih Jacob." kata Bella.

"Besok aku akan menjemputmu, Carlos sedang ke Spanyol kan?"

"Aku tidak apa-apa sungguh."

"Pokoknnya jangan pergi kalau aku blm datang." Jacob memaksa.

"Simpan energimu, aku akan mengantarnya."

Bella dan Jacob nengok ke arah pemilik suara itu. Bella muak melihat wajah tampan menawan tapi sangat menjijikkan.
Jacob mengatupkan rahangnya menahan hawa nafsu ingin menghajar wajahnya. Jacob sangat  benci padanya karena suatu kesalahan yang tidak bisa di terimanya.

"Aku tidak bekerja besok." kata Bella akhirnya.
Bella menyadari bahwa dua pria tampan sedang berperang dalam jiwa mereka masing-masing.

"Keputusan yang tepat Bella, seharusnya kau di rumah dalam keadaan begini."

Mario tersenyum mesum pada Bella, lalu berganti senyuman membunuh pada Jacob. Mario meninggalkan mereka.

Jacob beralih menatap Bella. Tangannya tidak sadar menyingkirkan rambut Bella yang menutupi dahinya dan menyelipkan di telinganya.

"Hmm... Jacob." panggil Bella pelan.

"Ya."

"Jemput aku besok, jam sembilan tepat."
Bisiknya.

Jacob menatap Bella heran.  Wajah Bella seperti mencemaskan sesuatu. Apa Bella baik-baik saja di dalam rumahnya?

"Baiklah."  ucap Jacob.
Bella tersenyum. Tapi bukan senyum yang indah, senyumnya hambar dan rasanya aneh.  Memang Bella orangnya dewasa dan mandiri. Dia terlibat kuat dan arogan, tapi dia bisa tiba-tiba rapuh dan mencemaskan sesuatu.

"Apa kamu baik-baik saja di langkahi adikmu?"

"Tentu, aku senang karena dia akan berada dalam tanggung jawab seorang pria yang akan jadi suaminya, aku tidak perlu mencemaskan adikku lagi."

Jacob mengangguk-angguk setuju, tapi tidak yakin akan perasaan Bella sekarang.

"Apa laki-laki itu baik?"

Bella menatap Jacob dengan perasaan berdebar, bagaimana ia akan menjawab pertanyaan itu? Bella tidak yakin Mario itu baik atau seorang bajingan.  Tapi ingin rasanya Bella mengatakan Mario adalah seorang bajingan mesum yang tidak akan pernah berhenti menggodanya sampai keinginannya tercapai.

"Dia di pilih sendiri oleh adikku, aku tidak bisa bilang dia adalah laki-laki yang buruk."

Jacob bisa menyimpulkan laki-kaki seperti apa Mario itu. Bella tidak perlu bercerita Jacob sudah tahu.

"Aku pulang dulu, adik perempuanku bernama Jacqueline, dia dokter, aku akan menyuruhnya kemari untuk melihat keadaanmu."

"Tidak perlu Jacob, aku akan baik-baik saja."

AMIGOS PARA SIEMPRE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang