20

122 9 0
                                        

Clarissa menemui Jacob setelah makan malam, sesuai perintah Jacob tadi. Clarissa menutup pintu tapi tidak benar-benar tertutup rapat.

"Awalnya aku mau bertanya sesuatu Clarissa, tapi aku kepikiran tadi. Kenapa Catriona mengira makanannya ada kecoa? Tapi kamu tidak masalah memakannya?"

"Makanan itu memang tidak apa-apa setahuku Senor, aku yakin."

Jacob menatap Clarissa tanpa berkedip beberapa saat tanpa berkedip.

"Tapi kenapa dia berteriak seperti orang gila?"

"Aku menduga Nyonya ketakutan, berhalusinasi atau semacamnya, atau mungkin ada sesuatu yang membuatnya trauma?"

"Begitu?"

Jacob mendekati Clarissa lalu menyentuh lengannya.

"Apa aku perlu membawanya ke psikiater?"

"Menurut anda dia mau melakukannya?"

"Sudahlah, nanti aku pikirkan, aku ingin tahu tentangmu! "

Clarissa terkejut, mulutnya mencebik jantungnya juga berdebar.

"Apa yang ingin anda ketahui tentangku?"

"Keluargamu."

"Aku pernah bilang pada anda, aku punya suami dan anak, seseorang menjaga putriku."
Jawab Clarissa.

"Kau... "

Jacob mendekati meja lalu mengambil foto pernikahannya kemudian menunjukkan pada Clarissa.

"Kau sangat mirip dengan mendiang istriku."

Clarissa melihat foto itu dan hampir saja menangis.

"Mungkin kebetulan Senor,  dan aku pasti berbeda."

"Oh ya, apa ada kebetulan yang sempurna?  Aku melihat tanda lahir istriku pada tubuhmu di   pahamu yang mulus."

Jacob meletakkan foto kemudian meraih pinggang Clarissa dan tangannya menyibakkan rok Clarissa lalu mengelus dengan lembut bagian yang ada tanda lahirnya.

"Senor, anda sangat berlebihan, aku...ahhh.... "

Jacob mencium dengan kasar bibir Clarissa, namun celakanya Clarissa mendesah membuat Jacob makin bergairah.

"Bahkan rasamu sama seperti istriku, Bella."

"Senor..."

"Aku tidak mau kau berbohong padaku  Bella, biarkan aku saja yang tahu bahwa kau adalah Bella-ku yang hilang."

Clarissa menatap Jacob sayu. Clarissa menangkup wajah Jacob penuh kerinduan. Ia menginginkan Jacob sebagai suami, bukan sebagai majikan.

"Jadi kau tidak percaya padaku Senor?"

"Bella selalu membohongiku meskipun lewat tatapan matanya,  tapi aku tidak peduli karena aku mencintainya."

Clarissa menyunggingkan senyum, tangannya meraba dada Jacob dan melepaskan kancing-kancing kemeja Jacob.

"Jadi, apa yang harus aku lakukan?"

Merasa Clarisaa sedang menggodanya Jacob makin tidak bisa menahan gairahnya. Jacob kembali menciumi Clarissa sambil mengangkat tubuh wanita itu ke atas meja kerjanya.

Jacob menurunkan pakaian dalam Clarissa kemudian menggodanya. Tentu saja membuat Clarissa menjerit tertahan menikmati setiap sentuhan Jacob. Jacob memasuki Clarissa. Mereka bergerak saling mengisi.

Mulut Clarissa yang memberikan desahan panas, Clarissa tersenyum ke arah pintu seolah-olah sedang memamerkan apa yang dia lakukan pada seseorang yang sedang mengitipnya.

AMIGOS PARA SIEMPRE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang