Bab 19: Kembaran Johnny Depp

74 19 29
                                    

Thomas tertidur beberapa saat lalu. Dia tertidur bukan di kamarnya, melainkan di atas jok kulit dingin di dalam mobil Pak Doddy selama perjalanan pulang dari sekolah yang tidak sampai tiga puluh menit lamanya. Aku heran dia dapat tertidur begitu mudah setelah apa yang menimpanya di sekolah. Tidurnya yang lelap membuatku leluasa untuk memeriksa isi tasnya.

Isi tas Thomas tidak istimewa. Selain perlengkapan sekolah standar yang dimiliki pelajar pada umumnya, tasnya berisi kotak bekal makan. Dia sendiri yang meminta Bi Oti untuk menyiapkannya. Seingatku saat meminta Bi Oti menyiapkan bekal untuknya, dia beralasan makanan kantin tidak sesuai dengan seleranya. Kini aku mulai mengaitkan kebiasaannya membawa bekal ini dengan masalah yang dialaminya sekarang.

"Kami menduga, Thomas mengalami gangguan belajar yang tidak biasa."

"Maksudnya?" tanyaku pelan. Wali kelas Thomas menerangkan kepadaku tentang suatu gangguan belajar tidak biasa setelah memeriksa buku tulis milik Thomas yang dia simpan.

"Ini hanya praduga, Mbak. Kami sendiri memiliki keterbatasan pengetahuan mengenai gangguan tersebut. Melihat bagaimana Thomas sulit memahami apa yang guru sampaikan, tulisan tangannya yang juga sulit dibaca, kami menduga ke arah sana. Saran saya, bawa Thomas ke profesional yang lebih memahami tentang gangguan belajar ini."

Saat wali kelas Thomas menyarankan meminta bantuan profesional, aku cukup tahu diri untuk tidak memperpanjang pembahasan ini. Kuambil buku tulis Thomas yang terbiar di depanku saat itu seraya berpamitan kepada wali kelas. Aku bahkan tidak sempat menemui anak yang menjadi sasaran tinju Thomas karena dilarang oleh wali kelasnya.

Sekarang saat Thomas tertidur pulas, aku memiliki waktu lebih banyak untuk melihat ke dalam buku tulisnya. Kubuka lembar demi lembar halaman yang berisi tulisannya. Aku sama sekali tidak terkejut melihat betapa buruk tulisan tangannya. Beberapa waktu lalu aku telah melihatnya. Mungkin karena tulisannya yang berantakan ini, wali kelasnya membuat praduga yang masih kusangsikan kebenarannya.

Buku tulis yang menjadi sumber perkelahian Thomas dengan teman sekelasnya ini memiliki tampilan luar yang sangat biasa. Dia selalu meminta buku tulisnya disampul coklat polos tanpa tulisan apa pun. Aku yang menuliskan namanya di sampul depan. Sementara Thomas menghias bukunya dengan gambar-gambar kesukaannya yang dia buat sendiri. Buku mata pelajaran bahasa Indonesia yang kupegang ini bergambar Dr. Zomboss, sosok di balik layar dari serangan para zombie yang menyerbu kota dalam gim Plant Vs Zombies. Aku tersenyum melihat seleranya yang aneh.

Selain tulisannya yang berantakan, aku tidak melihat keanehan lainnya dalam buku Thomas. Sampai pada tengah isi buku, tidak kulihat keganjilan yang menjadi alasan kuat bagi dia untuk menghajar temannya. Aku tertegun saat hampir sampai pada penghabisan isi bukunya. Sebuah tulisan tangan yang sengaja dituliskan diagonal memenuhi halaman dari kiri ke kanan bukunya itu berbaca: THOMAS ALFA EDISON PALSU!

Kututup buku terkutuk itu segera. Kumasukkan ke dalam tas milikku untuk memastikan Thomas tidak perlu lagi melihatnya. Aku saja terluka saat membacanya, lebih lagi dia? Kurasa itu sebabnya dia tidak bisa menahan diri untuk menghajar temannya. Walau aku tidak membenarkan sikapnya, tetapi aku mendukung apa yang dilakukannya kali ini. Masa bodoh dengan semua teori budi pekerti!

"Boleh tahu apa yang dikatakan wali kelas Thomas?" tanya Pak Doddy memecah keheningan di antara kami. Dia melihat ke arah kaca spion di atas dasbor, menunggu jawabanku

"Permintaan untuk mengajari Thomas budi pekerti? Bersikap ksatria, mau meminta maaf jika salah? Sesuatu yang terdengar seperti itulah, Pak."

"Nggak bilang alasan Thomas berkelahi? Dengan karakternya yang tidak banyak bicara, saya nggak yakin Thomas yang memulai semuanya, Day."

Bukan hanya bilang, wali kelas Thomas bahkan bercerita panjang tentang siapa yang lebih dulu memukul siapa. Tentu saja Thomas yang menjadi bahasan utama, mengingat dia yang melakukan pemukulan terlebih dahulu. Wali kelasnya bahkan membuat praduga tentang gangguan belajar tidak wajar yang dialami Thomas. Tidak mungkin aku bercerita tentang itu semua kepada Pak Doddy bukan?

Berpengaruh Tidak NyataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang