#6

15 4 0
                                    

Riri sedang dalam langkahnya menuju kantin, bersama beberapa temannya, yang sebenarnya tidak terlalu dekat dengan Riri. Namun, karena teman yang lebih dekatnya sedang sakit, dan dia yang butuh untuk pergi ke kantin, yasudah saja. Dia bersama Lia dan Nisa, berjalan berdampingan berjejer 3, meski agaknya itu membuat jalan yang mereka lalui hanya tersisa satu slot untuk dilewati seseorang. Sebenarnya, Riri sedari tadi memikirkan perihal temannya, Jiwa, yang baru saja ditemui seekor jin. Entah disengaja atau tidak, untungnya dia ditemukan dengan Aji di jalannya sepulang dari kantin, Lia dan Nisa melanjutkan langkahnya, sedang Riri berhenti menghadang Aji.

"Tadi kamu ngapain ke rumah Jiwa?"
"Gak ngapa-ngapain."
"Yang bener?"
"Tanya aja sendiri."

Riri tidak lanjut menanya, hanya ada tatapan mata tajam--seperti tidak percaya, dia berjalan menyusul Lia dan Nisa yang lumayan jauh jaraknya. Sesampainya di kelas, dia membuka ponselnya dan mengirim pesan whatsapp pada temannya itu, untuk memastikan tentang apa yang Aji katakan. Meski tidak tahu apa sempat temannya membuka ponsel.

Riri

Wa, tadi Aji ngapain?

Kamu gak diapa-apain kan?

Jiwa mendengar bunyi notif ponselnya, tapi tidak kuat untuk berdiri dan mengangkat ponselnya. Untungnya tadi dia jatuh bukan di lantai, tapi di kasurnya yang lumayan nyaman jika dia menjatuhkan dirinya ke atasnya. Dia masih sadar, tapi lemas, dan membenarkan posisinya sedikit demi sedikit. Lalu melanjutkan lelap sejenak, barangkali bisa sehat lagi, sempat teringat dengan cuciannya yang belum dijemur. Namun, juga ingat dengan kesehatannya. Setengah hari dia habiskan hanya dengan tidur-tiduran dan sakit-sakitan. Dia tidak benar-benar ingin menghabiskan waktunya hanya dengan tidur-tiduran, setidaknya bergerak memungkinkan keringat jahat keluar dari tubuhnya.

Jam berapa ini? Harus minum obat lagi.

Dia tidak tahu harus makan dengan apa, bubur dingin tidak mungkin enak untuk perutnya. Sudah bubur, dingin pula. Walau tidak lapar, tapi tidak mungkin obat itu dicerna dengan kondisi perut yang hampa. Dia mengambil ponselnya, dan teringat kalau dia pernah memesan makanan melalui perantara ojek online. Walau perlu sedikit menunggu, daripada tidak sama sekali, agaknya telat lebih baik harusnya. Hanya memesan makanan yang wajar dicerna orang-orang, dan hampir separuh dari jam 1 merenggut waktunya untuk menunggu makanannya datang, untungnya tadi tidak hanya makanan yang dia titipkan, dia juga membeli obat untuk dirinya, yang dia rasa tidak hanya cukup dengan paracetamol yang ada di laci meja belajarnya saat ini.

Setelah usai dengan urusan santapannya itu, dia mulai merasa lumayan dengan perut yang terisi, dia mengambil obat racikan yang dia dapat dari apotek melalui perantara ojol, dan meminumnya. Dia teringat bahwa dirinya masih punya simpanan, sebuah cokelat batangan, yang dia tidak memungkirinya, bahwa Jiwa sendiri suka dengan cokelat. Dia mengambil batangan cokelat itu dari tasnya dan membuka bungkusnya tersebut, dia juga mengambil ponselnya yang tadi habis dia pakai untuk memesan makanan. Kini dia rasa dia sudah enakan untuk melakukan semua ini, harusnya tidak ada khawatir, selagi dirinya tidak melakukan salto saja, atau sesuatu yang sama bodohnya. Dia tidak duduk di atas kursi, takut yang tadi terulang lagi. Dia rebahan saja, bersender di sebuah bantal, yang dia berdirikan menempel dengan tembok. Dia membuka instagramnya, setelah tadi selesai membalas pesan dari Riri yang khawatir tentang dirinya. Dengan sesaat dia merasakan tubuhnya sehat kembali, meski sesaat. DM yang tadi dia kirimkan atas reply instastory Windy.

Windy301

Oh, kasihan banget kamu:(
Semoga cepet sembuh, ya, buat kamu. Jangan lupa obatnya diminum;) Banyak-banyak istirahat, jaga kesehatan, jangan capek-capek.
Get Well Soon Jiwa...

Sebuah reply singkat, bukan dari seorang yang dia cintai, atau dari seorang lelaki berparas tampan. Hanya seorang yang tidak pernah dia tahu bagaimana paras cantiknya. Namun, berbakat dan membuatnya terhibur dengan bakatnya.

Jiwa yang SepiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang