Jiwa yang Sepi

#8

Windy301

maksudnya, itu ada di tag.

hehe, cantik ya temenmu.

Seandainya dirinya pasrah dan menjawab yang lain, dia harus malu dengan sesuatu nantinya.

Jiwa_suji

Ohh... Makasih kak, aku mewakili Riri wkwk.

Btw, kak Windy pasti lebih cantik.

Windy301

Nggak, aku insecure lihat kalian, wkwk.

Mereka menghabiskan obrolan daring dengan canda gurau, dan beberapa obrolan sefrekuensi mereka, tentunya tentang dunia mereka berdua yang masih serumpun.

Windy301

Malming gak kemana-mana kamu?

Jiwa_suji

gak, nih.

Windy301

Jomblo, ya...

Jiwa_suji

Hehe...

Sebenarnya bukan sesuatu yang ingin dia bahas, karena ini sudah bukan lagi dunianya yang sefrekuensi.

Jiwa_suji

Oh, iya, kak. Kak Windy kalau nulis cerita itu dapet inspirasi dari mana?

Windy301

Mau tahu?

Jiwa_suji

Mau dong.

Windy301

Sebenarnya inspirasi itu datang dari dunia nyata, dari dalam diri aku.

Jiwa membaca bagian terkahir, dan dia terkejut, meski harusnya tidak. Dia tidak banyak tahu kalau seseorang itu berani mengangkat kisah nyatanya menjadi sebuah karangan, meski dia tahu yang namanya karangan selalu dikarang.

Windy301

Mulai dari Nia, vivi si gadis kecil kesepian, Ani si gadis perawan yang tidak pernah tahu jalan hidupnya, dan Tirta.

Eh, Tirta bukan cerita hidup aku, aku pernah denger dari seseorang, sahabat aku. Syukur aku gak pernah rusak karena cinta hehe.

Jiwa membaca bubble pesan kedua, rasanya dia ingin mengatakan sebuah kejujuran, bahwa dirinya sudah rusak. Dia merasa Windy adalah orang yang tepat, dia adalah seseorang yang mungkin lebih baik dari Riri untuk menjadi pendengar aibnya, karena terlalu malu untuk membuka aib kepada seseorang dekatnya, mungkin dengan seorang penulis akan lebih baik.

Jiwa_suji

Kalau aku sudah rusak, Kak.

Windy301

Ha?

Aji paham, meski yang dia kirim adalah 2 huruf dan 1 tanda tanya. Dia hanya kaget, dan memastikan kekagetannya.

Jiwa_suji

Iya, aku pernah punya pasangan, dan kita pernah tidur bareng, dan ngelakuin suatu hal. Yang pada akhirnya aku menyesal ngelakuinnya.