Happy Reading ♥️
_________Sebelumnya di ... (Rasa2 pen ganti judul deh, biar gak vulgar2 amat 😂. Komen saran judul yes)
"Hello ...." Laki-laki itu mengangkat tangan menyapa Garin, namun berhenti sejenak untuk berpikir. "Ah, ya, Garin," lanjutnya.
Garin berkerut alis, sedikitnya tidak menyangka jika laki-laki blasteran itu akan sudah mengetahui namanya.
_______"Right?" tanya laki-laki itu, jadi ragu. Beralih menatap Janu karena Garin diam saja mendengar sapaannya.
"Garin, kenalkan, ini Liam," kata Janu menengahi.
Liam bangkit lalu menarik setelannya untuk merapikan diri. Berjalan sebentar, ia berhenti di depan Garin, kemudian mengulurkan tangan untuk berkenalan.
"Liam," katanya.
Agresif dan percaya diri, adalah kesan pertama yang Garin dapati dari seorang Liam. Garin menyambut uluran tangan itu dan menjawab, "Garin."
Liam tersenyum sebelum melepas jabat tangan mereka, ia berjalan kembali ke kursi yang tadi.
"Kamu lebih pendiam dari yang saya dengar," komentar Liam. Dengan punggung bersandar kursi, ia memangku satu kakinya sendiri.
"A-apa?" Garin lebih bingung lagi. Apa maksud Liam barusan? Apakah itu maksudnya Liam sudah mendengar apa pun tentang dirinya, sebelum ini? Atau suaranya terlalu pelan? Atau bagaimana?
"Never mind," jawab Liam mengibaskan tangannya.
"I've told you to cut your hair," kata Janu menatapi penampilan sepupunya.
"What's wrong with this beautiful hair?" Liam menyugar rambutnya, tampak begitu bangga dengan itu.
"At least, tie it up," lanjut Janu.
"Okay, next time," jawab Liam tak acuh.
Janu berdecak lalu menghela napas.
"Rin, pinjami dia ikat rambut!" kata Janu.
"Ya, Pak." Saat itu juga Garin menarik kuncir dari rambutnya sendiri, lalu mengulurkannya pada Liam.
"W-what the ...," kata Liam, tak menyangka Garin akan langsung melepaskan ikatan rambutnya sendiri untuk menuruti perintah Janu.
Janu tertawa pelan. "Antar dia, Rin, ke ruangan sebelah, bekas ruangan Adit."
"Baik, Pak." Garin mengangguk. Ia beranjak lebih dulu dan berkata, "Mari, Pak Liam."
Sambil menggerutu Liam bangkit untuk mengikuti Garin.
"Kalau sampai di ruangan sebelah rambutnya belum terikat, tolong bantu ikatkan, Rin," seru Janu, tepat saat Garin membuka pintu.
Garin berhenti untuk menahan pintunya tetap terbuka. Tersenyum geli, melihat Liam memutar bola mata gara-gara perintah sepupunya itu.
"Baik, Pak," jawab Garin, saat Liam melewatinya.
Garin menutup pintu, sedangkan Liam menunggunya. Garin mampir ke mejanya sendiri untuk meletakkan agenda, juga mengambil ikat rambut lainnya. Tidak lama, ia sudah kembali. Sambil berjalan melewati Liam, ia menguncir rambutnya kembali.
"Kalian kelihatan cocok," gumam Liam. Sambil mengikuti Garin, ia lipat lengannya di dada.
Tangan Garin sampai terhenti sesaat, sebelum akhirnya mencapai gagang pintu ruangan Liam.
"Mmm ... apa ya sebutannya?" lanjut Liam mengusap dagu. "Oh, ya!" seru Liam berhasil mengingatkan kata yang ia cari. "Serasi. Serasi seperti ... lover, mm, apa sebutannya dalam bahasa Indonesia? Kekasih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Filthy Secret
RomanceMenjadi simpanan, menjadi selingkuhan, mungkin terlalu muluk-muluk bagi Garin. Ia mencintai sang atasan, namun dianggap tak lebih dari pemuas nafsu yang dibayar setelah digunakan. Digunakan sebagai pelampiasan karena tak ingin menodai tunangannya. "...