Udah berapa bulan gess? <( ̄︶ ̄)>
#plakk TertamparHappy Reading ( ˘ ³˘)♥
________________________Beberapa hari kemudian ...
Di atas ranjang Garin duduk sembari mendengarkan suara di seberang ponselnya. Wajahnya semringah mendengar persetujuan temannya atas permintaan untuk menerimanya bekerja.
"Besok udah bisa masuk, ya?" tanya Garin.
"Bosnya lo apa gue sih?" semprot wanita di seberang telepon.
Garin tertawa saat menyadari dirinya sudah terlalu bersemangat. Namun, walau mengomel, sang bos akhirnya mengiyakan juga.
"Tapi, serius ya, urusan gaji gue jelas gak bisa kasih sebanyak gaji lo yang dulu," kata Lita, mengingatkan.
"Iya," jawab Garin, "lagian cuma sementara ini."
"Lagian kenapa lo keluar sih? Bukannya di sana dulu posisi lo udah enak?"
Garin tersenyum masam, getir harus teringat tentang hal itu lagi.
"Udah capek aja kerja di belakang meja." Garin beralasan, "hidup cuma sekali, kayaknya gak seru kalau di sana terus. Gue pengin nyoba-nyoba yang lain juga. Temen-temen gue udah pada nemu passion-nya, gue masih gini-gini aja."
"Ya elah, kayak masih muda amat sih lo, hari gini mikir passion. Orang dapat kerjaan, bisa makan aja udah syukur, Rin. Ini dapat kerjaan enak malah …."
"Udah, ah, ngomelnya besok aja pas ketemu di toko. Bye!" Tak menunggu lama, Garin memutuskan sambungan telepon mereka. Ia tersenyum geli menatap layarnya, yakin kalau Lita tengah mengomel dan memaki dirinya di sana.
Bukan maksud Garin untuk berlaku tak sopan begini. Ia hanya malas mendengar omelan untuk sikap, yang sebenarnya tidak ia lakukan. Passion? Jelas bukan itu alasannya berhenti.
____________
"Apa kamu mau tinggal kalau aku batalkan pernikahanku sama Gina?" kata Janu, terdengar putus asa.
Hening. Garin tak bisa langsung menjawabnya. Untuk sesaat ia terlebih dahulu harus menanyakan pendengarannya. Membatalkan pernikahan dengan Gina? Benarkah itu yang Janu tawarkan padanya?
Garin menarik napas dalam. Setelah yakin dengan tawaran Janu, dia tidak perlu waktu lama untuk menetapkan keputusannya.
"Kamu gak paham maksudku," kata Garin, "aku berharap aku yang lebih dulu mengenal kamu daripada dia karena aku harap aku punya lebih banyak kesempatan untuk membuat kamu jatuh cinta, sebelum ada Gina. Aku harap aku bukan orang ketiga, bukan orang yang hadir di antara kalian."
Garin melepaskan gagang pintu itu, lalu berbalik menatap Janu walau jarak mereka dekat sekali.
"Aku gak mau merusak hubungan orang. Aku gak mau menyakiti seseorang, apalagi sesama wanita."
Tangan Janu turun perlahan, lepas dari pintu ruangannya.
"Aku berhenti untuk kebaikan semua orang dan gak akan berubah pikiran dengan apa pun yang kamu tawarkan."
_______________
Garin menarik napas dalam, mengingatkan hatinya bahwa semua akan baik-baik saja. Bahwa ia akan sembuh pada waktunya.
Ponsel di tangan Garin berdenting. Garin melihat pesan yang masuk dan tertawa membaca makian Lita untuknya. Tak berniat membalasnya, Garin meletakkan ponsel di bantal lalu bangkit untuk keluar kamar.
Garin sampai di luar. Ia tengah menyiapkan minuman, saat mendengar ketukan dari pintu depan. Garin meninggalkan gelasnya untuk menuju ke ruang tamu. Ketukan terdengar lagi saat Garin sampai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Filthy Secret
RomanceMenjadi simpanan, menjadi selingkuhan, mungkin terlalu muluk-muluk bagi Garin. Ia mencintai sang atasan, namun dianggap tak lebih dari pemuas nafsu yang dibayar setelah digunakan. Digunakan sebagai pelampiasan karena tak ingin menodai tunangannya. "...